Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
“Bagaimana, apa kalian sudah menemukan Kyunnie..??”, tanya Kyu oppa setibanya dikamar Suzy.
------
Gelengan, hanya gelengan
kepala yang didapat Kyu oppa. Mereka belum berhasil menemukan Kyunnie.
“Semalaman kami mencarinya
tapi tak ketemu juga oppa..”, ucap Suzy lemah.
“Kyunnie, kau kemana
sebenarnya..??”, keluh Kyu oppa panik.
Keadaan menjadi hening.
Mereka tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Duuggh...
“Suara apa itu..??”, suara
Kyu oppa memecah keheningan diantara mereka.
Dengan cepat mereka berlari
menuju asal suara yang mereka dengar.
“Kyunnie..”, ucap Kyu oppa
memanggil Hye Kyung.
“Mwo, Kyunnie apa yang kau
lakukan disini..??”, ucap Suzy hampir bersamaan dengan Kyu oppa.
“Tubuhnya panas, sepertinya
semalaman dia berada disini..”, ucap Gongchan sambil memegangi kening Hye
Kyung.
Kyuhyun oppa dibantu dengan
Gongchan mengangkat tubuh Hye Kyung dengan perlahan dan memindahkannya ke
dalam. Suzy langsung menuju dapur dan menuangkan air hangat untuk
mengompresnya.
“Kyunnie, wae..?? Untuk apa
kau ada di balkon..??”, ucap Suzy sedih karena melihat wajah sahabatnya yang
sudah pucat pasi.
“Dia menangis semalaman
sepertinya..”, kata Kyu oppa sambil mempertajam pandangan matanya ke wajah Hye
Kyung.
“Ya~ cerobohnya aku. Ini
semua salahku oppa. Mianhae, neomu mianhae. Andai saja aku tak menyelipkannya
di salah satu majalah itu, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini. Mianhae,
neomu mianhae...”, ucap Suzy menyalahkan dirinya.
“Sudahlah ini bukan salahmu
Suzy. Lama kelamaan dia juga akan tahu tentang surat itu. Kurasa lebih cepat
dia tahu itu akan jauh lebih baik baginya. Walau keadaannya harus seperti ini,
tapi percayalah ini semua akan kembali normal lagi..”, kata Kyuhyun mencoba mencairkan
suasana.
1 setengah tahun telah
berlalu, Hye Kyung saat ini memang terlihat jauh berbeda dengan Hye Kyung yang
dulu. Kini ia menjadi seorang yeoja yang agak pendiam, ia lebih suka
menyendiri. Entah menyendiri karena apa tak ada yang tahu baik appa, umma, oppa
dan sahabat-sahabatnya. Mereka sudah kehabisan akal untuk membuatnya kembali
seceria dulu.
Tepat hari itu, tanggal 17
Januari tepat saat musim dingin orang-orang terdekatnya dikejutkan dengan
perubahan Hye kyung yang sangat mendadak. Tentu saja mereka sangat mendukung
perubahan itu.
“Bantu aku, kalian harus
membantu kembali seperti Hye Kyung yang dulu lagi. Kalian mau
membantukukan..??”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Pasti... kami pasti akan
membantumu kembali Hye Kyung”, jawab appa, umma, oppa dan sahabat-sahabatnya
hampir bersamaan.
“Walau sedikit demi sedikit
kalian harus tetap membantuku hingga semuanya kembali normal..”, ucap Hye Kyung
semangat.
--Hye Kyung pov--
“Kyaa~ apa yang kalian
lakukan..?? Apa-apaan ini..??”, ucapku sedikit kesal.
“Sudahlah tak perlu ditutupi
lagi. Kami sudah tahu semuanya..??”, goda Minho dan Gongchan.
“Ne, kami sudah tahu
semuanya Kyunnie. Itu orangnya..”, ucap Suzy sambil menunjuk seorang namja.
“Kyaa~ jangan seperti
itu..”, ucapku sambil menurunkan jarinya.
“Wae.. apa kau malu karena
ketahuan oleh kami. Sudah, cepat hampiri dia..”, ucap Gongchan.
“Mwo..?? Sebenarnya ada apa
ini. Aku tak mengerti dengan apa yang kalian maksud..”, ucapku pura-pura tak
tahu.
“Sudah, hampiri saja kalau
tidak kau akan menyesal...”
“Siapa yang akan
menyesal..??”, ucap namja itu tiba-tiba dan memotong kalimat Suzy.
“Aa.. ani.”, ucap Suzy
mencoba menutupi maksud kaliamt yang sebenarnya.
“Oow.. Apa setelah ini
kalian masih ada jadwal kuliah..??”
“Ani oppa.. Wae..??”, tanya
Gongchan.
“Aku ingin mengajak kalian
makan siang. Kalian tentunya belum makan siang kan..??”
“Ya~ kebetulan sekali kami
belum makan siang. Apa kau akan mentraktir kami oppa..??”, sahut Minho.
“Minho, kenapa kau berkata
seperti itu..??”, ucapku tiba-tiba.
Entah kenapa malah kalimat
itu yang terucap dari mulutku. Tapi aku sudah terlanjur mngucapkannya jadi mau
bagaimana lagi.
“Ne, aku akan mentraktir
kalian siang ini. Kajja... aku sudah lapar.”, ucap sunbae kami itu.
Tanpa basa-basi Suzy
langsung menarik tanganku dan mendorong tubuhku dengan maksud menyamakan
langkahku dengan sunbae itu. Dia hanya menoleh dan tersenyum disebelahku karena
kini kami berjalan berdampingan.
Ya~ mereka memang sangat ahli melakukan hal seperti ini. Benar-benar
sangat ahli membuat jantungku berdegup tak karuan saat sunbae itu berjalan
beriringan dengan kami.
Aku akui selama setahun
belakangan ini sunbae itu selalu menghiburku. Dia juga sudah dekat dengan
sahabat-sahabatku. Dan yang lebih aneh lagi ternyata tanpa sepengetahuanku
sunbae ini sering berkunjung ke rumah. Sudah sangat dekat dengan keluargaku.
Dia yang membuatku bertekad untuk kembali menjadi Hye Kyung yang dulu lagi. Hye
Kyung yang ceria, ramah dan apa adanya. Dengan perlahan ia sudah berhasil
mencuri hatiku.
--Hye Kyung pov end--
--Youngmin pov--
Aku memang melihat mereka
dari kejauhan. Sengaja aku menghampiri teman sekelasku yang berkerumun tak jauh
dari mereka. Karena mereka ada kelas lagi, mereka pergi meninggalkanku. Lalu
aku berjalan menghampiri mereka dengan maksud mengajak mereka makan siang
kebetulan perutku sudah lapar dan aku sedang tak ingin makan sendirian.
Aku merasa senang sekali
karena mereka tidak menolak ajakanku.
“Ne, aku akan mentraktir
kalian siang ini. Kajja... aku sudah lapar.”, ucapku.
Entah siapa yang mendorong
Hye Kyung tapi aku merasa senang sekali. Karena ulahnya itu aku bisa merasakan
kembali berjalan berdampingan dengan Hye
Kyung, yeoja yang aku suka entah sejak kapan tapi kurasa aku mulai menyukainya
sejak aku dengan tak sengaja bertemu dengannya saat ia kembali dari rumah
sakit. Saat itu dia hampir saja tertabrak. Ya, kurasa sejak saat itu aku mulai
menyukainya.
“Ayo makanlah yang banyak.
Kulihat akhir-akhir ini jadwal kalian padat sekali. Benarkan tebakanku..??”,
ucapku sambil tertawa.
“Ne... jadwal kuliah kami
akhir-akhir ini memang cukup padat oppa, apalagi tugas-tugasnya...”, jawab
Suzy.
“Tapi beruntunglah kami
karena memiliki magical wecker pribadi, iyakan Minho...??”, ucap Gongchan
sambil menyikut lengan Minho.
“Ne.. kami memiliki magical
wecker pribadi yang tak dimiliki dan kurasa tak akan pernah dimiliki oleh
siapapun kecuali kami. Hahaha....”, ucap Minho.
“Mwo..?? Magical wecker..??
Maksud kalian apa..??”, tanyaku penasaran.
“Kalau kami beritahu saat
ini juga nanti selera makannya bisa menghilang hyung..”, ucap Minho.
“Mwo..?? Aku makin tidak
mengerti dengan maksud kalian...”
“Kenapa tak langsung kau
katakan saja kalau magical wecker yang kalian maksud itu adalah aku. Kalian
kira aku tidak mendengarkan apa yang kalian bicarakan daritadi.”, ucap Hye
Kyung tiba-tiba sambil melepaskan headphonenya.
Mwo...?? Magical wecker...
Hye.. Hye.. Hye Kyung..???? Omona~ julukan apa itu..?? Mereka ada-ada saja tapi
sepertinya sudah agak sedikit terbayang olehku maksud mereka. Hahaha... jika
aku lanjutkan mungkin aku bisa tertawa sendiri saat ini.
“Apa setelah ini masih ada
jadwal kuliah..??”
“Aku dan Suzy sudah tak ada
lagi tapi Kyunnie dan Minho masih ada, iya kan Minho..?”
“Ne tapi aku selesai lebih
dulu karena setelah itu Kyunnie masih ada 1 kelas lagi. Terkadang kami bertiga
suka bergantian menemani Kyunnie.”, ucap Minho menjelaskan.
“Oo.. jadi seperti itu.
Rupanya kalian sangat dekat..”, kataku sambil tersenyum.
“Apa sudah selesai..??”,
tanyaku memastikan.
“Ne..”, jawab mereka kompak.
“Baiklah kalau begitu, kita
kembali ke kampus sekarang.”
--Youngmin pov end--
--Hye Kyung pov--
From : Suzy
Mianhae Kyunnie...
sepertinya hari ini aku tak bisa menemanimu. Tadi yeodongsaengku menelponku,
aku harus lekas pulang. Dia sendirian dirumah, umma sedang menginap dirumah
jageun gomo. Mianhae, neomu mianhae ne. Tapi nanti akan ada yang menggantikanku
untuk menemanimu di kelas terakhir, jadi kau tak perlu kesepian J
“Mwo..?? Apa-apaan di..??
Dasar Suzy.”, ucapku setelah membaca pesan darinya.
“ Penggantinya..??
Maksudnya..??”, ucapku lagi saat berjalan menuju kelas berikutnya.
Saat hendak masuk ke dalam
ruang kelasku yang terakhir untuk hari ini tiba-tiba saja...
“Annyeong Hye Kyung...”
Aku membalikkan tubuhku ke
arah suara itu, aku sangat mengenali suara itu. Ternyata benar saja tebakanku.
Itu Youngmin oppa. Dia yang menyapaku sore ini. untuk apa dioa kesini..?? Setahuku untuk hari ini tak ada kelas untuk
semester atas di sore hari..?? Apa yang dia lakukan..?? Apa jangan-jangan..??
“Aku tidak terlambatkan..??”,
tanyanya sambil memperhatikan jam di tangannya.
“Mwo..??”
“Maksudku aku tak terlambat
datang untuk menemanimu dikelas terakhirmu hari ini.”, jelasnya sambil
tersenyum.
Omona ternyata benar. Pasti karena ulah mereka. Mereka keterlaluan
sekali. Aigoo~ mau ditaruh dimana mukaku ini. Bagaimana dengan teman-teman
sekelasku, pasti mereka akan menatapku aneh....
“Ini bukan karena ulah
ketiga sahabatmu itu tapi aku yang meminta pada mereka. Aku yang meminta untuk
menemanimu hari ini.”
“Mwo..??”
Kali ini aku benar-benar
dibuat kaget oleh sunbaeku yang satu ini. Dia meminta kepada ketiga sahabatku
agar dia yang menemaniku sore ini. Omona~
mimpi apa aku semalam..??!!!!!
30 menit pertama saat mata
kuliah dimulai bukannya serius memperhatikan dosen mereka malah sibuk
melihatku. Tak sedikit pula yeoja-yeoja di kelas melihatku sinis. Awalnya aku
tak mengerti kenapa mereka memandangiku dengan wajah sesinis itu. Tapi setelah
aku menengok ke arah luar lewat sebuah jendela kecil di pintu aku baru
menyadarinya.
Jadi mereka daritadi sibuk menatapku dan memandangiku sinis karena
itu... Baru dekat saja sudah seperti ini, bagaimana kalau aku jadi
yeojachingunya...?? Mungkin mereka akan menerorku setiap harinya...
Tanpa kusadari namja yang
tengah menungguku diluar kelas tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku
tersentak karena tingkahnya tapi untung saja tak ketahuan oleh dosenku. Aku
jadi tersenyum salah tingkah dibuatnya.
“Oppa, apa kau tidak bosan
menungguku selama 2 jam didepan kelas..??”, tanyaku seketika aku baru saja
keluar dari kelasku.
“Mwo..?? Bosan..?? Ani...”,
jawabnya dengan senyum sumringah.
“Jeongmal..??”, tanyaku
memastikan.
“Ne, untuk apa aku berkata
bohong padamu. Sekarang kau mau kemana..?? Aku tahu kau tidak mungkin langsung
kembali kerumah.”, ucapnya dengan nada seperti menebak. Dan tentu saja
tebakannya itu benar.
“Aku ingin makan ice cream.
Bisakah aku mendapatkannya oppa..??”,
tanyaku sedikit polos.
“Ne, tentu saja. Kajja...”,
jawabnya sambil tersenyum manis padaku dan dengan segera ia meraih tanganku
untuk digenggamnya.
Terselip rasa ketenangan
saat ia menggenggam tanganku. Entah kenapa hatiku bergedup sangat kencang dan
entah kenapa bibir ini ingin sekali terkembang dengan lebar. Aku tak kuasa
menahan rasa senangku saat ini. aku hanya tertunduk agar ia tak melihatku yang
sedang tersenyum karena genggaman tangannya dan senyuman manisnya tadi.
Mwo..?? Dia membawaku ke Insiders Palace..??
--Hye Kyung pov end--
“Waeyo..?? Kenapa wajahmu
terkejut seperti itu Hye Kyung..??”, tanya Youngmin oppa sesaat setelah melihat
Hye Kyung yang terlihat kaget.
“A..ani.. Ani oppa. Aku
hanya terkejut saja. Apa kau sering datang kesini oppa..??”, tanya Hye Kyung.
“Biasanya kalau sedang ingin
makan ice cream aku datang kesini. Tempatnya sangat nyaman bagiku. Waeyo..?? Apa
kau be...........”.
“Tentu saja aku pernah
kesini. Aku sering datang kesini. Aku juga member dari tempat ini.”, ucap Hye
Kyung buru-buru memotong kalimat Youngmin.
“Mwo..?? Rupanya kau sering
datang kesini. Tapi kenapa selama ini aku tak pernah melihatmu jika berkunjung
kesini..??”
“Mungkin kita berkunjung
dihari yang berbeda oppa..”, jawab Hye Kyung asal.
“Ah iya juga...”, ucap
Youngmin sambil menggaruk-garuk kepalanya karena salah tingkah.
Setelah puas menyantap ice
cream yang diinginkan, mereka keluar dari Insiders Palace. Menuju taman yang
tak jauh dari Insiders Palace. Duduk di bangku taman disore hari . Menikmati
udara yang berhembus dengan sejuk di Seoul sore itu.
“Bolaku...”, teriak seorang
anak laki-laki yang kira-kira berumur 2 tahun.
“Milik siapa ini...??”,
tanya Hye Kyung sambil mengambil bola berwarna biru di dekat kakinya.
“Itu bola milikku...”, kata
seorang bocah laki-laki.
“Apa bola biru ini milikmu
saeng...??”, tanya Hye Kyung ramah.
“Ne, itu bola milikku eonni.
Tadi aku memainkannya dengan temanku.”
“Wah, pasti temanmu sedang
menunggumu..”
“Ne eonni...”
“Ini bolamu. Jangan terlalu
kencang menendangnya nanti bolamu bisa hilang.”, ucap Hye Kyung sambil
memberikan bola biru yang menghampiri kakinya tadi.
“Kamsahamnida eonni. Eonni
neomu yeppeo.”, ucap anak itu sambil berlari meninggalkan Hye Kyung dan
Youngmin yang terdiam karena ucapannya.
“Mwo..?? Apa aku tak salah
dengar..??”, tanya Hye Kyung tak lama setelah anak itu kembali bermain.
“Anya, kau tak sedang
bermimpi ataupun salah dengar. Anak itu memang benar-benar bilang kalau kau itu
neomu yeppoe.”, kata Youngmin mencoba memperjelas perkataan anak tadi.
Sesaat Hye kyung tertawa
setelah mendengar perkataan Youngmin. Ia baru menyadari kalau anak itu berkata
kalau dia neomu yeppeo.
“Omona~ dia pandai sekali
memuji. Bagaimana kalau sudah besar nanti..?? Aigoo~ betapa manisnya anak
itu...”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum tersipu sambil melihat anak kecil tadi
yang tengah sibuk dengan bolanya.
“Omona~ Hye Kyung wajahmu
saat ini tak kalah kyeoptanya dengan anak tadi...’, ucap Youngmin sambil
tertawa.
“Oppaaa.... kau meledekku
hah..!!!!”
“Ani... hanya sedang
mendeskripsikan wajah aegyomu itu...”
“Oppaaa.....”, ucap Hye
Kyung sambil memukuli lengan Youngmin.
“Kya~.... Stop it....”, kata
Youngmin sambil berlari menghindari pukulan Hye Kyung.
“Oppaaa....”, kata Hye Kyung
sambil mencoba mengejar youngmin.
“Lihatlah betapa aegyonya
dirimu. Coba tadi aku ambil saja photomu agar kau bisa melihatnya juga Hye Kyung...”
“Oppaaa.... Kemari
kau...!!!!”
“Kau saja yang kemari. Mana ada yang menyerahkan dirinya begitu saja
jika dalam keadaan seperti ini…”
Mereka terus saja berkejar-kejaran. Nampak dari jauh mereka telihat
seperti anak kecil yang sedang berebutan mainan tapi tak ada yang mau saling
mengalah.
“Oppa... aku lelah. Lelah
sekali mengerjarmu tadi.”, ucap Hye kyung sambil memegangi kedua lututnya.
“Ya~ salah kau sendiri sudah
lelah kenapa masih mengejarku. Sudah, masuk sana. Udara sudah dingin diluar
sini. Cepat masuk dan rendam kakimu dalam air hangat dan jangan lupa beri
sedikit garam supaya rasa lelah dikakimu hilang. Ara..!!!”, ucap Youngmin
sambil menyalakan motornya.
“Ne, ara...”, jawab Hye
Kyung dengan malas.
“Sampai bertemu besok.
Istirahatlah yang cukup, kau terlihat agak sedikit pucat.”ucap Youngmin sambil
memperhatikan wajah Hye Kyung.
Cuup...
Sebuah kecupan berhasil
mendarat mulus tanpa izin di kening Hye Kyung.
“Jangan tidur larut malam.
Pai...”, ucap Youngmin sebelum menggas motornya dan meninggalkan Hye Kyung
mematung di depan pagar rumahnya.
Semenjak hari itu Hye Kyung
dan Youngmin terlihat sangat dekat. Baik di lingkungan kampus ataupun diluar
lingkungan kampus. Banyak yang menyangka kalau mereka berdua berpacaran padahal
sebenarnya belum. Jika ditanya mereka hanya tertawa-tawa saja.
Setahun telah berlalu. Kini
Hye Kyung tidak hanya disibukkan dengan kuliahnya saja. Tapi ia juga sudah
membantu sang umma di butiknya. Dia memang tidak jago menggambar, tapi
keberadaan Hye Kyung di kantor ummanya sangat membantu pekerjaan para desainer.
Kini ia menjadi karyawan tetap disana dan bekerja di bagian pemasaran.
Tak jauh berbeda, Youngmin
kini mulai belajar untuk memimpin perusahaan appanya. Sebagai anak laki-laki
tertua di keluarganya, mau tidak mau dia sudah harus belajar untuk menggantikan
posisi appanya di kantor.
Keadaan ini pula yang
memaksa mereka untuk tak bertemu dalam kurun waktu yang cukup lama. Karena
kesibukan masing-masing, mereka sangat jarang sekali bertemu. Jangankan
memiliki waktu untuk bertemu, hanya sekedar menelpon atau saling berkirim
pesanpun sangat jarang sekali.
Sampai suatu ketika mereka
dipertemukan dalam sebuah acara malam penggalangan dana untuk korban bencana
alam di Tokyo, Jepang. Dalam acara itu banyak tamu penting yang datang tak
luput juga para selebritis papan atas ikut menghadiri acara tersebut.
_Flashback..._
“Hye Kyung...”
“Youngmin oppa...”
Mereka berbicara hampir
bersamaan dan saling menunjuk. Tak lama mereka tertawa bersama.
“Annyeong... sudah lama tak
bertemu. Bagaimana kabarmu oppa..??”, ucap Hye Kyung membuka percakapan
diantara mereka.
Ini pertama kalinya mereka
bertemu lagi setelah sehari dari kejadian kecupan tanpa izin dikening Hye
Kyung.
“Annyeong, iya kita sudah
lama tak bertemu. Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu..??”
Penasaran gimana cerita Hye Kyung selanjutnya..???
Read the next part readers ^^
0 comments:
Posting Komentar