Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
“Hye Kyung...”
“Youngmin oppa...”
Mereka berbicara hampir
bersamaan dan saling menunjuk. Tak lama mereka tertawa bersama.
“Annyeong... sudah lama tak
bertemu. Bagaimana kabarmu oppa..??”, ucap Hye Kyung membuka percakapan
diantara mereka.
Ini pertama kalinya mereka
bertemu lagi setelah sehari dari kejadian kecupan tanpa izin dikening Hye
Kyung.
“Annyeong, iya kita sudah
lama tak bertemu. Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu..??”
------
“Seperti yang kau lihat saat
ini oppa. Aku merasa sangat baik sekali. Tak ada yang berubah darimu sedikitpun
oppa.”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Jeongmal..?? Padahal aku
baru saja memotong rambutku, mencoba untuk merapikannya. Hahahaha... mungkin
tidak terlalu kelihatan karena aku hanya berniat untuk merapikannya saja.”,
ucap Youngmin.
“Mana pasanganmu oppa..??”
“Mwo..?? Aku datang sendiri
kesini. Aku tak membawa pasangan. Apa kau juga sama denganku Hye Kyung..??”
“Ah, ne. Aku memang datang
sendirian. Hahaha... kebetulan sekali.”
“Kau berbeda sekali sekarang
Hye Kyung. Kau terlihat dewasa sekarang dan satu lagi. Kau nampak yeppoe. Neomu
neomu yeppoe, Kyunnie.”, puji Youngmin sambil tersenyum.
“Gomawo atas pujiannya..”,
ucap Hye Kyung sambil sedikit menundukkan kepalanya lalu kembali menatap
Youngmin.
“Dansa..??”, ucap Youngmin
sambil mengulurkan tangannya ke arah Hye Kyung.
“Tapi aku tak bisa
berdansa..”, jawab Hye Kyung sambil menerima uluran tangan Youngmin.
“Aku tak yakin...”, sahut
Youngmin yang langsung menggenggam tangan Hye Kyung dan mengajaknya ke lantai
dansa.
Benar dugaan Youngmin, Hye
kyung berbohong kali ini. Bukan tak bisa berdansa tapi justru sangat pandai
berdansa. Gerakannya yang lemah gemulai mengikuti alunan musik akan membuat
tiap pasang mata yang melihatnya berdansa ikut terhanyut dalam alunan musik
yaang bertempo agak lambat.
“Kau berbohong padaku..”
“Mianhae aku tak bermaksud
begitu oppa, hanya saja.......”
“Waeyo..??”
“Aku tak nyaman jika mereka
menatapku seperti itu.”
Youngmin menatap sekeliling
dengan cepat.
“Mereka seperti itu karena
iri pada kita. Bukankah kita terlihat sangat serasi..??”
“Mwo..??”
“Sepertinya kau mulai merasa
tak nyaman. Lebih baik kita keluar dan kembali lagi nanti saat acara
penggalangan dana akan dimulai..”, ucap Youngmin mengakhiri gerakannya dan
menggenggam jari jemari Hye Kyung lalu mengajaknya keluar.
Hye Kyung menghembuskankan
nafasnya perlahan. Salah satu kebiasaan yang tak akan pernah hilang darinya.
“Pasti sudah merasa lega
sekarang..”, ucap Youngmin sambil tersenyum.
Hye Kyung hanya tersenyum
lalu ia mulai memandangi langit. Ini juga jadi salah satu kebiasaan Hye Kyung
yang tak akan pernah dihilangkannya. Dengan melakukan ritual-ritual itu dia
bisa merasa nyaman dimanapun ia berada walau tidak sepenuhnya benar-benar membuatnya
nyaman. Cukup lama ia melakukan ritualnya itu sampai-sampai namja disebelahnya
tak dihiraukannya.
“Kyaa~ pabo. Mianhae oppa,
aku sama sekali tak mengajakmu bicara. Aku malah asik dengan duniaku sendiri.
Mianhae, neomu mianhae...”, ucap Hye Kyung sambil menundukkan kepalanya
berulang kali.
“Sudahlah, lagipula hanya
itu yang bisa membuatmu tenang. Aku tak merasa didiamkan olehmu sama sekali.
Aku malah senang karena bisa menemanimu memandangi langit malam ini.”, ucap
Youngmin sambil tersenyum manis.
“Jeongmal..??”
Youngmin hanya menganggukan
kepalanya dan menatap langit kembali. Cukup lama berdiri terdiam tanpa
berbincang sedikitpun.
“Hye Kyung...”, panggil
Youngmin lembut.
“Ne...”, sahutnya.
Kini pandangan mereka saling
bertemu. Mengagumi kelebihan masing-masing dari mereka dalam hati.
“Neol saranghae, Hye
Kyung...”, ucap Youngmin sambil menyentuh lembut pipi Hye Kyung.
“Mwo..?? Apa aku tak salah
dengar dengan apa yang kau katakan barusan oppa..??”
“Ani... kau tak salah dengar
Hye Kyung. Butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk mengungkapkan ini padamu.
Bukan karena aku selalu menyembunyikannya darimu, tapi waktu yang belum
mengijinkanku untuk mengungkapkannya padamu.”
Hye Kyung menyentuh lembut
jari jemari Youngmin yang sudah terlebih dahulu menyentuh pipinya dengan
lembut. Tanpa ba bi bu Hye Kyung langsung memeluk tubuh Youngmin. Hal itu
sempat membuat Youngmin kaget.
“Gomawo oppa... gomawo...
karena telah mencintaiku...”, ucapnya sambil menahan air mata yang akan
menetes.
Youngmin membalas pelukan
Hye Kyung dengan erat. Dan ia berjanji pada Hye Kyung akan selalu menjaganya
dan tak akan membuatnya menangis.
“Kau menangis Kyunnie...??”,
ucap Youngmin sambil melepas pelukannya.
“Ani oppa...”, ucap Hye
Kyung sambil menghapus air matanya yang sudah menetes cukup deras.
“Ya~ kau bohong padaku lagi.
Lalu ini apa...??”, ucap Youngmin sambil menghapus air mata yang menetes dipipi
Hye Kyung dengan jari-jarinya.
“Itu hanya air mata oppa.
Bukan karena tangisan kesedihan...”, ucap Hye Kyung mencoba mengelak.
“Kenapa kau tak jujur saja
padaku...”, kata Youngmin dengan wajah datar.
“Ini... ini hanya air mata
bahagia oppa.”, ucap Hye Kyung mencoba membuat Youngmin tersenyum.
“Jeongmal..??”
“Huum, ne oppa. Aku bahagia
karena masih dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaiku. Kau salah satu
orang itu oppa, orang yang sangat special bagiku.”, ungkap Hye Kyung sambil
tersenyum.
Langit yang sangat indah
ditambah cahaya bulan yang terang benderang ditemani alunan musik romantis yang
sayup-sayup terdengar di tempat mereka berdiri, kini mereka larut dalam sebuah
kecupan. Sebuah kecupan hangat dan lembut di malam itu.
_Flashback
end..._
“Oppa... sudah 6 bulan ini
kau selalu menghiasi hari-hariku dengan tingkah konyolmu itu. Selama itu pula
kau selalu menjagaku dengan baik, tak pernah sedikitpun membuatku menitikkan
air mata kesedihan. Kau selalu membuatku tersenyum dan tertawa serta membuatku
semangat untuk menjalani hari-hariku. Oppa... aku benar-benar sangat beruntung.
Aku merasa aku adalah yeoja paling beruntung di dunia ini karena bisa
mendapatkan namja sepertimu oppa. Suatu ketika kau pernah bilang padaku kalau
suatu saat nanti kau akan membuatku repot karena sesuatu. Waktu itu aku tak
mengerti dengan maksudmu. Ani.. ani.. aku tak merasa direpotkan olehmu sama
sekali hingga saat ini aku sama sekali tak merasa direpotkan. Kau telah
membuatku tegar menghadapi semuanya. Aku banyak belajar padamu oppa.
Keikhlasan, ketulusandan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kau telah mengajarkanku
itu semua. Gomawo oppa... aku tak akan melupakan hal-hal itu. Aku akan selalu
mengingatnya. Aku tak akan banyak bicara lagi oppa. Terlalu banyak yang ingin
sekali aku ungkapkan padamu. Kini kau bisa beristirahat dengan tenang oppa. Aku
akan selalu mendoakanmu dimanapun kau berada. Neomu saranghae youngmin
oppa....”, ungkap Hye Kyung dengan tabahnya di depan makam Youngmin.
Sudah seminggu semenjak
Youngmin meninggal baru kali ini Hye Kyung mengunjungi makamnya. Hye Kyung
tidak datang melayat. Ia tak sanggup melihat namja yang dicintainya pergi
dengan cepat karena kecelakaan itu. Youngmin pergi begitu saja tanpa ada pesan
sedikitpun. Tak ada yang menduga kalau Youngmin akan meninggal karena
kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya.
Hye Kyung berjalan
meninggalkan makam dengan sedikit tertatih. Tubuhnya lemah, wajahnya terlihat
pucat dan tubuhnya agak sedikit mengurus. Semua itu terjadi karena selama
seminggu ia tak keluar kamar sama sekali, makan sesukanya dan kurang istirahat.
Seharian menangisi kepergian Youngmin yang mendadak jika sudah lelah ia akan
tidur dengan sendirinya. Itulah yang dilakukannnya selama seminggu penuh. Entah
siapa yang bisa mengobati lukanya kali ini.
--Yesung pov--
“Kyaa~ akhirnya aku kembali
ke Korea...”, ucapku sambil mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi.
Jujur aku senang sekali
akhirnya kuliah S2ku selesai dan kini aku berada di Korea. Negara kelahiranku.
“Yesuuung....”
Akupun menoleh ke arah suara
itu. Ternyata appa dan umma sudah datang untuk menjemputku di bandara.
“Kyaa~ aku sangat merindukan
kalian berdua...”, ucapku sambil memeluk appa dan ummaku.
“Ya~ kau sudah dewasa, apa
kau tak malu bertingkah seperti ini..??”
“Ani.. untuk apa aku merasa
malu. Aku memang sungguh-sungguh merindukan kalian. Apa kalian tak merindukanku
sama sekali..??”, ucapku memelas.
“Tentu saja kami
merindukanmu. Bertahun-tahun kami tak bertemu denganmu. Kajja, kita pulang...”,
ucap sang appa sambil memeluk pundakku.
“Umma sudah menyiapkan
masakan kesukaanmu. Kajja...”, sambung sang umma.
“Ne, kajja...”, sahutku.
Tak ada yang berbeda dari Korea, semua masih seperti dulu. Tapi
yeojaku... Seperti apa rupanya saat ini... Sangat lama sekali aku tak melihat
wajahnya... Apa dia masih mengingatku...??? Jujur selain karena rindu pada
keluargaku di Korea, aku memilih untuk kembali karenanya juga. Dia juga menjadi
salah satu alasanku untuk kembali. Aah... nega neomu bogosipho jugketsso Kyunnie...
“Eotteoke...??”,
tanya umma penasaran.
“Mashita...”, jawabku sambil menngacungkan kedua ibu jariku keudara.
Mereka hanya tertawa dengan tingkahku. Kadang aku tak peduli dengan
apa yang aku lakukan tapi terkadang saat sedang sendirian dikamar aku suka
berpikir tentang apa yang sudah aku lakukan selama ini. Ya begitulah diriku.
“Yeoboseo...”
“Ya~ kau sudah kembali Yesung-ah, kau tega sekali tak memberi kabar
padaku tentang kepulanganmu. Apa kau tak merindukan saudaramu ini hah..!!!”
“Ya~ Hyun Joong-ah, percuma juga jika aku mengabarimu. Umma pasti
sudah mengabarimu lebih dulu. Sudahlah, kau datang saja ke rumah. Tidak usah
basa-basi menelponku segala. Aku tahu, selama aku pergi kau pasti merasa
kesepian karena tak ada yang menemanimu di kost-an. Kau tak perlu berpura-pura
padaku. Sudah..!!! Cepat datang kesini sebelum aku kelelahan dan tertidur
pulas. Aku tak mau acara istirahatku diganggu olehmu lagi. Pai...”, ucapku
panjang lebar sambil menutup telpon darinya.
--Yesung pov end--
--Kim Hyun Joong pov--
“Ya~ kau harus........”
Tuut... tuut... tuut... tuut...
Ya~ apa-apaan dia, aku baru saja ingin memintanya untuk mentraktirku.
Dia malah sudah menutup telpon dariku. Saudara macam apa dia. Tidk sopan..!!!
Aku melajukan hammer hitamku
menuju rumahnya. Aku berniat untuk menjahilinya sesampainya aku disana. Dia
sudah dengan tidak sopannya menutup telpon dariku. Aku harus membalasnya.
Sesampainya disana aku
berhasil menjahilinya. Walau terlihat lelah tapi ia terlihat tetap bersemangat
meladeni kejahilanku. Ahjumma dan ahjusshi hanya tertawa melihat tingkah kami
berdua yang sudah seperti anak kecil. Lama aku tak menjahilinya, aku sangat
rindu menjahilinya hingga ia wajahnya terlihat sewot.
“Hyun Joong-ah, sudah... Aku
sudah lelah meladenimu. Cukup sampai disini saja. Besok kita lanjutkan kembali.
Bagaimana...??”, ucapnya dengan nada polos dan tak berdosa.
“Mwo..??”, aku tercengang
mendengar ucapannya barusan.
Ia seperti anak kecil yang
merengek pada hyungnya untuk berhenti bermain dan melanjutkannya dikemudian
hari. Aku langsung terbahak mendengarnya. Ia nampak kebingungan.
“Waeyo..??”, ucapnya sambil
celingak-celinguk.
“Lucu sekali...
Bwahahahahaha....”
“Nde..??”
“Kau Yesung-ah. Kau yang
lucu...”, ucapku sambil memegangi perutku yang mulai sakit karena terlalu
bersemangat tertawa.
“Ya~ aku tak mengerti dengan
ucapanmu Hyun Joong-ah...”, sahutnya sambil menenggelamkan dirinya di atas
kasur.
Rupanya ia memang sudah
kelelahan sampai-sampai tak mengerti dengan perkataanku. Sepertinya malam ini
aku akan menginap di rumah Yesung-ah. Tadinya aku berniat untuk menceritakan
yeojanya, Cho Hye Kyung. Tapi kurasa energinya sudah terkuras. Dengan terpaksa
aku menunda keinginanku untuk menceritakan tentang Hye Kyung selama ia pergi
menyelesaikan kuliah S2nya. Namja yang hebat, tampan, masih muda tapi sudah
menyelesaikan kuliah hingga S2. Aku benar-benar salut dengan kerjakerasnya
selama ini.
Yesung-ah, besok kau pasti akan sangat berterimakasih sekali padaku...
hahahaha.... Kau akan tersenyum-senyum sendiri saat mendengarkan cerita dariku
tentang yeojamu itu...
--Kim Hyun Joong pov end--
“Mwo..?? Jeongmal..??”, ucap
Yesung seolah tak percaya dengan cerita Hyun Joong.
“Untuk apa aku membohongimu.
Tapi walau begitu, hal itu justru malah membuatnya terlihat tegar. Walaupun
diawal-awal dia sempat menyembunyikan diri karena kehilangan namjachingunya
tapi kini ia telah kembali. Ia terlihat agk sedikit segar walaupun tubuhnya
terlihat agak sedikit kurus. Tapi ia tumbuh dengan sanagt baik. Kini ia menjadi
seorang yeoja yang mandiri dan dewasa. Walau terkadang kekanak-kanakannya suka
muncul...”, jelas Hyun Joong panjang lebar.
“A.. a.. aku i.. i.. ingin
bertemu dengannya Hyun Joong-ah..”, ucap Yesung sambil tertunduk menahan rasa
rindu pada yeojanya yang amat besar.
“Sepertinya
sekarang-sekarang ini dia sibuk dengan pekerjaannya. Aku dengar sebentar lagi
ia akan bertemu dengan para investor. Sepertiny ia sedang mengerjakan proyek
proposal untuk diajukan kepada para investor tanggal 13 Februari nanti.”, jelas
Hyun Joong lagi.
“Lalu... kapan aku bisa
menemuinya..?? Aku ingin sekali bertemu dengannya...”
“Bersabarlah Yesung-ah...”,
ucap Hyun Joong sambil menepuk pelan pundak Yesung.
_Flashback..._
“Sampai kapan kau akan
berkutet dengan kertas-kertas itu chagia~?? Istirahatlah... Nanti kau bisa
sakit...”, ucap Youngmin oppa sambil menghampiri Hye Kyung yang sibuk membuat
proposal.
“Ya~ oppa... aku tak bisa
meninggalkannya. Ini sudah hampir masuk deadline. Dan aku belum juga
menyelesaikannya.”, jawab Hye Kyung masih dengan tatapan wajah ke kertas-kertas
dihadapannya.
“Chagia~ apa kau tak
mendengarkanku..??”, ucap Youngmin yang sudah mulai kesal.
“Mianhae oppa... aku
benar-benar tak bisa meninggalkan proposal ini. Neomu mianhae...”, ucapnya
sambil memandangi wajah Youngmin oppa dengan puppy eyesnya.
“Terserah kau sajalah. Aku
sudah mengingatkanmu, ne.”, ucap Youngmin sambil pergi meninggalkan Hye Kyung
sendirian di ruang kantornya.
Youngmin pergi menuju
wastafel dan mencuci kedua tangannya. Ia selalu melakukan hal itu jika sedang
stress ataupun kesal. Dari ruang tv Youngmin tak henti-hentinya mengamati Hye
Kyung yang masih sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya. Ia sangat
mengkhawatirkan keadaan Hye Kyung yang sudah 2 minggu ini selalu telat makan.
“Sampai kapan kau akan
menatapi laptopmu itu chagia~..??”,ucap Youngmin yang sudah berhasil meredam
emosinya.
“Sebentar lagi oppa. Berikan
aku 15 menit lagi untuk menyelesaikannya, jebal...”, ucap Hye Kyung sambil
berpuppy eyes.
“Baiklah, hanya 15 menit.
Selesai tidak selesai kau harus meninggalkannya untuk makan siang.
Lihatlah..!!! Ini sudah pukul 2 siang..!!! Dan kau belum makan apapun sejak
pagi tadi..”
“Ne, araso oppa... Just 15
minutes...”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
_Flashback
end..._
--Hye Kyung pov--
“Sampai kapan kau akan menatapi laptopmu itu chagia~..??”,ucap
Youngmin oppa yang kurasa berusaha untuk meredam emosinya.
“Sebentar lagi oppa. Berikan aku 15 menit lagi untuk menyelesaikannya,
jebal...”, ucapku sambil berpuppy eyes.
“Baiklah, hanya 15 menit. Selesai tidak selesai kau harus
meninggalkannya untuk makan siang. Lihatlah..!!! Ini sudah pukul 2 siang..!!!
Dan kau belum makan apapun sejak pagi tadi..”
“Ne, araso oppa... Just 15 minutes...”, ucapku sambil tersenyum.
“Finish...”, ucapku sambil
mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi ke udara.
“Ayo kita makan siang
oppa...”, ucapku bersemangat sambil bangkit dari kursiku.
Saat aku sudah bersiap untuk
keluar makan siang aku tak menemukan sosok Youngmin oppa diruanganku. Sejenak
aku terdiam dan berpikir tentang kejadian yang baru saja kualami. Aku tersadar,
ternyata semua itu hanya suara dan sosok semu dalam otakku. Suara dan sosok itu
memang belum sepenuhnya bisa kumasukkan kedalam kotak memori di otak serta
hatiku. Sosok itu masih sering berkeliaran di otakku. Suara itu masih saja
berkumandang di telingaku. Tapi walau bagaimanapun juga aku sudah berjanji
padanya untuk tidak hidup dalam masa lalu. Aku masih harus menjalani kehidupanku
hari ini, esok dan seterusnya.
Oppa... walau kini kau sudah berada di dunia yang berbeda denganku
tapi mengapa bayanganmu selalu saja hinggap di otak dan mataku. Suaramu selalu
bergema di telingaku dan selalu menggetarkan hatiku. Oppa... aku tahu kalau aku
sudah berjanji padamu tapi kurasa saat ini aku belum bisa memenuhi janjiku itu
padamu. Sulit oppa... masih terlalu sulit bagiku untuk menyimpan
kenangan-kenangan itu kedalam kotak memoriku.
Dengan langkah gontai aku
meninggalkan ruang kerjaku untuk pergi makan siang. Berjalan menuju parkiran
dan melajukan merci putihku menuju Imperium Resto. Sesampainya disana dan
menemukan meja yang kurasa posisinya sangat cocok bagiku, pelayan resto
langsung datang menghampiriku dan memberikan menu list padaku.
5 menit aku melihat-lihat
menu list, aku langsung memesan menu makan siangku. Aku memesan bapkkwa
guk dan bibimbap serta memesan air mineral dan jusseu. Kurasa pesananku agak
terlalu banyak tapi aku tak peduli. Sejak pagi tadi perutku sama sekali belum aku
beri makanan.
Saat menunggu pesananku datang, aku seperti melihat seseorang yang
kukenal dari kejauhan. Perlahan namja itu berjalan seperti akan menghampiriku. ± 3 m dari
tempatku duduk, namja itu membuka kacamata hitamnya lalu tersenyum padaku
sambil melambaikan tangannya dan memanggil namaku.
“Kyunnie...”, sapanya sambil tersenyum padaku.
Aku berusaha mengingat-ingat wajah namja itu.
Aku merasa kalau aku mengenalnya. Saat dia hampir dekat denganku aku baru
mengingatnya. Ya... dia songsaenim bahasa inggrisku saat aku SMA dulu. Kyaa~
dia nampak berbeda sekali jika tidak sedang mengajar. Tak terlihat seperti
seorang songsaenim.
“Annyeong... Apa kau masih ingat padaku
Kyunnie..??”
“Annyeong oppa. Ne, tentu saja aku ingat
padamu...”, jawabku sambil tersenyum.
“Apa ada seseorang yang kau tunggu..??”
“Eopsseumnida... Aku sendirian
disini. Tidak ada yang menemaniku makan siang. Ini memang terlalu telat untuk
makan siang.”, ucapku sambil tertawa.
“Apa oppa mau menemaniku makan
siang...??”, tanyaku.
“Aa... ne. Kebetulan aku juga
ingin makan siang dan tak ada yang menemani. Berarti kita sama-sama saling
menemani...”, ucap Yesung oppa sambil tertawa.
“Aa... ne...”, kataku sambil
tertawa.
Akhirnya kami makan siang bersama. Sama-sama
saling menemani. Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Dan sudah lama
pula aku sama sekali tak mendengar kabar tentangnya. Kami berbincang cukup
lama. Banyak yang kami bicarakan. Aku baru tahu kalau dia baru saja
menyelesaikan S2nya di Amerika dan belum lama ini dia baru kembali ke Korea.
Pantas saja aku sama sekali tak pernah tahu tentang kabarnya.
Karena waktu sudah menunjukkan hampir setengah
4, aku berpamitan padanya dan kembali menuju kantorku. Sebelum aku pergi, kami
bertukar nomor ponsel agar lebih mudah untuk berkomunikasi.
“Lain kali jika bertemu lagi kau harus mau
menemaniku berjalan-jalan. Entah hanya sekedar untuk makan, nonton ataupun
berbelanja...”
“Ah... ne. Jika aku memiliki waktu luang aku
pasti akan menemanimu oppa.”, ucapku sambil tersenyum.
--Hye Kyung pov end--
gomawo buat readers yang udah baca ff buatan author ...
moga ceritanya nggak ngebosenin ^^
0 comments:
Posting Komentar