Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
Selama beberapa bulan kedepan siswa-siswa
tahun ajaran akhir akan belajar lebih ekstra lagi. Mereka akan segera
menghadapi ujian kelulusan. Hal ini pun juga berlaku bagi Hye Kyung, Suzy,
Gongchan dan juga Key. Mereka harus benar-benar mempersiapkan segalanya baik
dari materi maupun juga fisik. Seperti hari ini, Hye Kyung benar-benar terlihat
sibuk dibalik tumpukan buku-buku perpustakaan.
------
“Astaga Hye Kyung, banyak sekali buku yang kau
baca..”, ucap Gongchan terheran.
“Kau sedang mencari apa Hyunnie..??”, tanya
Suzy.
“Ani, aku hanya sedang meringkas saja.”, ucap
Hye Kyung tanpa menoleh sedikitpun.
“Ya~ bukankah kau bisa mencarinya lewat
internet. Disana jauh lebih mudah Hyunnie.”, ucap Gongchan.
“Ya~ aku sudah terbiasa seperti ini. Aku lebih
suka mencari dari buku langsung. Terkadang jika mencari lewat internet aku
bingung dengan bahasa yang mereka gunakan.”, ucapnya yang lagi-lagi tanpa
menoleh ke arah mereka.
Ia terlihat sangat sibuk sekali menulis
ringkasan-ringkasan itu di atas notenya.
“Sampai kapan kau akan berkutet dengan
buku-buku itu..??”, tanya Gongchan.
“Sampai aku menyelesaikannya.”
“Apa kau tidak istirahat..?? Memangnya tidak
lapar..??”, tanya Suzy.
“Ani.. aku tidak lapar. Apa kalian akan ke
kantin..??
“Ne..”
“Ayolah ikut dengan kami Hyunnie..!!!”, ucap
Gongchan merengek sambil menarik lengan Hye Kyung.
“Ani.. aku belum selesai Channie. Aku tidak
bisa...”
“Hhm, begini saja jika nanti aku lapar aku
akan menyusul kalian ke kantin. Bagaimana...??”, ucap Hye Kyung sambil
tersenyum.
“Ne.. baiklah..”, ucap Gongchan.
“Ingat, jangan terlalu belajar ekstra seperti
ini terus. Kau bisa sakit nanti. Ara...!!!”, ucap Suzy sambil menepuk pelan
bahu Hye Kyung.
“Ne... araseo...”
Merekapun pergi meninggalkan Hye Kyung
sendirian. Sahabat mereka yang satu ini memang selalu begitu jika sudah masuk
deadline ujian. Ia akan sesegera mungkin berkunjung ke perpustakaan untuk
melengkapi catatannya. Itu sudah menjadi ciri khas Hye Kyung. Mereka akan
sangat merasa aneh jika saat dekat waktu persiapan ujian Hye Kyung malah
bersantai saja.
Sebulan
kemudian...
--Hye Kyung pov--
“Ya~ kau yang selalu cerewet mengingatkanku
untuk sering-sering beristirahat agar tidak sakit. Tapi coba lihat sekarang.
Malah kau yang terbaring di kamar rumah sakit. Padahal akhir-akhir ini aku kan
sering mengingatkanmu untuk mejaga kesehatan. Tapi rupanya ucapanku tidak kau
hiraukan. Kau itu egois sekali. Aku harus selalu mendengarkan ucapanmu. Tapi
kau sama sekali tak menghiraukan ucapanku. Namjachingu macam apa kau...”
“Jadi kau datang kesini hanya untuk
menceramahiku. Bukan untuk menjengukku. Aaiisshh, yeojachingu macam apa kau.
Harusnya begitu kau membuka pintu itu wajahmu harusnya terlihat panik. Lalu
berlari datang ke arahku dan langsung memelukku. Setelah itu kau menanyakan
keadaanku..”
“Kya~ rupanya kau tak mau mengalah
dariku..??”, kataku sambil bertolak pinggang.
“Hahaha... chagia~ walaupun kau sedang marah
kau masih terlihat tetap cantik.”, ucapnya sambil merayuku.
“Aaiisshh, kau itu...”, kataku sambil menepuk
pelan pundaknya.
Dia yang selalu cerewet padaku. Mulai dari
tidak boleh tidur larut malam. Tak boleh terlambat makan. Istirahat yang cukup.
Tidak boleh jadi kutu buku. Tapi akhirnya malah dia yang terbaring lemah di
rumah sakit. Padahal aku juga sering mengingatkannya. Sepertinya ia tak
menghiraukan ucapanku. Menyebalkan sekali dia. Untuk hari ini dan beberapa hari
kedepan kurasa kesibukanku bertambah. Tak hanya belajar dan melengkapi
catatanku saja tapi kau juga harus menjenguk namjachinguku. Semoga saja jika
sering bertemu denganku ia akan lekas pulih.
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
Sudah beberapa hari ini Hye Kyung selalu
datang menjengukku setelah pulang sekolah. Aku merasa senang sekali. Tapi aku
juga merasa merepotkannya. Karena aku kini ia harus datang tiap hari ke rumah
sakit untuk menemuiku.
Hye Kyung sama sekali tak tahu apa penyakit
yang kuderita. Jika ia bertanya aku hanya menjawab kalau aku hanya kelelahan
saja. Appa, umma dan eonniku pun sudah kularang untuk tidak memberitahukannya.
Aku tak mau menjadi bebannya. Walau pada akhirnya aku pasti akan membebaninya.
Sekarang ia terbaring di ranjang bersamaku.
Aku menyuruhnya untuk tidur disampingku karena kulihat ia lelah. Walaupun
sedang tertidur ia tetap terlihat cantik. Kupandangi wajahnya yang mampu
membuat hatiku merasa tenang. Kubelai lembut pipi dan rambutnya bergantian. Ia
nyenyak sekali tidur disampingku.
Chagia~
mianhae. Mulai saat ini dan entah sampai kapan pasti aku akan selalu
merepotkanmu. Mianhae chagia~ aku sudah menarikmu ke dalam masalah ini. Sebenarnya
aku tak berniat untuk menarikmu ke dalam masalah ini. Tapi mana mungkin aku
membohongi perasaanku padamu waktu itu. Mianhae, aku tak bisa jujur padamu
untuk masalah yang satu ini. Aku tak mau membebanimu. Aku tak ingin membuatmu
khawatir dengan keadaanku jika kau tau penyakitku yang sebenarnya.Aku hanyalah
beban untukmu. Dan selamanya akan selalu menjadi beban bagimu. Mianhae chagia~
Akupun mengecup lembut keningnya. Ia diam
saja. Sepertinya ia benar-benar sudah tertidur dan sudah pasti dia tak akan
mungkin mendengar perkataanku tadi.
Gomawo
Kyunnie... Kau sudah memberikanku kesepatan untuk memilikimu, untuk menjadi
namjachingumu. Kau pasti akan menemukan namja yang jauh lebih baik dariku. Kau
harus bertahan. Kau itu yeoja yang kuat Kyunnie. Saat aku tak ada nanti kau
pasti akan menemukan penggantiku. Tetap semangat jalani hari-harimu walau
tanpaku disisimu. Jalan selalu bersedih. Jadilah Kyunnie yang ceria. Kyunnie
yang ramah. Kyunnie yang aku kenal selama ini. Neol saranghae... saranghae
yeonwonhi...
--Key pov end--
--Yora pov--
Kulihat saengku sedang mengelus lembut rambut
Kyunnie. Aku tak jadi masuk kedalamnya. Aku terus memperhatikannya lewat kaca
kecil di pintu. Tak terasa akupun menangis mendengar ucapannya. Tak kusangka
Key yang terkadang suka cuek tiba-tiba berucap sangat dewasa seperti itu.
......
Saat
aku tak ada nanti kau pasti akan menemukan penggantiku. Tetap semangat jalani
hari-harimu walau tanpaku disisimu. Jalan selalu bersedih. Jadilah Kyunnie yang
ceria. Kyunnie yang ramah. Kyunnie yang aku kenal selama ini. Neol saranghae...
saranghae yeonwonhi...
Karena tak sanggup mendengar lagi, aku
berjalan menuju toilet rumah sakit. Mencoba menenangkan diriku disana. Aku
berusaha menghentikan aliran air mata ini. Tapi sepertinya aliran ini belum mau
berhenti. Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya disana. Kata-kata itu masih saja
terngiang-ngiang dikupingku.
Sebelum akhirnya mataku sembab, aku
menghentikannya dengan paksa. Merapikan riasanku. Keluar toilet dan kembali
menuju kamar adikku.
“Eonni...”, ucapnya. Ia terlihat senang sekali
dengan kedatanganku. Aku dapat melihat dari pancaran matanya.
“Bagaimana kabarmu hari ini, apa sudah merasa
baikan..???”, tanyaku sambil meletakkan kantung berisi buah-buahan.
“Kurasa aku mulai membaik eon...”, jawabnya
sambil tersenyum.
“Ya~ lelap sekali Kyunnie. Sejak pukul berapa
ia datang..??”
“Dia sudah menemaniku dari pagi eon. Dia juga
membawakan sarapan untukku.”
“Oow... lalu itu buku-buku apa..??”, tanyaku
penasaran sambil menunjuk ke arah tumpukan buku yang kumaksud.
“Dia memang selalu begitu eon. Jika datang
kesini dan menemaniku ia pasti selalu membawa buku. Ia belajar disini sambil
menemaniku. Hari ini kupaksa dia untuk beristirahat disampingku. Dan lihatlah,
akhirnya ia terlelap juga. Sulit sekali tadi aku menyuruhnya untuk
beristirahat.”
“Beruntung sekali kau mendapatkan yeojachingu
seperti Kyunnie...”
“Aku juga merasa begitu eon.. Dia seperti
malaikat. Dia sudah memberikanku kesempatan untuk menjadi namjachingunya.”
“Ya~ aku membawa buah. Kau ingin makan yang
mana biar aku kupaskan...”, kataku sambil membuka kantung yang aku bawa tadi.
“Aku ingin apel eon..”
“Baiklah, akan aku kupaskan untukmu..”
“Gomawo eon..” ucapnya tersenyum senang.
“Ne, cheonmaneyo..”
Perasaan senang karena sudah bisa melihatnya
tersenyum lagi tapi juga sedih jika mengingat perkataan dokter bahwa saeng yang
amat kusayangi ini hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi.
--Yora pov end--
“Rupanya kau sudah bangun Kyunnie...”, ucap
Yora sambil tersenyum.
“Aah eon... aku baru saja membuka mataku. Key
kemana..??”jawabnya sambil mengucek mata.
“Dia sedang ke toilet. Kau lelap sekali
tadi..”
Ya~
kenapa dia tidak membangunkanku saat eonninya datang... Aaiisshh tega sekali
dia... gumam Hye Kyung.
“Aah.. mungkin aku agak sedikit lelah karena terlalu
banyak mempersiapkan diriku untuk menghadapi ujian.”, ucapnya sambil
menggaruk-garuk kepalanya.
“Ya~ dia itu memang selalu memaksakan dirinya
jika akan menghadapi ujian. Tadi jika tak kumarahi, dia tak akan pernah
melepaskan buku-buku itu eonni.”, ucap Key yang baru saja keluar dari toilet.
“Hahaha... tak apa kalau begitu asalkan kau
tahu sampai mana batas lelah tubuhmu. Jangan sampai kau jatuh sakit karena
terlalu serius belajar.”, ucap Yora sambil mengelus lembut rambut Hye Kyung.
Saat
ingin menuju ke rumah...
“Ya~ dasar pabo..!!! Kenapa tadi aku menolak
ajakan Yora eonni untuk mengantarku. Aaiisshh... sekarang bagaimana ini...”,
ucap Hye Kyung kebingungan.
“Kemana perginya taksi-taksi itu. Kenapa tak
ada satupun yang lewat dihadapanku... Aigoo.. baterai ponselku habis. Tamat
sudah riwayatku. Sepertinya aku harus berjalan kaki sambil menunggu taksi
kosong yang lewat. Semoga saja keberuntungan masih ada padaku...”, ucap Hye
Kyung sambil berjalan perlahan meninggalkan gedung rumah sakit.
--Hye Kyung pov--
Akupun berjalan di trotoar. Sebenarnya ada
sebuah motor yang berhenti 5m didepanku tapi kau tak mempedulikannya. Tiba-tiba
saja orang itu berjalan ke arahku dan sontak saja membuatku kaget akan
kedatangannya.
“K..ka..kau...”, ucapku sambil menyodorkan
jari telunjukku tepat di hadapan mukanya.
“Iya ini aku. Tak perlu sekaget itu. Aku bukan
hantu.”, ucapnya sambil menurunkan jari telunjukku.
“Apa yang kau lakukan disini..??”, ucapku
mengagetkannya.
“Hei.. harusnya aku yang menanyakan hal itu padamu.
Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini..?? Kenapa sendirian..?? Kenapa
tidak meminta oppamu untuk menjemputmu..?? Atau kenapa tidak naik taksi agar
lebih cepat sampai rumah. Itu kan jauh lebih baik daripada berjalan kaki
sendirian malam-malam begini..”
“Ya~ sejak kapan kau berubah jadi namja yang
perhatian seperti itu..?? Bukankah kau itu namja yang sombong dan cuek
hah..??!!”
“Hei.. jadi kau berpikir kalau aku namja yang
sekejam itu. Aigoo~ keterlaluan sekali kau. Ya sudah lebih baik aku meninggalkanmu
saja tadi. Tak usah menghampirimu. Tadi aku berniat untuk mengantarkanmu pulang
saat aku melihatmu berjalan sendirian. Tapi ternyata kurasa ini bukan moment
yang tepat. Ya sudah, aku duluan ya...”, ucapnya cuek sambil melambaikan tangan
dan berjalan meninggalkanku.
“Tunggu..!!!”, ucapku menghentikannya saat
akan menghidupkan motornya.
“Waeyo..??”, ucapnya sambil melepaskan helm
yang sudah dia kenakan.
Akupun berjalan menghampirinya.
“Bisakah kau mengantarkanku pulang
Youngmin..??? Baterai ponselku habis.
Sejak tadi tak ada taksi kosong yang lewat. Aku takut. Terlalu sepi.”, ucapnku
penuh harap. Ia menatapku lekat-lekat.
“Ini... Kajja... Naiklah...”, ucapnya sambil
memberikan helm padaku.
“Tapi sebelum mengantarmu pulang kau harus
menemaniku makan. Aku lapar.”, ucapnya cuek saat aku sudah terduduk manis
dibelakangnya.
“Terserah kau saja. Asal kau mengantarkanku
pulang.”, jawabku sedikit lega.
“Ok...”, ucapnya sambil menggas motornya.
Sepanjang jalan aku hanya berdoa dalam hatiku.
Ia malah menggas motornya dengan kencang. Aku benar-benar takut saat itu. Tentu
saja aku mengomelinya. Tapi dia hanya diam saja. Dia malah makin mempercepat
laju motornyaAkhirnya aku menghentikan ocehanku seketika dan semakin erat
memeluk pinggangnya.
“Apa kau tidak apa-apa Hye Kyung..??”,
tanyanya memastikan keadaanku setelah memakirkan motornya.
Dia membungkukan sedikit tubuhnya agar bisa
melihat wajahnku yang tertunduk. Sepertinya dia mulai khawatir dengan
keadaanku.
Took....
“Dasar namja pabo..!!! Aku belum mau mati...
Kenapa kau mengendarai motor seperti itu!!!... Apa kau lupa kalau kau sedang
memboncengiku hah..!!!”,ucapku marah dengan sebelumnya memukuli kepalanya
dengan ponselku.
“Aigoo~ sakit sekali Hye Kyung..!!!”, ucapnya
meringis.
“Salah kau sendiri...”
“Ya sudah, aku minta maaf.. Aku terpaksa
melakukannya agar kau sampai rumah tak larut malam. Kau itu kan harus
menemaniku makan dulu Hye Kyung.”, ucapnya.
Aku langsung masuk kedalam restaurant,
meninggalkannya sendirian yang masih meringis kesakitan karena ulahku. Saat dia
masuk kedalam, aku sudah duduk manis di pojok ruangan. Sangat ramai didalam
sini.
Akupun berjalan menghampirinya yang sudah
ditemani oleh pelayan yang sudah siap mencatat menu yang akan dipesan.
“Kau pesan apa Youngmin...??”, ucapku manis.
Karena ada orang lain saja disekitar kami.
Makanya aku bersikap semanis itu. Jika sudah tidak ada aku akan kembali menjadi
diriku. Malas sekali harus bersikap manis dihadapannya.
Pelayan membacakan kembali menu yang kami
pesan. Setelah mengeceknya pelayan itu pergi meninggalkan kami berdua.
“Mian aku juga ikut memesan. Aku lapar...”, ucapku sambil sedikit menundukkan
kepalanya.
--Hye Kyung pov end--
--Youngmin pov--
Ia terlihat lahap sekali dengan menu yang
sudah ia pesan.
“Hei.. kau itu lahap sekali. Seperti belum
makan saja seharian ini..”
“Aku memang belum makan seharian ini.”,
jawabnya cuek.
“Mwo..?!!!! Apa saja yang kau lakukan sampai
tidak makan..??”, tanyaku kaget.
“Aku harus melengkapi catatan semua pelajar
disekolah. Kau kan tahu sendiri, sebentar lagi akan masuk waktu ujian. Jadi aku
harus bekerja ekstra untuk melengkapinya. Aku tak mau gagal.”, ucapnya tanpa
sedikitpun menoleh ke arahku.
“Apa hanya itu..??”, tanyaku lagi.
“Ani.. Tidak hanya itu. Hari ini aku juga
menemani namjachinguku di rumah sakit dan membantunya membuatkan catatan
pelajaran untuk ujian nanti. Makanya sekarang aku lapar sekali...”
“Tadi saat memohon padaku kenapa hanya
menyebutkan namaku saja. Ya~ kau tak sopan sekali. Aku itukan 1 tahun lebih tua
dari kau. Aaiisshh... kenapa aku baru menyadarinya sekarang. Tahu kalau seperti
itu tak akan kuantarkan kau pulang..”
“Ya~ mianhae... Aku bingung dan takut. Jadi
aku harus memanggilmu apa..??? Apa aku panggil saja kau dengan sebutan namja
aneh...”, ucapnya sambil mendongakkkan kepalanya.
Took...
“Dasar yeoja tak tahu terima kasih. Aku sudah
berbaik hati mau mengantarmu pulang. Kau malah mau memanggilku dengan sebutan
itu lagi..!!!”, ucapku sambil menahan amarah.
“Tidak pakai mengetuk kepalaku dengan sendok
berapa..??”, ucapnya sambil memegangi kepalanya.
“Mwo..?!!!”
“Sudah lupakan...”, ucapnya memelas.
“Baiklah. Kau harus memanggilku dengan sebutan
oppa mulai detik ini. OPPA. YOUNGMIN OPPA. Ara..???”
“Hu um..”
Selesai makan dengan segera aku
mengantarkannya pulang karena kurasa ini sudah cukup larut baginya. Motorpun
kuhentikan tepat didepan gerbang putih. Ia pun turun dan melepaskan helm lalu
memberikannya padaku.
“Gomawo Youngmin oppa karena kau sudah mau
mengantarku sampai kerumah.”, ucapnya sambil sedikit membungkukkan tubuhnya
lalu ia berjalan menuju kedalam rumah. Tak lama ia pun kembali lagi kehadapanku
dengan sedikit berlari.
“Waeyo..?? Kenapa kembali lagi..??”, tanyaku
heran.
“Aku hampir lupa. Gomawo atas traktiran
makannya. Kini perutku sudah tak kelaparan lagi. Apa besok kau datang ke
sekolah lagi oppa..??”, tanyanya sambil tersenyum.
“Mwo..?!!!!”
Aku kaget dengan pertanyaannya. Ya~ pertanyaan macam apa itu. Kenapa dia
tiba-tiba mananyakan hal itu padaku.
“Aa.. ne. Sepertinya begitu.”
“Baiklah, kalau begitu besok aku akan
membuatkanmu makan siang sebagai ucapan terima kasihku untuk malam ini. Tidak
apa-apa kan oppa..??”
“Mwo..?!!!!”
Ya~
ada apa dengannya..??? Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini..??? Apa jangan-jangan
dia ingin mengerjaiku...???
“Aa.. ne. Kurasa tak apa Hye Kyung.”
“Baiklah, sampai bertemu besok. Terima kasih
untuk malam ini. Selamat malam. Pai pai...”, ucapnya sambil tersenyum manis
padaku.
“Pai...”, ucapku sambil membalas lambaian
tangannya.
Aaiisshh...
ada apa dengan yeoja aneh itu. Kenapa tiba-tiba bersikap baik seperti itu
dihadapanku.
--Youngmin pov end--
Sesuai janjinya hari itu Hye Kyung terlihat
repot sekali dengan beberapa bungkusan di tangannya. Gongchan yang bertemu
dengannya di depan gerbang membantunya membawakan beberapa bungkusan itu.
“Ya~ kau jadi repot seperti ini Hye Kyung...”,
ucap Gongchan.
“Aah, tak apa Channie. Lagipula aku kan sudah
janji pada kau, Suzy dan Yesung oppa. Mana mungkin aku tak menepati janjiku
itu.”,ucap Hye Kyung santai.
“Kenapa tak mengabariku semalam. Kan aku bisa
membantumu membawakannya dari rumah.”
“Ani.. bukannya aku tak membutuhkan bantuanmu.
Tapi kemarin appa sudah janji padaku kalau hari ini akan mengantarkanku
kesekolah..”, ucap Hye Kyung tersenyum.
Saat
makan siang...
Yesung songsaenim, Suzy dan Gongchan berjalan
menuju taman samping sekolah dengan membawa bungkusan-bungkusan yang dibawa Hye
Kyung tadi pagi.
“Kemana Hye Kyung..??”, tanya Yesung.
“Molla...”, ucap Suzy.
“Mungkin ada yang tertinggal oppa...”, ucap
Gongchan.
“Kalau begitu kita tunggu Hye Kyung dulu,
bagaimana..??”, tawar Yesung.
“Ne oppa...”, ucap Gongchan dan Suzy
bersamaan.
Di
lain tempat...
Kemana
namja aneh itu... Bukankah tadi aku sudah mengirim pesan padanya untuk
menemuiku disini... gumam Hye Kyung.
“Mianhae... sudah lamakah kau disini..??”
“Akhirnya kau muncul juga. Ini...”, ucap Hye
Kyung sambil menyodorkan kotak bekal makan.
“Kau benar-benar membuatkannya..?!!!”, ucap
Youngmin terheran.
“Ne.. aku kan sudah janji padamu. Bekal ini
sebagai ucapan terima kasihku karena semalam kau sudah mentraktirku makan.
Gomawo oppa. Pai...”, ucapnya sambil perlahan pergi meninggalkan Youngmin.
“Hei, mau kemana kau..??”, ucap Youngmin
seraya menghentikan langkah Hye Kyung.
“Aku akan makan siang bersama
sahabat-sahabatku. Selamat makan siang. Semoga kau menyukai bekal dariku.”,
ucapnya tersenyum.
“Gomawo Hye Kyung...”, ucap Youngmin setengah
berteriak.
Youngmin melangkahkan kakinya menuju kantor
appanya. Appanya makan siang diluar dengan relasinya. Sebenarnya ia ingin ikut
ajakan appanya untuk makan siang diluar tapi karena ia menerima pesan dari Hye
Kyung tepat sebelum appanya mengajaknya maka ia menolaknya dan memilih untuk
makan siang di sekolah milik appanya itu.
“Wah... kelihatannya enak...”, ucap Youngmin
setelah membuka kotak bekal tersebut.
“Selamat makan...!!!”, ucapnya seraya
mencicipi satu per satu lauk buatan Hye Kyung.
“Ya~ mashita...”, ucap Youngmin setelah
mencicipi beberapa lauk yang ada di bekal itu.
Ternyata
yeoja aneh itu pandai memasak... gumam Youngmin sambil terus menikmati bekal
buatan Hye Kyung.
Di
taman sebelah sekolah...
“Ya~ Kyunnie... darimana saja kau...”, ucap
Gongchan.
“Mianhae... tadi ponselku tertinggal...”,
ucapnya sambil menunjukkan ponselnya.
“Jam berapa kau bangun hari ini..??”, tanya
Yesung.
“Setengah 5...”
“Ya~ kau niat sekali membuatkan bekal untuk
kami semua...”, ucap Suzy.
“Hahaha... kau itu berlebihan sekali.”, kata
Hye Kyung santai.
“Ya sudah... karena sudah lengkap. Ayo kita
makan...!!!”, ucap Gongchan.
“Ne.. ayo...”, ucap Hye Kyung dan Suzy bersamaan.
Mereka sangat menikmati bekal buatan Hye
Kyung. dengan lahap mereka menghabiskan tiap jenis makanan yang dibuat Hye
Kyung.
“Mashita... Kau pandai memasak rupanya...”,
ucap Yesung oppa sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Hye Kyung.
“Dia itu memang pandai memasak oppa...”, ucap
Suzy dan Gongchan bersamaan.
“Hahaha... hanya kebetulan enak saja buatanku
hari ini...”
“Kau itu selalu merendahkan diri saat
masakanmu dipuji...”, ucap Suzy.
“Sudah... sudah... Ayo cepat dihabiskan. Nanti
waktu istirahatnya keburu habis.”, ucap Hye Kyung.
“Apa hati ini kau akan ke rumah sakit lagi Hye
Kyung..??”, tanya Gongchan.
“Molla.. aku bingung. Nanti ia bisa bosan jika
kujenguk terus menerus..”
“Bukankah jika kau terus mengunjunginya ia
akan cepat sembuh..??”, kata Yesung berpendapat.
“Setiap hari aku sudah menjenguknya. Aku hanya
takut ia akan bosan saja jika aku terus mengunjunginya. Mungkin lebih baik
tidak saja untuk hari ini.”
“Jika aku menjadi namja itu, aku akan
memintamu unutuk selalu menjengukku tiap hari. Bukankah kau juga akan seperti
itu Gongchan..??”, ucap Yesung.
“Ne... aku sependapat dengan Yesung oppa.”
Bel
pulang berdering...
“Yeoboseo...”, ucap Hye Kyung sambil berjalan
keluar kelas.
“Chagia... apa kau sudah pulang..??”, tanya
Key lemah.
“Ne.. aku baru saja keluar kelas. Waeyo..??”
“Ani... aku hanya ingin memintamu untuk
berisitirahat di rumah. Kau sudah menjengukku setiap harinya sampai malam.
Bahkan saat libur kau menemaniku dari pagi hingga larut malam. Aku takut
kesehatanmu akan terganggu.”
“Aa.. ne. Araseo Key. Baiklah kalau begitu aku
akan langsung pulang ke rumah saja. Benar aku tidak usah menemanimu
disana...??”
“Ne.. tidak usah. Aku ingin kau istirahat
beberapa hari kedepan. Aku tidak ingin kau sakit chagia. Kau mengerti maksudku
kan..??”
“Ne... aku sangat mengerti. Baiklah jika maumu
seperti itu. Tapi jika kau sedang membutuhkan sesuatu atau menginginkan sesuatu
untuk dibawakan entah itu makanan atau minum kau harus memberitahuku agar aku
bisa membawakannya untukmu.”
“Ne chagi...”
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu..
neomu.. saranghae.”
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”, ucap Hye Kyung sambil menutup
panggilan Key.
wah... kenapa tiba2 Key malah nyuruh Hye Kyyung ga usah jengukin dia yaa..???
penasaran...???
tunggu part selanjutnya ^^
semoga ajah ff ini ga bikin readers bosen ^^
gomawo buat yg udah baca ff ini, semoga bisa menghibur ^^
0 comments:
Posting Komentar