Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
“Ani... aku hanya ingin memintamu untuk
berisitirahat di rumah. Kau sudah menjengukku setiap harinya sampai malam.
Bahkan saat libur kau menemaniku dari pagi hingga larut malam. Aku takut
kesehatanmu akan terganggu.”
“Aa.. ne. Araseo Key. Baiklah kalau begitu aku
akan langsung pulang ke rumah saja. Benar aku tidak usah menemanimu
disana...??”
“Ne.. tidak usah. Aku ingin kau istirahat
beberapa hari kedepan. Aku tidak ingin kau sakit chagia. Kau mengerti maksudku
kan..??”
“Ne... aku sangat mengerti. Baiklah jika maumu
seperti itu. Tapi jika kau sedang membutuhkan sesuatu atau menginginkan sesuatu
untuk dibawakan entah itu makanan atau minum kau harus memberitahuku agar aku
bisa membawakannya untukmu.”
“Ne chagi...”
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu..
neomu.. saranghae.”
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”, ucap Hye Kyung sambil menutup
panggilan Key.
------
--Key
pov--
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu..
neomu.. saranghae.”, kataku sambil menahan rasa sakit di kepalaku.
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”
Aku sudah tak sanggup lagi menahan rasa sakit
ini. Aku berusaha tetap terdengar baik-baik saja saat menelpon Hye Kyung. Aku
sengaja menyuruhnya untuk istirahat dirumah dan tak menjengukku di rumah sakit
dengan alasan kalau aku khawatir dengan kesehatannya.
Eonni... mana eonniku. Aku benar-benar sudah
tak sanggup lagi menahannya. Akhirnya aku memencet bel dekat ranjangku. 5 menit
kutunggu tapi tak satupun perawat yang datang ke ruanganku. Akupun menekannya
lagi. 15 menit, 20 menit entah sampai berapa menit aku menunggu tak satupun
perawat yang datang. Tiba-tiba saja penglihatanku mulai agak buram. Kepalaku
semakin sakit dan aku tak mampu menahannya. Aku mendengar langkah seseorang
menuju kamarku. Sekilas aku melihat orang itu tapi aku tak tahu itu siapa.
--Key pov end--
Tap..
tap.. tap..
Seorang perawat berjalan menuju kamar Key.
Saat membuka pintu, sang perawat mendapati Key yang sudah terlihat pucat dan
berkeringat. Dengan segera ia menghampiri Key dan memeriksa keadaannya. Lalu
tak lama ia menggunakan pesawat telepon yang ada disana untuk menelpon sang
dokter diruangannya. 10 menit kemudian Key dipindah ruangkan ke ruang tindakan.
Sesampainya
di kamar...
“Aa... akhirnya sampai juga...”, ucap Hye
Kyung sambil melepaskan ransel yang daritadi menempel di pundaknya.
“Baiklah.. hari ini aku harus istirahat. Lebih
baik ganti baju dulu setelah itu merapikan buku untuk besok baru aku tidur...”,
ucapnya sambil menuju kamar mandi.
Dalam sekejap ia telah berganti pakaian. Berjalan
menuju meja belajar, menyiapkan buku-buku untuk esok. Setelah itu Hye Kyung
menuju kasur empuknya. Membanting tubuh di atas kasurnya dan mencoba untuk
memejamkan mata. Tak butuh waktu lama akhirnya ia terlelap.
Di lain kamar seseorang tengah terbaring
lemah, berjuang untuk terus dapat hidup melawan kanker otak yang sudah di
deritanya 3 tahun belakangan ini yang disebabkan oleh kecelakaan beruntun yang
menimpanya di sekitar Myeongdong. Kecelakaan itu menewaskan 3 namja dan 2
yeoja. Key menjadi salah satu korban terparah akibat kecelakaan itu. Motornya
rusak parah. Kepalanya terbentur pinggiran jalan. Saat dievakuasi darah dari
kepalanya bercucuran dengan derasnya. Jika saja waktu itu ia telat dibawa ke
rumah sakit, mungkin ia tak akan ada lagi di dunia ini.
Kini, lagi-lagi ia harus bertaruh nyawa di
ruang operasi dan rumah sakit yang sama saat kecelakaannya waktu itu. Sang
eonni sangat cemas di luar sana. Operasi berjalan selama 3 jam. Sebenarnya Yora
ingin sekali memberitahukan hal ini pada Hye Kyung tapi Key terus berusaha
mati-matian untuk tak memberitahukan keadaan sebenarnya pada Hye Kyung.
--Key pov--
Ku lihat eonniku sedang mondar mandir di depan
ruang operasi. Apa yang sedang ia
lakukan..?? Akupun berjalan menghampirinya.
“Eonni... apa yang kau lakukan disini..??
Kamarku kan disebelah sana..??”
Anehnya eonniku sama sekali tak menjawab
pertanyaanku.
“Eonni... kenapa wajahmu cemas seperti itu..??
Waeyo..?? Katakan padaku..??”
Ia tetap terdiam. Aku bingung harus bertanya
pada siapa karena tak ada seorang pun disana kecuali eonniku. Ia terduduk lemas
di sebuah bangku yang tak jauh dari ruang operasi.
“Eonni.. kenapa kau tetap diam saja..?? Ada
apa ini..?? Siapa yang dioperasi..?? Eonni.. tolong jawab pertanyaanku..??”
Kini ia menangis. Hatiku miris melihatnya
seperti itu. Kulangkahkan kakiku mendekatinya. Mencoba memeluk untuk
menenangkannya. Tapi aneh... Kenapa aku sama sekali tak bisa menyentuhnya..??
Apa yang terjadi..?? Aku pun mencobanya lagi. Tapi tetap tak bisa. Ini
benar-benar membingungkanku. Aku sama sekali tak mengerti dengan keadaanku
sekarang. Kenapa aku tak bisa menyentuh eonniku..?? Oh God.. What happend with
me..?!!!
Akupun mencoba untuk memeluk eonniku lagi.
Nihil.. tetap sama. Aku sama sekali tak bisa menyentuhnya. Aku duduk disampingnya.
Menarik kedua kakiku lalu memeluknya erat. Mencoba memahami apa yang terjadi
pada diriku sekarang.
Entah berapa lama aku memikirkannya terlalu
banyak pertanyaan disana. Tapi tak satupun jawaban kudapat. Aku berlari keluar
rumah sakit. Mencoba menghentikan taksi dan pergi ke rumah Hye Kyung. Tak ada
satupun taksi yang membukakan pintu untukku. Saat ada seorang namja
menghentikan taksi akupun ikut masuk ke dalamnya.
Syukurlah tujuan namja ini tak jauh dari rumah
Hye Kyung. Sekitar 5 rumah sebelum rumah Hye Kyung, namja itu turun. Tentu saja
aku ikut turun dan langsung menuju rumah yeojachinguku. Semoga saja Hye Kyung bisa membantuku...
Kulihat Hye Kyung duduk di chairy. Itu sebutan
untuk bangku kesayangannya yang ada di balkon kamar. Aku menghampirinya.
“Chagia~ kejadian malam ini sungguh membuatku
bingung. Aku bertanya pada Yora eonni apa yang sedang dilakukannya di depan
ruang operasi tapi ia tak menjawabku. Kucoba bertanya lagi dan lagi dan ia
hanya terdiam. Aku mencoba memeluknya karena tiba-tiba ia menangis tapi
tanganku tak dapat menyentuhnya. Aku sudah mencobanya berkali-kali tapi tetap
saja tak dapat menyentuhnya. Apa kau tahu kenapa dengan diriku chagi..??”
“Malam ini terasa beda sekali..”, ucapnya
datar.
“Iya ini memang malam yang aneh..”,sahutku.
“Apa kau baik-baik saja..??”, tanya Hye Kyung.
“Kurasa begitu. Tapi ini sungguh-sungguh aneh
Kyunnie. Aku harus bagaimana..??”, tanyaku lagi.
“Bersabarlah..”, jawab Hye Kyung singkat.
“Chagia~ apa kau tahu..??”, tanyaku sambil
menatap langit.
“Kata-katamu mampu menghilangkan kegelisahan
di hatiku saat ini..”, ucapku lagi.
Lama aku memandangi langit. Langit malam ini
terlihat berbeda seperti kemarin. Tak cerah tak juga gelap. Mendung menyelimuti
langit malam ini. Aku kembali menatap wajah Hye Kyung yang terlihat sedikit
sendu.
“Kyunnie.. chagi.. mianhae, aku sudah
merepotkanmu. Aku merasa bersalah sekali padamu. Apa yang harus kulakukan untuk
menghapus rasa bersalahku ini..??”
“Kembalilah. Aku ingin kau kembali.”, jawab
Hye Kyung lagi-lagi dengan wajah datar.
“Mwo?!! Apa kau begitu marah padaku sampai kau
mengatakan hal itu..?? Apa kau baik-baik saja chagi..??”
“Kembalilah dan semuanya akan baik-baik
saja.”, ucapnya sambil tersenyum
“Baiklah aku akan kembali. Kurasa kau sudah
tak marah padaku. Sampai bertemu besok. Pai chagia...”
Ia sama sekali tak mengantarkanku sampai depan
gerbang seperti yang biasa ia lakukan jika aku berkunjung ke rumahnya. Matanya
yang indah terlalu sibuk memandangi langit malam ini.
--Key pov end--
--Hye Kyung pov--
“Malam ini terasa beda sekali..”, ucapku
datar.
Langit malam ini memang terlihat berbeda
sekali dengan biasanya. Bukankah
seharusnya malam ini terang bulan. Kenapa tiba-tiba terlihat mendung...??
Kupandangi langit malam ini cukup lama.
Tiba-tiba saja aku jadi memikirkan namjachinguku disana.
“Apa kau baik-baik saja..??”
Entah mengapa saat ini aku begitu
merindukannya. Ingin sekali berada disisinya. Menatap wajahnya, melihat
senyumnya yang hangat. Ingin sekali... ingin sekali...
Kubenamkan wajahku disela-sela kaki yang
kupeluk dengan erat karena begitu merindukan namjachinguku.
“Bersabarlah..”
Mungkin hanya itu yang bisa kukatakan pada
diriku sendiri. Mencoba menenangkan hatiku yang tengah gundah. Entah gundah
karena apa. Akupun juga tak tahu.
“Kembalilah. Aku ingin kau kembali.”
Aku ingin sekali ia lekas sembuh dari
sakitnya. Kurasa ia bukan kelelahan. Pasti ada yang sedang ia sembunyikan
dariku. Sesuatu yang pastinya tak pernah aku tahu selama ini. Apa yang kau sembunyikan dariku Key..??
Setiap menjengukmu di rumah sakit aku selalu merasa ada sesuatu yang kau
sembunyikan dariku... Ataukah ini hanya perasaanku saja yang terlalu khawatir
setiap aku melihatmu terbaring disana..??
“Kembalilah dan semuanya akan baik-baik
saja.”, ucapku sambil tersenyum
Aku mencoba kembali menghilangkan rasa
khawatirku dengan keadaannya disana. Tapi rasa khawatir ini terlalu besar.
Usahaku tersenyum untuk menghilangkannya saja tak mampu memudarkannya. Kini apa
yang harus aku lakukan. Aku terlalu merindukanmu saat ini Key...
Langit...
sampaikanlah rasa rinduku ini padanya... Aku ingin sekali melihatnya
tersenyum... Ingin sekali bercanda tawa lagi dengannya... Makan ice cream
kesukaanku lagi bersamanya... Ingin melakukan segala sesuatunya bersama
dengannya... Aku begitu merindukannya... sangat merindukannya...
--Hye Kyung pov end--
Di
kost-an Yesung...
“Bagaimana acara makan siangmu tadi..??”, tanya Hyun Joong.
“Menyenangkan..”, jawab Yesung singkat.
“Bagaimana masakannya..??”, tanya Hyun Joong penasaran.
“Mashita..”, jawabnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Hyun
Joong.
“Jinjja..??”, kini ia benar-benar terlihat penasaran.
“Ne.. ia pandai memasak. Rupanya aku salah satu namja ynag beruntung yang
bisa merasakan masakannya. Hahahaha...”, jawab Yesung bangga.
“Aku jadi penasaran..”, ucap Hyun Joong.
“Kalau begitu apa kau ingin kukenalkan padanya..??”, ucap Yesung sedikit
menggoda.
“Ya~ bukankah dia itu angelmu... Serela itukah kau menberikannya
untukku..??”
“Ya~ siapa yang ingin memberikan siapa..?!!! Aku hanya bertanya apa kau
ingin bertemu dan kenal dengannya. Hanya itu saja. Itu bukan berarti aku serahkan
dia padamu. Sampai kapanpun aku tak akan pernah merelakan dia bersamamu. Kau
tahu itu..?!!!”
“Kukira kau itu sudah melupakannya. Bukannya sudah beberapa hari ini kau
terlihat dekat sekali dengan Kim Hyu Ra. Kukira kau telah berpaling hati
padanya.”
“Mwo..??! Dia itukan temanku. Kau itu ada-ada saja.”
“Bukankah seorang teman bisa menjadi kekasihmu. Teman itu hanya awal dari
suatu hubungan bukan..??”
“Ne, tapi aku tak bisa berpaling dari angelku ini. Dia begitu spesial Hyun
Joong. Aku tak mungkin mnelepaskannya begitu saja.”
“Kau akan sulit mendapatkannya. Bukankah katamu ia sudah memiliki
namjachingu..??”
“Ne dia sudah memilikinya. Ya~ Hyun Joong... kenapa kau malah membuatku
down, harusnya kau menyemangatiku. Bukan membuatku drop seperti ini..”
“Aku bingung dengam jalan pikirmu. Kim Hyu Ra tak kalah yeoppo jika
dibanding angelmu itu. Kenapa kau tidak mencoba membuka hati untuk Hyu Ra..??”
“Aku sudah terlanjur menganggapnya teman. Kau tahu bagaimana aku kan Hyun
Joong. Sulit merubahnya..”
“Iya.. kau itu terlalu keras kepala Yesung...”
Di lain tempat...
Seorang namja tengah berjalan sendirian memecah keheningan malam. Mencoba
memahami masalah yang kini dihadapinya. Harus kemana ia bertanya, pada siapa ia
harus mengadu, ia sendiripun tak tahu. Entah langkah kaki membawa tubuhnya
kemana. Ia sudah tak peduli lagi. Ia hanya pasrah pada langkahnya. Ia tak
memiliki tujuan saat ini. Melamun dan melamun sepanjang jalan sampai kaki itu
membawanya kembali ke rumah sakit.
Seminggu sudah setelah kejadian aneh itu, kini Key mulai mengerti ada apa
dengan dirinya. Ia dalam keadaan koma. Jiwa dan raganya terpisah. Ia melihat
tubuhnya terbaring dengan lemahnya disana. Melihat sang eonni yang bersedih
melihat keadaan raganya yang lemah dan memucat. Kini kehidupannya tergantung
dengan selang-selang yang terhubung dengan alat pernafasan dan lainnya.
Sudah seminggu pula Hye Kyung tak menjenguknya dirumah sakit. Kini
bagaimana cara memberitahukan Hye Kyung tentang keadaannya sekarang. Menyentuh
eonninya saja tak bisa, mana mungkin Hye Kyung bisa melihatnya.
--Hye Kyung pov--
Akupun sibuk mengutak-atik ponselku.
Kalau aku menelpon
Key pasti dia akan melarangku untuk datang kesana. Bagaimana ini.. aku ingin
sekali kesana..
Kuputuskan untuk tak memberitahukannya sama sekali. Kuhentikan taksi dan
menuju rumah sakit. Dipertengahan jalan menuju rumah sakit tak lupa kubelikan
sebucket bunga lily putih dan beberapa jenis buah-buahan.
“Bagaimana keadaanmu Key..??”, tanyaku sambil menutup pintu kamarnya.
“Kyu.. Kyunnie..”, terdengar suara Yora eonni terbata.
Aku menoleh ke arah suara itu. Betapa terkejutnya diriku.
Apa aku tak salah
lihat..?!! Benarkah itu kau Key.. Benarkah itu kau..??
Seraya bunga dan buah yang kubawa terlepas begitu saja dari genggamanku.
Aku berjalan perlahan menghampiri Key yang terbaring sambil menittikkan air
mata.
Tidak mungkin..
Ini tak mungkin terjadi padamu.. Kemarin kau terlihat begitu sehat Key.. Ada
apa denganmu..??
Jujur.. aku tak bisa lagi menahan bendungan air mataku ini. Key yang
seminggu lalu aku temui nampak begitu ceria, sama sekali tak terlihat sakit
parah. Tapi kini, Key yang kulihat begitu lemah dan pucat.
“A..ada a..apa ini eonni..??”, tanyaku berusaha mengatasi kesedihan yang
terlalu saat melihatnya.
“Mianhae.. neomu mianhae Kyunnie. Dia yang melarangku untuk
memberitahukanmu seminggu yang lalu..”, jawab Yora eonni sambil menahan
tangisnya.
“Apa yang sebenarnya terjadi..??”, tanyaku sambil duduk dibangku sebelah
ranjang Key.
“Key menderita kanker otak stadium 4. Kini otaknya tengah dipenuhi cairan
yang sudah membeku akibat kecelakaan itu..”
“Ke.. kecelakaan..??!!”
“Ne, pasti dia tak memberitahukannya. Dia mengalami kecelakaan setelah dia
membeli kado untukmu di sekitar Myeongdong”
“Lihatlah.. betapa jahatnya kau
padaku. Kenapa selama ini kau menyembunyikannya dariku Key..?? Waeyo..??”
Aku tak sanggup lagi berkata apa pun. Namjachingu yang selalu menghiburku
saat aku sedang bersedih dan dalam masalah kini terbaring lemah tak berdaya dihadapanku.
Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menangis dan berdoa agar ia bisa
kembali padaku. Kembali menemaniku dan menghiburku.
Aku sangat
membutuhkanmu Key... Sangat membutuhkanmu...
“Relakan dia pergi.. Itulah yang terbaik untuknya. Walau berat tapi kau
harus melakukannya Kyunnie..”, kata Yora eonni dengan lemahnya.
Perkataan itu sontak saja membuat air mataku kembali mengalir dengan deras.
Waeyo..?? Kenapa
eonni mengatakan hal itu..?? Apa sudah tak ada harapan lagi baginya..??
Tidak..!!! Pasti masih ada harapan..!!! Pasti ada..!!! Dia akan sembuh..!!! Dia
akan lekas sembuh..!!! Key tak akan kemana-mana..!!!
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
Kulihat Kyunnie menangis. Aku paling tidak suka jika melihatnya menangis.
Tapi apa yang bisa kulakukan sekarang. Jangankan memeluknya, melihatku saja ia
tak akan pernah bisa. Aku hanya terdiam mematung melihatnya menangis sesedih
itu karena keadaanku.
Aku sangat
membutuhkanmu Key... Sangat membutuhkanmu...
Aku bisa mendengar kata hati Hye Kyung.
Aku bisa
mendengarnya chagi... Ingin sekali rasanya kembali dan bisa memelukmu lagi.
Tapi aku tak bisa kembali ke ragaku. Relakanlah aku chagi...
“Relakan dia pergi.. Itulah yang terbaik untuknya. Walau berat tapi kau
harus melakukannya Kyunnie..”, kata Yora eonni dengan lemahnya.
Kulihat Hye Kyung tak bisa menerima perkataan eonniku. Walau ia hanya diam
tapi aku bisa melihatnya dari pancaran matanya. Kini air matanya kembali
mengalir membasahi pipinya. Aku benar-benar tak sanggup lagi melihatnya seperti
itu. Aku ingin sekali memeluknya dan membiarkannya menangis dalam pelukanku.
Waeyo..?? Kenapa
eonni mengatakan hal itu..?? Apa sudah tak ada harapan lagi baginya..??
Tidak..!!! Pasti masih ada harapan..!!! Pasti ada..!!! Dia akan sembuh..!!! Dia
akan lekas sembuh..!!! Key tak akan kemana-mana..!!!
Ternyata ia memang benar-benar tak bisa menerima kalimat eonniku itu.
Kau harus bisa Hye
Kyung... Relakanlah aku... kau harus menerimanya walau tak adil bagimu tapi kau
harus melakukannya... Biarkan aku pergi ke dunia baruku dengan damai... Kau
akan menemukan namja yang akan menyayangimu seutuhnya selain aku...
--Key pov end--
Cukup lama Hye Kyung berada disana, menatapi namjachingunya yang terbaring
koma. Karena hari mulai gelap, ia pun berpamitan pada Yora eonni. Sepanjang
jalan ia hanya melamun. Memikirkan serta mengkhawatirkan keadaan Key. Ia sama
sekali tak memperhatikan kemana arah langkah kakinya sampai tiba-tiba...
Ttiiiiiiiiiiinnn...!!!!!!!
Read the next posting ...
moga2 readers belum bosen sama cerita yang satu ini ^^
0 comments:
Posting Komentar