Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
“Aa... ne. Kebetulan aku juga
ingin makan siang dan tak ada yang menemani. Berarti kita sama-sama saling
menemani...”, ucap Yesung oppa sambil tertawa.
“Aa... ne...”, kataku sambil
tertawa.
Akhirnya kami makan siang bersama. Sama-sama
saling menemani. Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Dan sudah lama
pula aku sama sekali tak mendengar kabar tentangnya. Kami berbincang cukup
lama. Banyak yang kami bicarakan. Aku baru tahu kalau dia baru saja
menyelesaikan S2nya di Amerika dan belum lama ini dia baru kembali ke Korea.
Pantas saja aku sama sekali tak pernah tahu tentang kabarnya.
Karena waktu sudah menunjukkan hampir setengah
4, aku berpamitan padanya dan kembali menuju kantorku. Sebelum aku pergi, kami
bertukar nomor ponsel agar lebih mudah untuk berkomunikasi.
“Lain kali jika bertemu lagi kau harus mau
menemaniku berjalan-jalan. Entah hanya sekedar untuk makan, nonton ataupun
berbelanja...”
“Ah... ne. Jika aku memiliki waktu luang aku
pasti akan menemanimu oppa.”, ucapku sambil tersenyum.
--Hye Kyung pov end--
--Yesung pov--
“Kyaa~ akhirnya aku bisa
bertemu dengan Kyunnie...”, ucapku sambil meloncat kegirangan di kamar.
Omona~ betapa yeppeonya dia... Cukup lama aku tak bertemu dengannya...
Kyaa~ ani.. ani.. ani.. Sudah sanagt lama sekali aku tak bertemu dengannya...
Dia benar-benar berbeda, walau tak sepenuhnya berbed dengan Kyunnie yang ku
kenal dulu... Dia terlihat dewasa, mandiri dan tentu saja betambah yeppeo...
Aku harus bertemu dengannya lagi dalam waktu dekat ini. Tak sabar rasanya untuk
bertemu lagi dengannya di lain kesempatan....
“Kyaa~ rupanya kau melamun
Yesung-ah...”
Sontak saja aku kaget. Hyun
Joong-ah sangat keterlaluan. Datang tiba-tiba dan tanpa permisi masuk ke
kamarku. Dan dengan tak sopannya sudah menjitak kepalaku.
“Aigoo~ sakit Hyun
Joong-ah...”, ucapku sambil memegangi kepalaku yang sakit.
“Kulihat daritadi kau
senyum-senyum sendiri. Ada apa denganmu..??”, ucapnya yang tiba-tiba saja
langsung memegangi keningku.
“Badanmu tidak sedang demam
Yesung-ah...”, ucapnya lagi.
“Ya~ kau kira aku ini sedang
sakit hah..!!! Kau itu keterlaluan sekali Hyun Joong-ah...”, ucapku sedikit
sewot.
“Lalu kenapa kau
senyum-senyum sendiri..??”, tanyanya.
“Memangnya kau tidak pernah
seperti itu Hyun Joong-ah..?? Kasihan sekali kau tidak pernah seperti itu.
Sepertinya hidupmu tidak pernah sebahagia diriku. Kasihan sekali kau...”,
ucapku nyeleneh.
“Mwo..?? Enak saja. Hidupku
jauh lebih bahagia daripada kau Yesung-ah...”, jawabnya dengan nada sedikit
agak sombong.
“Ya~ aku tahu kenapa kau
seperti itu Yesung-ah... Kau sedang jatuh cinta kan..?? Biar aku tebak... Pasti
kau sudah berhasil dengan tak sengaja bertemu dengan Hye Kyung. Betulkan
tebakanku..??”, ucapnya layaknya sang peramal.
Aku hanya mengangguk
mengiyakan ucapannya. Walaupun dia sempat membuatku sewot tapi karena aku
sedang merasa bahagia sebab 3 hari yang lalu aku begitu mujur bisa bertemu
dengan Kyunnie tanpa sengaja saat aku sedang iseng-iseng berjalan-jalan keluar
rumah karena merasa bosan berada di rumah selama seminggu, jadi aku tak
memperdulikan keisengannya saat ini.
“Kapan kau akan mengajaknya
untuk bertemu lagi..??”
“Molla...”
“Mwo..?? Dasar pabo... Kau
harus cepat-cepat mengajaknya untuk bertemu kalau kau tak mau Hye Kyung diambil
oleh namja lain.”
“Dia sedang sibuk Hyun
Joong-ah. Mana mungkin aku mengajaknya bertemu dalam waktu dekat. Mungkin Sabtu
depan aku akan mengajaknya bertemu. Kurasa hari itu dia sudah tak terlalu sibuk
dengan pekerjaannya.”
“Lebih cepat, lebih baik
Yesung-ah...”
“Aku juga maunya seperti itu
tapi situasi sedang tak mendukungku Hyun Joong-ah. Aku harus bisa bersabar. Aku
tak mau merepotkannya hanya karena aku ingin ditemani olehnya untuk
berjalan-jalan dan dengan terpaksa walau tanpa sepengetahuanku dia malah
meninggalkan pekerjaannya. Aku tak mau dia seperti itu Hyun Joong-ah.”, jawabku
panjang lebar.
“Aa, ne... You’re right
Yesung-ah.”
--Yesung pov end--
Setelah hari Sabtu saat
pertemuan kedua mereka, Yesung dan Hye Kyung jadi sering bertemu walau hanya 1x
dalam 1 minggu. Mereka terlihat sangat dekat sekali. Seperti sudah saling
mengenal sejak mereka masih kecil. Memahami sikap dan sifat satu sama lain.
Banyak yang berpikir kalau mereka sudah berpacaran tapi banyak pula yang
menganggap kalau hubungan mereka seperti seorang dongsaeng dengan oppa. Walau
banyak yang berpendapat ini dan itu tentang hubungan mereka, mereka tetap tak
memperdulikan pendapat-pendapat itu. Hubungan mereka mengalir seperti air
mengalir. Entah sampai mana akan berhentinya aliran air tesebut. Tak seorangpun
yang tahu.
--Hye Kyung pov--
“Oppa, maukah kau menemaniku
mengunjungi makam Jinyoung oppa dan Youngmin oppa...??”, tanyaku pada Yesung
oppa.
“Ne, tentu saja aku akan
menemanimu chagia~”, ucapnya lembut.
“Gomawo oppa...”
“Ne, cheonma. Apa hari ini
kau akan ke makam..?? Jam berapa kau akan kesana..?? Kau ingin kujemput jam
berapa..?? Apa ingin kubelikan bucket bunga sebelum aku menjemputmu
chagia..??”, tanyanya seperti wartawan.
“Ya~ banyak sekali
pertanyaanmu oppa. Aku bingung harus menjawab yang mana dulu..”, ucapku sambil
sedikit tertawa.
“Jeongmal..??”, ucapnya yang
terdengar begitu polos.
“Ya~ oppa pasti tampangmu
sangat aegyo saat ini.”, jawabku sambil tertawa dan membayangkan ekspresi wajah
namjachinguku saat ia mengatakan hal itu.
“Ya~ jangan tertawa seperti
itu chagia~. Sudahlah jawab saja pertanyaanku...”, ucapnya dengan suara yang
terdengar seperti sedang malu.
“Aku akan kemakam hari
ini. Jemput saja pukul 1 siang nanti.
Kau tidak perlu repot-repot membelikan bucket bunga itu. Nanti saja dijalan
kita membelinya. Setelah itu aku ingin pergi makan bersamamu oppa. Kau sedang
tidak sibuk kan..??”, tanyaku mencoba memastikan.
“Ani...”
“Jeongmal..??”
“Ya~ untuk apa aku
berbohong. Aku sedng berada di rumah sekarang. Aku tidak sedang berada di
kantor. Kau bisa telpon ke rumah jika tak percaya padaku.”, ucapnya sedikit
sewot.
“Ya~ aku percya padamu oppa.
Lagipula sebelum aku menelponmu, aku sudah lebih dulu mengobrol dengan umma.
Jadi tanpa perlu aku tanyakan, umma sudah memberitahuku kalau kau ada di rumah
hari ini.”
“Aaiisshh... kau ingin mengujiku
apa aku sedang berbohong padamu atau tidak..??”
“Ani... Aku tidak sedang
mengujimu. Aku hanya memastikan saja oppa.”
“Itu sama saja Kyunnie..”,
ucapnya gregetan.
“Beda oppa, menguju dengan
memastikan itu berbeda artinya.”
“Jika kau penggal seperti itu
artinya memang berbeda. Tapi kalimat yang kau ucapkan dengan yang kuucapkan
maknanya itu sama Kyunnie...”
“Beda oppa...”
“They have the same
meaning...”
“No...”
Kyunnie, apa sekarang kau
sedang menguji kesabaranku dengan sikap keras kepalamu itu..??”, ucapnya yang
terdengar sambil menahan emosinya.
“Ani. Hanya ingin tahu saja
seberapa besarkah rasa sabarmu saat menghadapi sifat keras kepalaku...”, ucapku
sambil terkekeh dan langsung memutuskan telponnya.
Aku sengaja melakukan hal
itu karena aku senang sekali mendengar suaranya yang menahan rasa amarahnya.
Jujur saja selama 3 bulan berpacaran dengannya, Yesung oppa tak pernah marah
dihadapanku. Tapi aku selalu mendapat laporan dari Hyun Joong oppa kalau dia
selalu menjadi sasaran empuk Yesung oppa. Dihadapan Hyun Joong oppa, Yesung
oppa melampiaskan semua kemarahannnya saat sifat keras kepalaku kumat. Aneh,
kenapa ia tak langsung saja marah dihadapanku. Kalaupun ia marah dihadapanku,
aku pasti akan sedikit melunak.
--Hye Kyung pov end--
“Kyunnie...!!! Yesung sudah
datang...!!! Cepatlah...!!!”, ucap sang umma setengah berteriak dari lantai
bawah setelah sebelumnya mempersilahkan Yesung untuk duduk.
“Ne umma. Sebentar lagi aku
akan turun...!!!”, teriak Hye Kyung dari dalam kamar.
Dug... dug... dug... dug...
Terdengar langkah Hye Kyung
yang terburu-buru turun dari tangga sambil menenteng sepatunya. (sepatu yang
author maksud itu yang kayak sepatu pantofel teplek itu lho...!!! Readers
ngerti kan...??? Udahlah anggap aja ngerti ma maksud author... #author rada maksa
^^)
“Mianhae oppa... Apa kau
sudah lama menungguku..??”, ucap Hye Kyung yang langsung duduk tak jauh dri
Yesung.
“Ani...”, jawab yesung
sambil menggelengkan kepalanya.
“Cepat habiskan green tea
buatan umma. Aku tak mau kau mengecewakan umma hanya karena tak
menghabiskannya.”, ucap Hye Kyung sambil sibuk memakai sepatu yang ditentengnya
tadi.
“Ne....”, ucap Yesung yang
langsung menyeruput habis green tea buatan umma Hye Kyung.
“Kajja...”
“Mana umma...?? Kita harus
berpamitan dulu.”, ucapnya sambil bangkit dari duduknya.
“Gidariseyo...”
Hye Kyung sedikit berlari ke dalam. Tak lama ia telah muncul kembali.
“Kajja oppa. Aku sudah berpamitan pada umma. Kata umma pergi saja
karena sudah terlalu siang, matahari akan bersinar cukup terik hari ini. Aku
juga sudah menyampaikan pamitmu pada umma.”, ucap Hye Kyung sambil menarik
lengan Yesung.
“Mwo...?? Kau ada-ada saja Kyunnie. Mana bisa berpamitan dititipkan
pada orang lain.”
“Bisa oppa. Tadi aku bisa melakukannya. Jadi tak ada yang tak mungkin
kan..??”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Ya sudahlah.”
Yesungpun membukakan pintu mobilnya untuk Hye Kyung. Dengan segera ia
masuk kedalamnya. Tak lama sedan merah sport itu meninggalkan rumah Hye Kyung.
Dipemakaman...
“Annyeong Key...”, ucap Hye Kyung lembut.
“Annyeong Key...”, ucap Hye Kyung lembut.
“Annyeong...”, sapa Yesung.
“Mianhae Key... aku baru bisa menemuimu. Pekerjaanku sedang banyak
sekali. Sepertinya tanpa perlu kujelaskan kau pasti sudah tahu seberapa yang
kumaksudkan tadi. Key... neomu bogoshipo... aku tak akan pernah membedakan
namjachingu-namjachinguku. Kalian tentu saja berbeda. Memiliki karisma dan
sifat tersendiri. Karena itu aku selalu merindukan kalian. Hari-hari yang
kulalui bersamamu benar-benar hari yang sangat indah. Kau menunjukkan semuanya
padaku. Gomawo Key... mungkin jika aku tak pernah bertemu denganmu, aku tak
bisa seperti ini sekarang. Mungkin aku akan terus bergantung pada orang lain.
Ini... aku bawakan bunga lily putih yang sering kau letakkan dikamarku secara
diam-diam.”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
Setelah memberikan hormat dan mendoakan Key, mereka pun berlalu dan
menuju makam Youngmin yang letaknya sekitar 5m dari makam Key.
“Annyeong Youngmin...”, sapa Yesung tersenyum.
“Annyeong Youngppa...”
Hye Kyung meletakkan bucket bunga lavender yang biasa mereka beli dulu
untuk menghiasi kamar mereka masing-masing. Setelah itu Hye Kyung memberi
hormat dan mendoakan Youngmin.
“Aku sengaja membawakanmu bunga lavender. Apa kau ingat oppa... dulu
kau sering sekali memberikanku bunga lavender. Semenjak itu kita selalu membeli
bunga lavender itu bersama-sama dan meletakkannya dikamar kita masing-masing.
Youngppa... kau pergi begitu cepat. Mianhae oppa... neomu mianhae... aku
terlambat untuk menyadari perasaanmu padaku saat itu. Jika itu tak terjadi,
kupastikan kenangan itu akan terukir dengan indahnya baik didalam hatiku dan
juga di dalam hatimu. Akan begitu banyak cerita yang bisa kukenang. Akan banyak
waktu yang bisa kulewati bersamamu. Oppa... aku merindukan saat-saat itu. saat
kau menari-nari karena terlalu senang... saat kau bernyanyi, entah bernyanyi
apa karena kau selalu membuatnya seperti lawakan. Aku merindukan senyuman
angelmu oppa... Mungkin itu hanya akan ada dalam pikiranku. Entah kapan aku
bisa melihat senyuman itu lagi. Kurasa tak akan pernah lagi. Oppa... kuharap
kau bahagia hidup disana. Mungkin kini kau sudah bertemu dengan Key. Kuharap
kalian hidup penuh dengan kedamaian. Kurasa tak ada lagi yang perlu kuceritakan
lagi pada kalian berdua. Pasti kalian sudah mengenali namja yang bersamaku saat
ini.”
_Flashback..._
“Chagia~ apa yang sedang kau lakukan di dalam sana..??”, tanya
Youngmin penasaran.
Hye Kyung terkejut karena ia mulai mendengar langkah Youngmin yang
sepertinya akan menghampirinya.
“A.. ani oppa. Aku tidak sedang melakukan apa-apa. Hanya sedang
membuatkan green tea untukmu seperti biasanya.”, jawab Hye Kyung yang dengan
segera menyelesaikan pekerjaannya karen atakut surpricenya diketahui oleh
Youngmin.
“Kau duduk saja dengan tenang di ruang tv oppa... Tak perlu melihat apa yang sedang kulakukan saat ini.
aku kan sedang membuatkan minuman untukmu...”, lanjutnya.
“Baiklah.”, jawab Youngmin sambil kembali ke tempat duduknya semula.
Syukurlah... Youngppa sudah
kembali duduk di sofa... Aku harus cepat-cepat menyelesaikannya...
gumam Hye Kyung yang kembali menyelesaikan garnis untuk masakan serta cake buatannya.
Tak lama Hye Kyung muncul dengan membawa hasil cake buatannya.
“Taaa....ddaaaa....”, ucap Hye Kyung.
“Mwo..??”, ucap Youngmin kebingungan.
“Saengil chukka hamnida Youngppa...”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
Youngmin hanya tersenyum. Ia terkejut dengan apa yang dilakukan Hye
Kyung sekaligus bahagia karena bisa melewati hari bahagianya itu bersama dengan
orang yang dicintainya. Hye Kyungpun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk
Youngmin.
“Sebelum meniup lilinnya, kau harus membuat beberapa keinginan untuk
hari-harimu ke depan Youngppa...”
“Ne.. baiklah. Kuharap aku diberikan umur yang panjang dan bisa
membahagiakan semua orang disekelilingku terutama keluarga dan yeojachinguku. Fuuuuhhhh....”.
“Gomawo chagia~...”, ucapnya sambil tersenyum lalu mencium kening Hye
Kyung.
Sejenak Youngmin memandangi cake yang berada di tangan Hye Kyung. Hye
Kyung yang menyadari youngmin memandangi cake itu, ia kemudian bertanya.
“Wae oppa..?? Kenapa memandangi cake ini seperti itu..??”
“Ani... gwaechana. Hanya saja... kenapa cake ini terlihat begitu
asing. Kyaa~ dan lihatlah bentuk serta hiasannya... Kenapa ada yang membuat
cake seburuk ini. Rupanya tahun ini aku mendapatkan kejutan cake yang paling
terburuk sepanjang hidupku...”, ucap Youngmin sambil menunjukkan mimik muka
yang tak menyenangkan.
“Mwo..?? Cake ini sangat buruk...??”
“Ne, coba saja kau perhatikan cake itu.’, ucap Youngmin sambil berlalu
dari hadapannya.
Merasa kesal dengan ucapan Youngmin barusan, Hye Kyung memutuskan
meletakkan kue itu di meja lalu berkata...
“Kau tega sekali oppa... Berkata seperti itu padaku... Aku memang tak
pandai membuat cake... Tapi aku sudah berusaha untuk membuatnya semenarik
mungkin... Sepertinya perkataanmu ada benarnya oppa... Cake ini memang sangat
buruk...”, ucap Hye Kyung memelas sambil mengambil kembali cake yang
diletakkannya di meja dan berencana untuk membuangnya ke tong sampah.
Belum sempat jari Hye Kyung menyentuh cake itu, Youngmin sudah
menyentuh tangan itu dengan lembut dan menariknya lalu memeluk tubuh Hye Kyung
dengan erat.
“Kau itu... hari ini kau tidak bisa kuajak bercanda sama sekali. Kenapa
kau jadi sensitif seperti ini Kyunnie...??”, tanya Youngmin sambil membelai
lembut rambut Hye Kyung.
Hye Kyung hanya terdiam. Tak menjawab pertanyaan itu.
“Mianhae... aku hanya bercanda. Sepertinya kau sanagt marah sekali
dengan ucapanku tadi. Neomu neomu mianhae...”
Hye Kyung tetap saja tak memberikan jawaban.
“Baiklah. Tak apa kalau kau tak mau menjawab pertanyaanku.”, ucap
Youngmin sambil melepaskan pelukannya.
“Tapi kali ini... kau pasti akan menjawabnya...”, lanjutnya.
Hye Kyung hanya terdiam. Dengan tanpa disangka-sangka dan diduga-duga
oleh Hye Kyung, Youngmin langsung menempelkan bibirnya ke bibir Hye Kyung.
Dengan perlahan dan penuh kelembutan serta kehangatan Youngmin mulai bergerak
membuka sedikit mulutnya dan mulai melumat bibir Hye Kyung. awalnya Hye Kyung
hnaya diam saja, tak membalas kecupan Youngmin. Tapi lama kelamaan amarahnya
mereda dan ia pun membalas tiap kecupan lembut yang diberikan oleh Youngmin
padanya.
_Flashback end..._
Hye Kyung dan Yesung pun meninggalkan pemakan itu. Banyak doa yang
mereka kirimkan untuk Key dan Youngmin. Dan untuk yang entah keberapa kalinya
mereka mengunjungi pemakan itu, mereka selalu membawa sebucket bunga lily putih
dan sebucket bunga lavender.
3 tahun kemudian...
“Kim Young Bum, kemari...”,
panggil Yesung.
“Ne appa... aku segera kesana...”
“Young Bum... kenapa lama sekali. Apa yang kau lakukan disana...??”,
tanya Hye Kyung.
“Aku hanya sedang melihat foto Key appa, umma.”, jawab Young Bum
polos.
“Wae..?? Kenapa kau begitu serius memperhatikan foto itu Young
Bum..??”, tanya Yesung.
“Key appa neomu kyeopta, neomu haenseom appa... Apa Key appa dan Young
appa adalah orang yang sangat ramah dan sangat baik seperti appa dan
umma...??”, tanya Young Bum polos.
“Ne... mereka itu adalah orang-orang yang sangat baik dan sangat
ramah.”, jelas Yesung.
“Oleh karena itu, kami memberikanmu nama Kim Young Bum. Itu adalah
perpaduan dari nama Key appa dan Young appa.”, sambung Hye Kyung.
“Jeongmal..??”
“Ne... Nama Key appa itu Kim Kibum dan nama Young appa adalah Jo
Youngmin. Kami menyingkatnya menjadi Kim Young Bum.”, jawab Yesung.
“Appa dan umma berharap kau akan memiliki sifat-sifat baik mereka. Ayo
beri salam pada Young appa...”, kata Hye Kyung sambil tersenyum.
“Annyeong Young appa.”, ucap Young Bum sambil tersenyum.
“Inilah akhir dari perjalanan cintamu Kyunnie...”, ucap Key yang
melihat kedatangan Hye Kyung dan Yesung.
“Ne... perjalanan yang sangat sulit untuk mencapai kebahagiaan yang
seutuhnya...”, sahut Youngmin.
“Hyung... aku merasa kalau aku namja yang sangat beruntung...”, ucap
Key.
“Wae..??”
“Aku bisa mendapatkan hati Kyunnie dan merasakan perhatian serta
ketulusan cinta Kyunnie...”, jawab Key.
“Aa~ ne... aku juga begitu Key. Dia yeoja yang benar-benar membuka
mataku. Banyak yang kudapatkan darinya walau aku hanya bisa memilikinya dalam
waktu sekejap. Aku sangat bersyukur karena dipertemukan dengan yeoja seperti
Kyunnie di ujung kehidupanku di dunia.”
“Gomawo Kyunnieku...”, ucap Key.
“Gomawo Kyunnieku...”, ucap Key.
“Gomawo chagia~ neomu bogoshipo...”
“Neomu saranghae....”, ucap Key dan Youngmin bersamaan.
Dan merekapun menghilang.....
---THE END---
0 comments:
Posting Komentar