Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
Aaiisshh... yeoja ini...
Tanpa pikir panjang kudekatkan wajahku. Lalu
kutempelkan bibirku ke bibirnya. Mencoba membersihkan bibirnya yang ditutupi
oleh ice cream.
“Sudah bersih...”, ucapku.
Ia terdiam mematung.
--Key pov end--
------
--Hye Kyung pov--
“Waeyo Key..??”, tanyaku santai.
“Kenapa panik seperti itu..??”
Tiba-tiba saja ia mendekatkan wajahnya
kewajahku. Dan tanpa permisi ia menciumku.
Deg
deg.. deg deg..
Aaiisshh... perasaan apa ini..?? Aku tak
sanggup bernafas karenanya.
“Sudah bersih...”, ucapnya.
Aku hanya terdiam mematung. Suasana hening
seketika. Tak sepatah katapun terucap dari bibirku ataupun bibirnya. Cukup lama
terdiam. Aku sangat tidak suka keadaan seperti ini. Suasana ini seperti
membunuhku.
“Waeyo Key..”, ucapku mencoba memecah
keheningan dengan wajah datar.
“Mianhaeyo.. tak ada tissue. Pelayanpun juga
tak ada”, jawabnya menyesal.
Sebenarnya terselip perasaan bahagia saat ia
melakukan hal itu padaku. Apa yang harus kulakukan..?? Aku akui selama beberapa
minggu ini, dia selalu berlari-lari dalam otakku. Apa aku harus
memberitahukannya...
“Key...”, ucapku pelan.
“Ne..”, jawabnya lembut.
“Aku ingin berjalan-jalan ke sungai.”
“Baiklah.. akan kuantar dan kutemani kau
kesana..”, jawabnya berusaha tersenyum.
Akupun turun dan jalan mendahuluinya. Sejenak
kuterdiam menikmati kesejukan. Gemercik air sungai terdengar sangat merdu
ditelingaku. Aku berjalan menghampirinya. Berdiri memandangi aliran sungai yang
sangat jernih itu. Aku dapat melihat matahari didalamnya. Berwarna orange,
sangat indahnya. Suasana hening ini mampu menyihirku. Aku tak memperdulikan
lagi pada masalahku siang tadi. Aku ingin menenangkan pikiranku. Akupun
terduduk dipinggirnya sambil memandangi air yang mengalir dengan bebasnya.
Ia menungguku. Berdiri terdiam dibelakangku.
Mungkin ia memperhatikanku yang terdiam sejak tiba disini. Aku rasa aku harus
mengakuinya, aku sangat merasa nyaman jika ia ada disampingku.
“Katanya kau mau menemaniku. Kenapa hanya
berdiri disitu saja..??”, kataku sambil menoleh kearah tempatnya berdiri.
“Ya~ aku hanya tak mau mengganggu lamunanmu
Hye Kyung..”, jawabnya.
“Ani.. aku tak melamun. Aku hanya menikmati
suasana ini. Kemarilah...”, kataku sambil menepuk tanah disebelahku agar ia
duduk disampingku.
Ia menuruti kataku. Kini ia terduduk
disampingku. Aku menatapnya walau hanya sebentar. Wajah itu.. aku suka wajah
itu..
“Soal tadi.. mianhae.. a.. aku..”
“Sudahlah.. aku tak mempermasalahkan hal itu”,
kataku buru-buru memotong perkataannya.
“Apa kau tak marah..??”
Aku hanya menggelengkan kepalaku. Ingin
rasanya aku memeluk tubuhnya dan berkata kalau aku sudah jatuh cinta padanya.
Tapi sulit bagiku untuk memulai kata-kata itu lebih dulu.
“Waeyo..?? Bukankah harusnya kau marah padaku
Hye Kyung..??”
“Untuk apa aku marah padamu Key. Semua itu
sudah terjadi. Ya kan..??”, kataku sambil tersenyum ke arahnya.
“Ne, kau benar..”, kini suaranya terdengar
melemah.
“Key..”, kataku sambil menoleh ke arahnya dan
memandanginya.
“Ne.. waeyo..”
“Apa kau tau apa yang kurasakan saat ini..??”
“Mianhae. Aku tak bisa membayangkannya”,
ucapnya pelan, sepertinya ia masih merasa menyesal karena ulahnya tadi.
“Walau sudah lebih dari 4 kali aku
merasakannya tapi sampai saat ini aku tak pernah menyadarinya kalau aku sudah
terjatuh dan terjebak di dalamnya. Tak ada jalan untuk kulangkahkan kakiku
keluar dari dalamnya. Aku benar-benar sudah terjebak Key. Aku tak tahu harus
bagaimana. Apa aku harus terdiam dan menunggu ataukah aku harus berteriak agar
ia menyadarinya. Terkadang aku berpikir betapa pabonya diriku karena telah
menyia-nyiakannya.”
Ia hanya terdiam mencoba mencerna maksud
perkataanku. Aku berharap sekali ia mengatakan hal itu lagi. Aku ingin
mendengarnya sekali lagi.
“Memang sulit untuk keluar saat kau terjebak.
Kau akan selalu bingung dengan apa yang akan kau lakukan saat terjebak. Ikuti
saja kata hatimu. Biarkan ia leluasa untuk mengatakannya.”
“Aa.. ne kau benar Key..”, kataku tersenyum.
“Are you fallin’ in love with a boy??”
“You’re right..”, jawabku tersipu.
“Betapa beruntungnya namja itu..”, katanya
sambil tertunduk lemas.
“Ani.. bukan namja itu yang beruntung. Tapi
aku yang beruntung. Dia berhasil mencuri hatiku diam-diam.”
Karena sudah sore dan langit sudah terlihat
agak gelap, kami memutuskan untuk kembali ke rumah. Sepanjang jalan aku hanya
sibuk membayangkan wajahnya. Tanpa kusadari kulingkarkan kedua tanganku memeluk
pinggangnya erat. Akupun merebahkan kepalaku di pundaknya. Ada rasa kehangatan
disana. Kutumpahkan semua yang kurasakan dipundaknya tanpa permisi pada
pemiliknya. Aku sama sekali tak memperhatikan jalan yang kulewati.
“Sampai kapan kau akan memelukku seperti itu
Hye Kyung..??”, ucapnya yang dalam sekejap berhasil membuyarkan lamunanku.
“Kita sudah sampai..”, lanjutnya.
“Ya~ kenapa cepat sekali..”, kataku sedikit
merengek.
“Kau...”
“Ini helmnya..”, kataku cepat-cepat memotong
kalimatnya sambil turun dan mengembalikan helmnya.
“Gomawo Key.. kau mau menemaniku hari ini
untuk mencari buku itu walaupun belum bisa kudapatkan..”, kataku sambil
tersenyum.
Ia meletakkan helm yang kuberikan lalu membuka
helm yang ia kenakan.
“Kenapa harus berterima kasih. Bukankah kau
juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada diposisimu..”, katanya
tertawa kecil.
Cuup~
Akupun mendaratkan bibirku di bibirnya. Sebuah
ciuman kecil kuberikan untuknya yang tanpa ia ketahui kalau ia adalah namja
yang sudah berhasil mencuri hatiku.
“Terima kasih untuk hari ini..”, kataku sambil
menunjukkan seyuman termanis yang kumiliki.
Matanya membulat, kurasa ia kaget dengan
tingkahku kali ini. Aku tak mempedulikannya. Aku langsung pergi meninggalkannya
dan masuk kedalam rumah.
Aaiisshh,
kurasa aku sudah benar-benar gila...
--Hye Kyung pov end--
Hye Kyung telah menghilang dari hadapannya
tapi ia masih saja terdiam didepan rumahnya. Memutar kembali rekaman itu. Tak
pernah terlintas dalam benaknya kalau yeojanya itu memberikan sebuah kecupan
kecil dibibirnya.
--Key pov--
“Yeoboseo...”
“Apa aku sedang tak bermimpi..??”
“Waeyo...?? Apa karena kecupan itu..??”
“Ne..”
“Waeyo.. Apa tidak boleh..??”
“Anya.. hanya saja..”
“Aneh maksudmu..??”
“Ne..”
“Coba kau lihat ke arah kamarku..”
Akupun menoleh ke arah kamar Hye Kyung.
Kulihat dia berdiri di balkon kamarnya.
“Apa aku terlihat aneh sekarang..??”, katanya
sambil meletakkan tangan dipinggangnya.
“Ani.. kau tidak aneh.. tapi kau terlihat
yeppoe Hye Kyung..”, kataku sambil memandanginya.
Kulihat senyumannya dari kejauhan.
“Would you be my princess in my heart Hye
Kyung..??”, kataku sambil tersenyum. #wah... kalimat baru tuh.. #(Key) iya dong
thor, kalo would you be my girlfriend kan udah banyak yang make. #xD Key mau
tampil beda.
“Menurutmu..??”
“Saranghae.. yeongwonhi..”
“Nado..”, katanya sambil meletakkan kedua
tanganya diatas kepala lalu membuat bentuk love.
“Aaiisshh.. kau terlihat manis sekali kalau
seperti itu Kyunnie...”
“Sudah pulang sana.. besokkan kau harus
menjemputku dan mengantarkanku ke sekolah”, kata Hye Kyung sambil mengerak-gerakkan
tangannya. #aaiisshh.. kok malah diusir sih, kan kasian...
“Ne.. baiklah.. have a nice dream.. pai
pai..”, kataku sambil melambaikan tangan ke arahnya.
“Pai pai...”
Ia pun melepaskan earphone yang menggantung di
telinganya lalu melambaikan tangannya ke arahku sambil tersenyum. Sepertinya
malam ini aku akan memimpikannya.
--Key pov end--
Keesokan
harinya...
“Annyeong umma... appa...”, kata Hye Kyung
dengan cerianya.
“Annyeong Kyunnie...”, kata umma dan appa
bersamaan.
“Aaiisshh yeobo.. ada apa dengan anak gadis
kita..?? Wajahnya nampak ceria sekali..??”, tanya appa pada umma.
“Anio yeobo... aku tidak tahu ada apa dengan
anak kita yang satu ini..”,kata umma sambil mengelus kepala Hye Kyung lembut.
“Kau jahat sekali Hye Kyung... kau tidak
menyapaku pagi ini”, kaya Kyu oppa datar.
“Annyeong oppaku sayang, oppaku yang paling
baik, oppaku yang paling kyeopta...”, sapa Hye Kyung sambil tersenyum.
“Aaiisshh, manisnya kau pagi ini. Coba setiap
hari seperti itu.. Ya~ kau habis memenangkan lotre ya.. Wajahmu pagi ini cerah
sekali. Pagi ini saja cerahnya mampu kau kalahkan..”, kata Kyu oppa meledek.
“Kyaa~ kau itu...”, kata Hye Kyung sambil
memukul bahu Kyu oppa.
“Ya~ sakit Hye Kyung...”, katanya meringis
kesakitan.
“Rasakan itu..!!!”, kata Hye Kyung kesal.
“Aaiisshh... cukup cukup.. ini masih pagi tapi
kalian sudah seperti ini. Bagaimana nanti sore..?? Kalian itu sudah dewasa..
sampai kapan akan bersikap seperti itu terus...”, cerocos umma.
“Sudah.. sudah.. cepat sarapan lalu
berangkat..”kata appa.
Merekapun sarapan. Hye Kyung sangat menyukai
suasana seperti ini. Bisa berkumpul bersama lagi. Kini sesibuk apapun sang umma
dan appa, mereka pasti akan meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga mereka.
Mereka tak ingin melihat si bungsu berseih lagi karena kesibukan mereka.
“Hye Kyung hari ini appa akan mengantarmu ke
sekolah dan menjemputmu, ara..??”, kata sang appa.
“Tapi appa...”
Terdengar suara motor berhenti di depan rumah
yang sekaligus menghentikan ucapan Hye Kyung dan sepertinya pagi itu mereka
kedatangan tamu.
“Siapa yang datang pagi-pagi begini..??”,
tanya appa penasaran.
Ya~
Key sudah datang.. kata Hye Kyung sambil senyum-senyum sendiri. Dan
benar saja tak lama terdengar suara seorang namja menyapa mereka di ruang
makan.
“Anyyeong...”, kata Key.
“Anyyeong..”, jawab mereka serempak.
“Kemarilah Key.. kita sarapan bersama..”, ucap
sang appa mengajaknya sarapan bersama.
“Ne.. gomawo.. Tadi aku sudah sarapan appa..”,
kata Key.
“Aaiisshh... sayang sekali. Padahal hari ini
Hye Kyung yang membuatkan sarapan untuk kami..”, kata Kyu oppa yang sengaja
meledek saengnya yang tumben-tumbenan nyiapin sarapan untuk mereka pagi itu.
“Aaiisshh... mana mungkin Hye Kyung yang
menyiapkannya oppa. Aku tidak percaya..!!!”, kata Key sambil memegangi dagunya.
Nampak guratan ketidakpercayaan di wajahnya.
“Kyaa~ kau menyebalkan sekali Key pagi
ini..!!!”, kata Hye Kyung yang langsung berlari ke arahnya dan mendaratkan
kepalan tangan ke kepala Key.
“Aaiisshh... sakit Hye Kyung..”, ucapnya
sambil memegangi kepalanya.
Appa dan umma yang melihat tingkah mereka
hanya menggelengkan kepala dan tertawa karena tingkah laku sang bungsu yang
kadang terlihat seperti anak kecil.
“Kami berangkat...”, teriak Hye Kyung.
“Ne.. hati-hati”, sahut umma.
Merekapun berangkat ke sekolah. Ini adalah
pertama kalinya Hye Kyung diantar ke sekolah oleh Key yang tentu saja sudah
menjadi namjachingunya. Tak ada yang berbeda dari mereka. Mungkin mereka yang
melihat tak akan berpikir kalau mereka itu berpacaran karena sikap mereka
biasa-biasa saja, seperti bersahabat.
“Apa nanti kau akan mencari buku itu lagi
Kyunnie..”, tanya Key.
“Sepertinya akan sia-sia saja..”, ucapnya
datar.
“Ya~ kau tak boleh seperti itu. Masa menyerah
sebelum berperang..”
“Lalu aku harus apa..??”
“Huh..!! kau itu... Ya sudah nanti aku akan
mencoba menanyakannya pada teman-temanku dan teman eonniku. Semoga saja
diantara mereka ada yang tahu seputar fansign buku itu..”, kata Key mencoba memberikan
solusi.
“Aaa... itu ide yang bagus Key..”, kata Hye
Kyung sambil tertawa.
“Sudah sana.. nanti kau terlambat sampai
disekolah.. huss huss..”
“Ya~ kau kira aku ayam...”
“Hehehe... nanti jangan lupa jemput aku ya...
pai pai...”
“Ne.. pai pai..”
Saat
makan siang...
“Ya~... rupanya kalian sudah berpacaran..?!!”,
kata Gongchan.
“Benarkah yang kudengar barusan..??”, tanya
Suzy memastikan.
Hye Kyung menganggukan kepalanya. Kedua
sahabatnya itu tersenyum bahagia mendengar kabar itu.
“Lalu... kapan kau akan mentraktir kami
Kyunnie..”, kata Gongchan sok manis.
“Kya~ apa-apaan kau itu... jangan sok imut
dihadapanku..”, kata Hye Kyung malas.
“Ani.. aku tidak sok imut kok Kyunnie..”,
jawabnya.
“Lalu wajah apa yang barusan kau tunjukkan
padaku...”
“Sepertinya wajahku biasa-biasa saja, aku
tidak sok imut. Tapi aku memang sudah imut dari lahir jadi aku tidak perlu berpura-pura
imut dihadapanmu.. Semua orang juga tau kalau aku itu imut.”, jawab Gongchan
cuek.
“Kya~ Channie.. mau lari kemana kau... Kemari
kau... otakmu itu sudah waktunya untuk kucuci... Kemari kau...!!!!”, kata Hye
kyung sambil mengejar Gongchan yang sudah berlari terlebih dahulu. Ia sudah tau
kalau sahabatnya itu pasti akan menghajarnya habis-habisan setelah mendengar
ucapannya.
“Coba kejar aku... Kau itu tidak percaya
sekali dengan kata-kataku... Dari lahir pun aku memang sudah imut... Bahkan aku
jauh lebih imut darimu Hye Kyung...”, kata Gongchan masih sambil terus berlari.
“Kau..!!! Kemari kau...!!!”, kata Hye kyung
makin kesal.
Tiba-tiba saja...
Buuggh...
--Youngmin pov--
Setelah dari kantin aku berniat menuju ruang
kerja appaku. Ya.. appaku adalah pemilik SMA KyeongIn. Saat sedang berjalan menuju kantor appaku tiba-tiba saja...
Buuggh...
“Aaiisshh... apa-apaan ini...”, kataku saat
pantatku dengan mulusnya mendarat kelantai.
“Hei... matamu kemana hah..!!!”, kataku sambil
mencoba untuk berdiri tanpa memperhatikan siapa yang menabrakku.
“Mianhae... aku tak sengaja...”, ucapnya yang
ternyata adalah seorang yeoja.
“Kau..!!!”, kataku bersamaan dengannya.
“Hey... kau itu tak bosan-bosannya
menabrakku... Apa jangan-jangan hobbymu adalah menabrak orang hah.. Kemarin kau
menabrakku sampai-sampai bukuku jatuh kekubangan air. Sekarang kau menabrakku
hingga terjatuh. Apa yang akan kau lakukan besok..?? Apa akan menabrakku hingga
masuk ke rumah sakit hah..??!!!”, kataku kesal.
“Aaiisshh... hey namja aneh!!! Aku kan tadi
sudah minta maaf padamu. Aku tidak sengaja. Aku sedang mengejar temanku. Kau
itu kasar sekali...”, ucapnya.
“Heh yeoja pabo.. aku tak akan sekasar ini
kalau kau tidak menabrakku lagi..”
“Heh.. namja aneh... kalau aku pabo mana
mungkin aku ada disekolah ini... Kau yang pabo... Dasar namja aneh...”, katanya
sambil pergi begitu saja dari hadapanku.
“Heh yeoja pabo... kembali kau.. Masalah kita
belum selesai..!!!”, kataku berteriak.
“Itu menurutmu, tapi tidak bagiku...”
Dia tidak mengindahkan kata-kataku. Dia malah
mempercepat langkahnya. Kurasa dia tak mau mendengarkan pekataanku.
Aaiisshh
yeoja aneh... Lihat saja nanti kalau bertemu lagi. Akan kukerjai kau...
--Youngmin pov end--
--Hye Kyung pov--
Ya~
mimpi apa aku semalam sampai bertemu namja aneh itu lagi... Sebenarnya siapa sih
dia... Sudah 2 hari berkeliaran di sekolah ini tanpa mengenakan seragam?? Apa
dia itu sunbaeku yang sudah lulus beberapa tahun lalu..?? Ah~ masa bodo... Yang
jelas dia itu namja yang menyebalkan, namja yang tak bisa menghargai permintaan
maaf orang... Dasar namja angkuh...
ping ping ping pingkeubit romance
bing bing bing ne mami done
saranghae saranghae saranghaeyo
urineun pingkeubit romance
“Yeoboseo...”
“Kau sedang apa..??”
Akupun menceritakan kronologis kejadian tadi.
Mulai dari percakapanku dengan kedua sahabatku di kantin sampai aku berdebat
dengan namja aneh itu.
“Benarkah begitu..??”
“Ne... jinjja...!!! Aarrgghh, aku kesal sekali
hari ini”, keluhku.
“Aku ingin cepat-cepat pulang..”, kataku lagi
merengek.
“Aaiisshh... sebentar lagi kan kau pulang.
Bersabarlah...”, kata Key menghiburku.
“Bagaimana kalau nanti kita mampir makan ice
cream dulu..??”, lanjut Key.
“Ne... tapi aku mau makan ice cream di pinggir
sungai... Bolehkan Key...??”, rengekku manja.
“Ne chagia~”, jawabnya lembut.
“Aku ingin blueberry Key... Kau belikan
untukku ya...”, rengekku tiba-tiba tanpa menunggunya untuk menanyakan padaku
apa yang aku inginkan.
“Baiklah... sampai bertemu nanti... Pai pai
chagi~”
“Ne.. pai pai..”
Ayolah
bel... Berderinglah... Aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya...
Saat
jam pelajaran terakhir...
“Sepertinya ada yang sedang kau tunggu..??”,
tanya Suzy tiba-tiba yang mengagetkanku.
“Aa~ ne.. aku ingin cepat-cepat pulang...”
“Pasti ingin cepat-cepat bertemu dengan
Key..”, serobotnya yang memotong kalimatku.
“Ya... kau sudah tau...”, kataku tersipu malu.
“Ku kira kau sedang menunggu panggilan Yesung
songsaenim... Kau itu kan murid kesayangannya, kau juga dekat sekali dengannya.
Saat dikantin kukira kau mau bilang kalau kau berpacaran dengan Yesung
songsaenim...”, kata Gongchan yang langsung nimbrung ke obrolan kami.
“Aaiisshh... dia itu kan songsaenim kita. Mana
mungkin seorang murid berpacaran dengan songsaenimnya sendiri...”, kataku
datar.
“Bisa saja.. iya kan Suzy..??”
“Ne.. itu mungkin saja Hye Kyung.. Lagipula
Yesung songsaenim itukan masih muda. Kurasa umurnya tak jauh berbeda dengan
oppamu..”
“Iya sih.. tapi tetap saja itu sangat aneh
bagiku..”
--Hye Kyung pov end--
--Yesung pov--
Seperti biasa setelah aku mengajar, aku pasti
meninggalkan tugas untuk murid-muridku. Saat aku berjalan menuju ruang guru,
aku melihat Hye Kyung dari kejauhan. Ya~ Hye Kyung adalah salah satu murid
terbaik yang kumiliki saat ini. Entah kenapa aku mengagumi muridku yang satu
itu. Mungkin karena ia adalah orang yang supel dan tampil apa adanya.
Saat ia melewati ruang guru, aku sengaja
memanggilnya. Sebenarnya aku sudah menunggunya daritadi dan berharap ia akan
melewati ruangan ini. Akupun berjalan menghampirinya dan memberikannya sebuah
novel.
“Ini untukmu Hye Kyung..”
“Untukku..??”, ia terlihat kebingungan.
“Ne.. aku kan pernah bilang waktu itu di kelas
bagi siapapun murid di kelasku yang bisa menjawab 15 dari 20 pertanyaan yang
kuberikan dengan jawaban terbaik akan kuberikan hadiah. Apa kau tak ingat..??”
“Aa~ ne... Aku ingat songsaenim”, katanya
sambil tersenyum.
Aigoo~
manis sekali senyumnya...
“Gomawo...”, lanjutnya sambil meraih buku yang
kusodorkan padanya.
“Ne.. kuharap kau menyukainya..”
Sebenarnya aku sudah tau kalau dia itu suka
sekali membaca novel. Makanya aku memberikannya hadiah sebuah novel.
“Aku menyukainya songsaenim. Aku suka sekali
membaca novel. Ya~ koleksiku bertambah lagi...”
Ia tersenyum lagi. Entah kenapa aku merasakan
kebahagiaan tersendiri saat melihatnya tersenyum. Ingin rasanya aku bisa terus
melihat senyuman itu terus dari wajahnya yang yeppoe. Aku merasa hampir gila
saat melihatnya tersenyum.
“Sekali lagi gomawo songsaenim. Aku pamit..
permisi..”
“Ne.. cheonmaneyo..”
Ia pun pergi dari hadapanku. Padahal dia itu muridku
tapi kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh di hatiku saat menatap dan
melihatnya. Entahlah.. mungkin hanya kekagumanku saja.
--Yesung pov end--
--Leeteuk pov--
“Dia sudah tak terlihat tapi kau masih saja
tersenyum. Hentikan... kalau ada murid yang melihatmu seperti itu bagaimana??”,
kataku menggodanya.
“Aaiisshh... kau itu datang tiba-tiba dan
pergi pun juga tiba-tiba. Ya~ dia memang sudah tak terlihat..”, katanya datar.
“Apa kau menyukainya..??”
“Mwo..??”, matanya membulat.
“Tak perlu kaget seperti itu.. Kau memang
menyukainya kan..??”
“Ani.. aku hanya mengagumi saja. Apa aku tak
boleh mengagumi muridku sendiri..??”
“Boleh-boleh saja... tapi kau harus bisa
membedakan kagum dan cinta.. Terkadang keduanya terlihat sama..”, kataku
menjelaskan.
“Ne.. aku tahu..”
Sudah
ketahuan olehku tapi masih saja mengelak. Apa mungkin ia malu untuk
mengakuinya?? Tapi untuk apa malu.. Hye Kyung yeoja yang baik, supel dan apa
adanya. Ya~ dasar Yesung... pasti kau malu karena dia itu muridmu sendiri...
Akupun kembali ke tempatku. Meneruskan
pekerjaanku memeriksa semua tugas yang dikumpulkan oleh murid-muridku. Sesekali
kulihat ia tersenyum sendiri di mejanya. Mungkin ia belum sepenuhnya menyadari
kekagumannya itu.
--Leeteuk pov end--
ceritanya masih berlanjut lho readers...
moga ajah ga ngebosenin ^^
ditunggu komen'a tentang ff ini...
saran ataupun kritik dari kalian berguna bgt lho buat author...
gomawo buat yg udah mau mampir n baca ff buatan author ^^
0 comments:
Posting Komentar