Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
--Intro--
Cho Hye Kyung adalah seorang
yeoja yeppeo. Anak kedua dari pasangan Park Shin Ra dan Cho Hyun Jae. Hye Kyung
memiliki oppa yang bernama Cho Kyuhyun. Saat ini Kyuhyun sedang menimba ilmu di
Kyonggi University, fakultas Ekonomi jurusan Management Accounting
International.
Cho Hye Kyung adalah yeoja
yang ceria, ramah dan cukup pandai. Setidaknya selama sekolah ia selalu
mendapat peringkat walau hanya masuk 10 besar saja. Berbeda dengan oppanya. Selain
tampan dan ramah, oppanya sangat pandai. Ketika duduk di sekolah dasar Kyuhyun
selalu mendapat juara umum disekolahnya. Saat SMP ia hanya mendapat peringkat
2. Ketika SMA prestasinya meningkat, ia mendapat peringkat 1 dikelasnya dan
menjadi juara 2 di sekolahnya.
Appa Hye Kyung memiliki
perusahaan furniture. Perusahaan itu sudah cukup terkenal di Seoul. Sedangkan
umma Hye Kyung membuka outlet pakaian, bisnisnya pun sudah menyebar di beberapa
kota di Korea.
Orangtua mereka memang
sering pergi keluar kota untuk memantau perusahaan dan bisnis. Jika appa dan
ummanya pergi Cho Kyuhyun tidak bisa mencegahnya, karena menurutnya
bagaimanapun juga mereka pergi karena tuntutan. Sedangkan saengnya Hye Kyung
selalu beranggapan kalau appa dan ummanya itu hanya memikirkan perusahaan dan
bisnisnya saja. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan
Hye Kyung saat ditinggal berdua di rumah dengan oppanya. Seperti hari itu,
untuk yang kesekian kalinya appa dan ummanya pergi keluar kota. Pergi disaat hari
pentingnya itu.
--Hye Kyung pov--
“Chukadurimnida Hye
Kyung..!!!”, seru Kyuhyun oppa sambil memelukku.
Aaiisshh... dia terlihat
bahagia sekali. Aku melayangkan pandanganku ke seluruh ruangan. Tapi percuma
saja karena diruang tamu hanya ada aku dan oppa. Kemana appa dan ummaku....
“Gomawo oppa... Hhm, appa
dan umma mana..??”
“Mereka pergi ke Busan. Ada
sedikit masalah di kantor appa.”
“Lagi-lagi mereka pergi
diacara pentingku.”, kataku lemas.
“Sstt, ani... jangan begitu
saeng. Disana ada sedikit masalah yang mengharuskan mereka pergi mendadak. This
is for you..!!!”, ucap oppa mencoba menghiburku sambil memberikan sebuah kotak
berwarna biru.
“Sebelum appa dan umma pergi
mereka menitipkan ini untukmu. Nah yang ini dari oppa.”, ucapnya lagi sambil
tersenyum.
“Gomawo oppa... Baiklah aku
ke kamar dulu oppa..”
“Ne... sekali lagi selamat atas
kelulusanmu...”, ucap oppaku semangat.
Entah kenapa hari itu aku
benar-benar tidak semangat setelah mengetahui bahwa appa dan ummaku tiba-tiba
pergi ke Busan tanpa menungguku terlebih dahulu.
Kulangkahkan kakiku dengan
malasnya menuju ranjang lalu meletakkan hadiah dari oppa dan appa serta umma
begitu saja.
Sama sekali tidak penasaran
dengan isi kedua kotak itu. Kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Mencoba
menenangkan diriku.
--Hye Kyung pov end--
--Kyuhyun pov--
Melihat saengku datang
akupun langsung menghampirinya lalu memeluk dan mengucapkan selamat atas
kelulusannya. Ia menanyakan keberadaan appa dan umma, kubilang saja kalau
mereka pergi ke Busan. Mendengar kabar itu kulihat ia sangat kecewa sekali.
Nampak begitu jelas di matanya. Aku berusaha menghiburnya sebisaku.
“Sstt, ani... jangan begitu
saeng. Disana ada sedikit masalah yang mengharuskan mereka pergi mendadak. This
is for you..!!!”, ucapku mencoba menghibur saengku sambil memberikan sebuah
kotak berwarna biru.
“Sebelum appa dan umma pergi
mereka menitipkan ini untukmu. Nah yang ini dari oppa.”, ucapku sambil
menyodorkan kotak berwarna hijau.
“Gomawo oppa... Baiklah aku
ke kamar dulu oppa..”
“Ne... sekali lagi selamat
atas kelulusanmu...”, ucapku semangat.
Ia benar-benar tidak
semangat dan sangat kecewa karena dihari pentingnya itu appa dan umma harus
pergi meninggalkannya tanpa menunggunya terlebih dahulu. Sebenarnya ini bukan
pertama kalinya kulihat saengku seperti itu. Kulihat langkahnya gontai menuju
kamar. Ingin sekali aku mengejarnya dan memeluknya. Tapi kurasa ia perlu waktu
untuk sendiri. Menenangkan dirinya di kamar. Kuputuskan untuk membiarkan ia
sendiri, memberikan waktu untuknya. Semoga
saja ia bisa mengerti dengan keadaan ini.
--Kyuhyun pov end--
Hye Kyung meletakkan
kotak-kotak itu di atas meja belajarnya begitu saja tanpa ada rasa penasaran
akan isinya. Lalu berjalan menuju ranjang dan membanting tubuhnya diatas sana.
Benar-benar terlihat sangat tidak semangat. Ia kecewa dengan appa dan ummanya.
Mengambil bantal lalu menutup mukanya. Ingin rasanya berteriak tapi ia tak
sanggup. Ia tidak ingin merepotkan oppanya. Dalam dekapan bantalnya perlahan
cairan hangat itu mengalir tanpa permisi. Menangis sejadi-jadinya di dalam
kamar. Mungkin itu bisa sedikit meredakan kekecewaannya hari itu. Tanpa ia
sadari berapa lama cairan itu menetes, ia pun terlelap.
Malam harinya...
--Kyuhyun pov--
Kulihat saengku sangat tidak
berselera makan. Padahal aku sudah capek-capek membuatkan makanan kesukaannya.
Tapi masakan itu hanya dipandanginya dengan tatapan kosong. Sesekali mengacak
makanan dipiringnya. Ya, aku harus
apa..?? Apa yang harus aku lakukan agar saengku tidak seperti itu..??
Hatiku miris melihatnya...
--Kyunyun pov end--
--Hye Kyung pov--
Aku duduk ditempatku. Aku
melihat oppaku membuatkan makanan kesukaanku. Makanan itu tertata rapi di meja.
Omona... aku sangat senang karena oppaku sangat perhatian padaku. Tapi saat
teringat kejadian tadi siang selera makanku hilang. Aku tahu oppa
memperhatikanku sejak tadi. Tapi aku benar-benar tidak sedang berselera. Aku
hanya menatap kosong makanan di hadapanku. Sesekali aku mengacak-acaknya. Mianhae oppa, bukannya aku tak suka
masakanmu tapi aku sedang tak berselera. Aku hanya memakannya sedikit lalu
aku pamit pergi meninggalkan meja makan.
--Hye Kyung pov end--
Oppanya jadi ikut sedih
melihat tingkah saengnya yang seperti itu. Dia hanya diam menatap saengnya yang
sedih dan tak mampu berbuat apa-apa.
Di kamar Hye Kyung...
Ring ding dong ring ding dong
Ring digiding digiding dingding
Hye Kyung meraih
ponselnya. Dilihatnya nama pengirim sms
yang terpampang dilayar ponsel lalu membukanya.
From : Umma
Chukadurimnida my
princess... Mianhae umma dan appa tidak menunggumu. Ini benar-benar sangat
mendadak. Kami harap kau mengerti keadaan ini. Ya, umma dan appa telah
menitipkan sonmul untukmu. Hope you like it... Kami bangga padamu...
--Hye Kyung pov--
Ponselku berdering. Saat
kulihat ternyata sms dari umma. Kubuka dengan malasnya. Setelah membacanya aku
pun mulai sibuk mengetik membalasnya.
To : Umma
Ne umma and appa, gomawo...
Tapi aku akan sangat lebih senang lagi jika kalian berada disini sekarang. Ini
sudah untuk yang entah keberapa kalinya kalian meninggalkanku di hari yang sangat
penting bagiku.
Setelah kurasa cukup, aku
mengirimnya.
Success sending...
ping ping ping pingkeubit romance
bing bing bing ne mami done
saranghae saranghae saranghaeyo
urineun pingkeubit romance
Ya, siapa lagi....
“Yeoboseo!”, kataku.
“Chukadurimnida Hye Kyung
...”, ucap seorang namja diseberang sana.
“Ne, gomawo Key...
congratulation too for you..”, ucapku.
“Aaisshh, waeyo..?? kenapa
di hari sepenting ini kau terdengar tak bersemangat..??”
“Gwaenchana Key...”.
“Jeongmal..?? geojimalhaji
maseyo...”.
“Aniyo... tak apa-apa”
“Ya, masih saja kau
menyembunyikannya padaku. Cepat ceritakan ada apa sebenarnya..??”, ucap Key
agak ketus.
“Aaiisshh, rupanya aku tak
pandai menyembunyikan apapun darimu.”
“Hey, aku mengenalmu cukup
lama. Cepat ceritakan..!!”
“Ne... aku ditinggal lagi.
Appa dan umma pergi ke Busan tanpa menungguku kembali..”
“Jeongmal..?? ya Hye Kyung mungkin
mereka membutuhkan bantuan appa dan ummamu... Sabarlah... Mereka pasti juga
tidak ingin pergi saat kelulusanmu..”
“Tapi kenapa selalu berulang
Key... sudah terlalu sering... aku juga ingin seperti anak lainnya. Aku juga ingin sepertimu. Bisa merayakan
kelulusan dengan seluruh anggota keluarga. Aku sangat merindukan momen sepeti
itu..”
Tanpa kusangka cairan itu
mengalir kembali di pipiku.
“Ya Hye Kyung... jangan
menangis...”
Aku hanya terdiam. Aku
benar-benar iri padanya. Tiap akhir pekan selalu bisa berkumpul dengan anggota
keluarganya.
“Hye Kyung... apa besok kau
ada acara..??”
“Anio... waeyo Key..??”,
tanyaku.
“Aku ingin mengajakmu pergi
keluar. Apa kau mau..??”
“Ne... mulon imnida Key..”
“Ok.. aku akan menjemputmu
pukul 11... Arra...”
“Ne.. arraseo..”
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
Setelah mengucapkan selamat
atas kelulusannya, ia terdengar sangat tidak bersemangat sekali. Awalnya Hye
Kyung tidak mau menceritakkannya padaku tapi setelah ku paksa akhirnya ia
menceritakannya padaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk tak membuatnya
menangis tapi percuma saja. Usahaku tak membuahkan hasil. Akhirnya aku
memutuskan untuk mengajaknya jalan bersamaku. Aku berjanji akan menjemputnya
pukul 11.
Baiklah Hye Kyung besok kita akan bertemu, semoga saja aku bisa
menghiburmu..
--Key pov end--
Keesokan harinya...
Terdengar suara motor
berhenti di depan rumah Hye Kyung. Keypun menekan bel yang terpasang dekat
pagar rumah Hye Kyung.
Ting tong ting tong...
Terlihat seorang pria
sedikit berlari kecil untuk membukakan pagar rumah.
“Annyeong ahjusshi...”, sapa
Key ramah.
“Annyeong... pasti mencari
nona Hye Kyung...”, kata ahjusshi itu.
“Ne, ahjusshi...”, jawab Key
tersenyum.
“Silahkan masuk saja
tuan...”, kata ahjusshi sambil mempersilahkannya untuk masuk kedalam rumah.
“Gomawo ahjusshi...”
“Ne, cheonmaneyo...”
Sesampainya di depan pintu
Key bertemu dengan Kyuhyun.
“Annyeong oppa...”, sapanya.
“Oh, annyeong Key...
Chukadurimnida Key...”, kata Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.
“Ne, gomawo oppa...”, ucap
Key sambil berjabat tangan.
“Pasti ingin mengajak Hye
Kyung pergi, iya kan..??”, kata Kyuhyun menebak.
“Ah, ne oppa. Tadi malam
ketika aku menelponnya ia terdengar sangat tidak semangat sekali itu. Makanya
aku ingin mengajaknya keluar. Apa boleh oppa..??”
“Ne, tentu saja Key... hiburlah
dia.”
Setelah cukup berbicang
dengan Kyuhyun, Key berjalan menuju ruang tamu dan menunggu Hye Kyung. Setengah
jam ia menunggu Hye Kyung. Hye Kyung datang menghampirinya. Ia sudah bersiap
untuk pergi dengan Key hari ini. Key menatapnya lekat saat Hye Kyung sibuk
mengenakan sneakersnya.
--Key pov--
Setengah jam aku
menunggunya. Lumayan lama memang tapi akhirnya ia datang. Aigoo.. betapa
yeppoenya dia.. jeans biru dongker belel menutupi kakinya yang jenjang.
Tubuhnya dibaluti dengan kaos warna hitam dan dilapisi oleh kemeja kotak-kotak
berwarna merah. Red sneaker high top menghiasi kakinya. Casual tapi tetap
menarik.
“Kita mau kemana Key..??”,
tanyanya yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
“Aigoo... aku juga bingung.”
“Aaiisshh... masa tidak
tahu..”
“Kau mau kemana. Pokoknya
hari ini aku akan menemanimu. Terserah kau mau kemana..”
“Pabo... kau kan yang
mengajakku. Harusnya sudah punya pilihan. Kau itu...!!!”, katanya sambil
menjitak kepalaku.
“Aigoo.. sakit Hye Kyung..”
“Sepertinya aku ingin makan
ice cream. Apa kau mau menemaniku..??”
“Ne.. baiklah. Ayo kita
pergi ke tempat biasa.. kajja...”
“Ne.. kajja..”
--Key pov end--
Ice cream... mungkin itu
pilihan yang cukup bagus. Suasana hati Hye Kyung sedang tak menentu. Ia perlu
makan ice cream untuk meredakan kekecewaannya. Motor Key melaju dengan
santainya. Memecah kerumunan kendaraan yang lumayan ramai di sepanjang jalan
raya. Hanya sekitar setengah jam mereka tiba di kafe Lux (#hadeeh ngarang
abis). Menuju tempat yang biasa mereka tempati. Tempat di salah satu sudut
ruangan yang berdindingkan kaca. Pemandangan jalan. Kendaraan yang lalu lalang.
Orang-orang yang hilir mudik melewati kafe itu. Setidaknya ada yang bisa mereka
lihat kalau duduk disana. 15 menit menunggu, ice cream pesanan pun tiba. Cuaca
yang panas sangat cocok untuk makan ice cream. Mix ice cream with cream dan
chococinolla ice cream terhidang dihadapan mereka. Dengan santainya mereka
berbincang sambil sesekali menikmati ice creamnya.
--Hye Kyung pov--
“Ya Key.. cobalah. Enak lho..!!”,
kataku sambil menyuapinya.
“Hmm, benar... lagi
dong...”, pintanya.
Akupun menyuapinya lagi. Dan
untuk yang ketiga kalinya aku sengaja menyuapinya agak lebih tinggi. Dan
berhasillah kejahilanku. Ujung Hidung Key kini berwarna coklat karena ice cream
yang akan kusuapi. Dia terlihat agak kesal dengan kejahilanku.
Took...
Dia memukul kepalaku dengan
sendoknya.
“Aaiisshh, sakit Key..!!”
Dia terdiam tak menggubris.
Aku hanya tersenyum melihatnya kesal seperti itu. Lalu kuambil sebuah tissue
dan membersihkan hidungnya dari ice cream yang berhasil kutorehkan disana. Lalu
melanjutkan makan ice cream.
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
Untuk yang ketiga kalinya ia
menyuapiku, Hye Kyung malah meninggikan tangannya. Alhasil ice cream itu
mendarat dengan santainya di ujung hidungku. Agak kesal melihatnya menjahiliku.
Took...
Aku berhasil mendaratkan
sendok ice cream ku kekepalanya.
“Aaiisshh, sakit Key..!!”,
katanya meringis sambil memegangi kepalanya.
Aku hanya terdiam tak
menggubris kata-katanya itu. Lalu ia mengambil tissue dan membersihkan ice
cream yang berhasil ia torehkan di ujung hidungku. Ingin rasanya aku tersenyum
senang karena tingkahnya itu. Tapi aku putuskan untuk menahannya. Walau sulit
sekali untuk menahannya. Yeoja yang kini dihapanku, entah sampai kapan akan
menjadi chinguku. Rasanya ingin sekali menjadikannya yeojachinguku. Tapi aku
belum berani untuk mengungkapkannya. Aku takut ia akan menjauhiku jika aku
mengatakannya. Tak hanya setahun ataupun 2 tahun aku mengenalnya. Sudah 10
tahun lebih aku mengenalnya. Apa dia akan
berakhir menjadi yeojachinguku..???
--Key pov end--
Malamnya...
--Hye Kyung pov--
“Gomawo Key sudah mengajakku
keluar rumah hari ini. Aku senang sekali. Kau itu benar-benar teman terbaik
yang pernah kumiliki..”, ucapku penuh kegembiraan.
“Aah, hanya teman..!!! Kau
hanya menganggapku sebagai temanmu saja..!! Kau jahat sekali Hye Kyung..”, ucapnya
sambil tertunduk sedih.
“Lalu kau mau apa
dariku..??”, sambil tertawa.
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
“Lalu kau mau apa
dariku..??”, katanya sambil tertawa.
Astaga... dia menanyakan hal itu. Tak terlintas dibenakku kalau ia akan menanyakan hal itu padaku.
Cuup..
Aku mendaratkan kecupan
kecil kekeningnya. Ia pun terkejut dengan apa yang aku lakukan. Dia tertunduk.
Entah kenapa aku melakukannya begitu saja. Aku mengangkat dagunya. Kini mata
kami bertemu. Aigoo~ betapa yeppeonya dia.. Cukup lama aku menatap yeoja dihadapanku.
Kini mukanya memerah seperti udang rebus.
“Neol saranghae Hye
Kyung...”, kataku sambil tersenyum.
Aku pun membelai lembut
pipinya tapi ia tetap terdiam. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.
“Mianhae aku mengatakannya.
Maybe it’s the time that you know about my feelin’ Hye Kyung. Kuharap kau tak
akan menjauhiku karena perkataanku ini. Kuingin kau jadi yeojachinguku...”.
“A..a..ak..aku..aku..”,
ucapnya terbata.
“Sudahlah.. mungkin kau
masih shock mendengar ini. Tak perlu terburu-buru. Masuklah sana. Udara diluar
cukup dingin. Nanti kau bisa sakit.”, kataku sambil menaiki motorku dan
menyalakannya.
“Aku pulang ya. Tidurlah
yang nyenyak. Lupakan hari kemarin jangan kau ingat lagi karena itu hanya akan
membuatmu sedih. Mimpi yang indah Hye Kyung..”, akupun melaju dengan motorku
memecah keheningan sebuah gang kecil di Gangdong-gu.
--Key pov end--
--Hye Kyung pov--
“Sudahlah.. mungkin kau
masih shock mendengar ini. Tak perlu terburu-buru. Masuklah sana. Udara diluar
cukup dingin. Nanti kau bisa sakit.”, katanya sambil menaiki motor dan
menyalakannya.
Aku hanya bisa terdiam
terpaku melihatnya. Tampak guratan kekecewaan disana. Aku ingin menyampaikan
sesuatu padanya tapi bibirku ini sulit sekali untuk kugerakkan.
“Aku pulang ya. Tidurlah
yang nyenyak. Lupakan hari kemarin jangan kau ingat lagi karena itu hanya akan
membuatmu sedih. Mimpi yang indah Hye Kyung..”. Itu kalimat terakhir yang ia
katakan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkanku yang masih membatu didepan
rumah.
Kulangkahkan kakiku kedalam.
Kulihat oppa sedang asik bermain game.
“Kau sudah pulang Hye
Kyung..??”, katanya sambil menghentikan gamenya sementara.
“Ne.. oppa..”, kataku cuek.
“Aaisshh, kau kenapa..?? Apa
Key merusak moodmu..??”, tanyanya khawatir.
“Anio oppa~ dia sangat
menghiburku seharian ini..”, kataku sambil mendekati oppa.
“Lalu kenapa wajahmu seperti
itu..?? Apa teringat hari kemarin..??”, kali ini dia mengelus lembut rambutku.
“Ne..”
“Sudahlah... Jangan sedih
seperti itu... “, katanya sambil memelukku erat.
Akupun membalas pelukan
oppaku. Bahu yang sangat nyaman. Sangat hangat berada didalam dekapannya. Tanpa
kusadari air mataku membasahi baju yang ia kenakan.
Cuup~
“Jangan menangis lagi..
Bagaimana kalau kita ke atap seperti biasanya..??”, ucapnya sambil tersenyum.
“Ne oppa... sepertinya sudah
lama kita tidak duduk diatas sana..”, sahutku sambil menghapus air mata yang
membasahi pipiku.
“Kau duluan kesana, aku akan
menyusul...”
“Ne oppa...”, kali ini
sebuah senyuman menghiasi wajahku walau sebernarnya hatiku berbanding terbalik
dengan senyumanku itu.
--Hye Kyung pov end--
--Kyuhyun pov--
Kulihat saengku sedang
menatap langit. Terdiam dan memandangnya tanpa berkedip sedikitpun. Menikmati
keindahannya. Hari ini langit nampak begitu cantiknya. Bulan dan bintang
bersinar dengan terang seakan ingin berbagi kebahagiaan dengan saengku. Karena
tak mau mengganggunya aku langsung duduk disampingnya. Ternyata ia menoleh
kearahku sambil tersenyum. Senyuman itu kini telah kembali menghiasi wajahnya
yang yeppeo.
“Kau tidak lupa membuatkanku
coklat hangat kan oppa..??”
“Anio... mana mungkin aku
lupa. Itukan sudah jadi kebiasaan kita jika kesini. Ini untukmu. Hati-hati,
mungkin masih panas.”
“Ne oppa.. gomawo~”
Kini sepertinya ia telah
melupakan kesedihannya. Ia menceritakan semuannya padaku baik hari kemarin dan hari
ini. Sebenarnya mereka berdua (Key dan Hye Kyung) terlihat seperti pasangan
kekasih menurutku. Tapi kenyataannya mereka bersahabat. Ya, seperti itulah
mereka. Kadang aku suka mengejek mereka kalau mereka itu adalah pasangan kekasih.
Kalau aku mengatakan itu Key hanya diam dan tertawa saja. Sedangkan saengku...
dia pasti akan berteriak histeris dan pasti memukulku. Ketika melihatnya
bersedih, ingin rasanya aku melihat tingkah histerisnya seperti saat kugoda
kalau ia berpacaran dengan Key. Ekspresi itu akan selalu membuatku rindu pada
saengku. Tingkah konyolnya yang kini jarang terjadi semenjak appa dan umma
mulai sibuk. Aku benar-benar merindukan hal itu dari saengku. 2 jam lamanya
kami duduk diatap. Sepertinya ia mulai mengantuk.
“Saeng... apa kau sudah
ingin tidur..??”
“Ne oppa.. aku sudah
mengantuk.”, katanya sambil mengucek-ngucek matanya.
“Kajja.. naiklah. Aku akan
menggendongmu..??”ucapku sambil berjongkok dihadapannya.
“Mwo??”
“Waeyo..??”
“Oppa.. aku ini sudah besar.
Lagipula ini diatap bukan diatas tanah. Kau itu aneh..”, katanya sambil
mengernyitkan kening.
“Hey... aku bukan namja
lemah seperti itu. Aku masih mampu menggendongmu. Kajja... naiklah...”, kataku
memaksa karena keliahatannya ia sudah sangat mengantuk sekali.
“Aku masih mampu berjalan
oppa. Jika aku melakukannya, itu hanya akan membahayakan kita berdua. Apa kau
mau mati muda oppa..?? Dasar pabo...”, katanya tersenyum evil sambil berjalan
mendahuluiku.
“Aaisshh, kau itu...”, aku
pun mencoba mengerjarnya.
“Sini kau... aku pasti bisa
mengejarmu.. lihat nanti kalau aku mendapatkanmu.. kuhabisi kau Hye
Kyung..!!!”, kataku setengah berteriak.
“Coba saja kalau bisa...
weee :p “, katanya sambil menjulurkan lidahnya keluar.
--Kyuhyun pov end--
Rumah yang semula sepi kini menjadi
ramai karena peristiwa kejar-mengejar kakak beradik itu. Sambil berlari, Hye
Kyung terus saja menggoda oppanya. Karena terlalu asik menjahili oppanya itu ia
tidak menyadari benda yang ada dihadapannya.
kira-kira apa yang terjadi dengan Hye Kyung...???
tunggu di part selanjutnya ya...???
don't be silent readers ^^
comentnya berarti banget lho buat author ....
0 comments:
Posting Komentar