Main Cast : Cho Hye
Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
Kim “Key” Kibum,
Jo
Youngmin a.k.a Youngmin,
Suzy,
Gongchan (Channie),
Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre : Romance,
sad, comedy, family, friendship
Cerita sebelumnya...
--Gongchan
pov--
“Memangnya
ia memakai baju warna apa Channie..??”, tanya Hye Kyung.
“Tadi aku
sekilas melihatnya memakai kemeja war...”, kataku yang tiba-tiba terhenti.
“Aaah...
aku kan menanyakanmu. Kenapa kau malah menanyakan hal itu padaku. Untung saja
aku tidak melanjutkannya... Kau curang sekali Kyunnie...”
Ia hampir
saja mengetahui jawabannya. Ia pintar sekali memancingku untuk mengatakan
jawabannya. Aaiisshh.. sebenarnya Hye
Kyung yang licik atau aku yang pabo...???? #kamu nggak pabo kok Channie..cuma
terlalu polos ajah ;D #diceburin ke kali sama turChan.
--Gongchan
pov end--
------
--Suzy
pov--
Akhirnya... Baiklah, sekarang aku akan
menuju kelas Hye Kyung.. Aku jadi penasaran dengannya... Sampai-sampai seorang
Key jatuh cinta padanya...
Akupun
melangkahkan kakiku menuju kelas Hye Kyung.
Aaiisshh... apa-apaan mereka. Kenapa
menatapku seperti itu..?? Apa ada yang salah denganku hari ini..??
Akupun
berbelok ke toilet. Menatap kaca dihadapanku. Sungguh aneh, tak ada yang salah
dengan penampilanku hari ini. Tapi mengapa mereka menatapku seperti itu...
Akupun
keluar toilet dan segera mungkin menemui Hye Kyung karena aku mengajaknya untuk
beristirahat denganku.
“Hye
Kyung...”, aku memanggilnya dengan sedikit berteriak. Seisi kelas langsung
melihat ke arahku. Disana memang masih ramai. Akupun berjalan masuk tanpa
memperhatikan teman-teman sekelas Hye Kyung yang memperhatikanku.
“Ayo kita
istirahat..’, ucapku.
“Ne..
sebentar ya Suzy.. aku harus merapikan ini dulu..”, jawabnya sambil sibuk
merapikan buku-buku yang tergeletak di atas mejanya.
“Aigoo~
Kyunnie.. kau punya teman baru tapi tak mengenalkannya padaku..”, kata seorang
namja yang tak kuketahui namanya kepada Hye Kyung.
“Aaiisshh..
iya Gongchan... aku lupa bercerita padamu...”, katanya sambil memegangi
kepalanya.
“Suzy..
kenalkan ini teman sebangkuku, Gongchan.. Gongchan.. ini Suzy.. teman
baruku..”, katanya sambil memperkenalkan kami berdua.
“Annyeong..
Naneun nae Suzy imnida...”
“Annyeong..
Naneun nae Gongchan imnida...”
“Waah..
aku dapat teman baru lagi hari ini...”, kataku senang.
“Apa aku
juga boleh mengajak Gongchan untuk beristirahat bersama dengan kau dan aku..??”
“Ne...
tentu saja...”, kataku sambil tersenyum.
Tak lama
kami pun berjalan bersama menuju kantin. Wah.. ramai sekali..
Setelah
berkeliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan tempat kosong untuk kami.
Setelah itu kami memesan makanan. Setengah jam berada di kantin. Kami
berbincang cukup lama. Banyak yang kami bicarakan karena belum lama kami saling
kenal. Jadi banyak yang bisa dibicarakan. Kurasa setengah waktu yang terlalu
singkat untuk mengenal kepribadian mereka. Tapi sejauh ini mereka teman yang
sangat menarik.
--Suzy pov
end--
Saat bel pulang berdering...
“Hey Hye
Kyung..!! Apa hari kau dijemput oppamu..??”, tanya Gongchan.
“Waeyo..??
Apa kau mau mengantarku hah..??”, tanya Hye Kyung meledek.
“Aku kan
hanya bertanya Kyunnie...”, katanya memelas.
“Hahaha...
kau itu lucu sekali kalau tampangmu seperti itu Channie...”, kata Hye Kyung
sambil tertawa.
“Ne.. aku
meminta oppaku untuk menjemputku... Aku ingin cepat sampai rumah Channie.. Kau
tahukan tugas hari ini banyak sekali. Aku ingin cepat-cepat
menyelesaikannya..”, lanjut Hye Kyung.
“Ne..
ara.. apa besok aku boleh ke rumahmu... Aku ingin belajar bersama denganmu.
Bolehkan..??”, kata Gongchan sambil menunjukkan puppy eyesnya.
“Aaiisshh...
matamu itu~... kenapa harus seperti itu. Aku jadi tak bisa menolaknya...”, ucap
Hye Kyung melemah karena puppy eyes Gongchan.. #aaiisshh.. kalo author yg
ngeliat, author udah meleleh ngeliatnya >.<
Di depan gerbang...
--Kyuhyun
pov--
Kenapa banyak sekali... Mana saengku
ya..???
Aku
celingak-celinguk mencari saengku. Ia meminta dijemput dengan alasan kalau hari
ini dia mendapat banyak tugas dari songsaenim dan ingin cepat sampai dirumah. 5
menit aku mencari sosok saengku.. Akhirnya yang aku cari datang..
“Hye
Kyung..!!! Sebelah sini...”, kataku berteriak sambil melambaikan tangan ke
arahnya.
Ia
pun membalas lambaianku. Dia menuju ke
arah tempatku menunggunya dengan seorang namja dan yeoja. Kurasa mereka berdua
teman Kyunnieku.
“Mianhae
oppa.. kau menunggu terlalu lama.. Tadi Yesung songsaenim memanggilku dan
menyuruhku untuk menemuinya di kantor...”, jelasnya.
“Ne.. tak
apa saeng.. Apa mereka temanmu..??”, tanyaku.
“Aah,
ne... kenalkan oppa.. Ini teman sebangkuku, Gongchan..”
“Annyeong...
naneun nae Gongchan imnida..”, katanya sambil tersenyum. Aigoo~ betapa imutnya dia. Tapi tetap saja aku yang paling imut...
#Kyuppa narsis bgt ==”
“Annyeong...
naneun nae Cho Kyuhyun, panggil saja Kyuhyun oppa..”, kataku sambil tersenyum.
“Nah..
yang ini Suzy. Dia berbeda kelas denganku oppa...”, kata Kyunnie menjelaskan.
“Annyeong...
naneun nae Suzy imnida...”, katanya tersenyum manis.
“Annyeong...”,
kataku ramah.
Senang mendengar
Kyunnieku memiliki teman yang kurasa terlihat baik. Walau aku belum begitu
dekat tapi kurasa mereka bisa menjadi teman yang baik.
“Kajja
oppa... aku ingin cepat sampai dirumah.. Tugasku banyak sekali oppa...”,
rengeknya.
“Ne..
baiklah. Kami permisi ya Gongchan.. Suzy..”
“Ne oppa”,
sahut mereka berdua.
“Pai pai
Channie, Suzy.. aku duluan ya...”, kata saengku sambil tersenyum ke arah
mereka.
“Ne..
pai-pai...”, sahut mereka.
Akupun
menyalakan motorku dan pergi meninggalkan mereka berdua.
--Kyuhyun
pov end--
--Suzy
pov--
Aku
melangkahkan kakiku menuju merci putih yang sudah menungguku diseberang gerbang
sekolah.
“Yeoboseo..!!”,
kataku sambil masuk ke dalamnya.
“Bagaimana..??”,
tanyanya penasaran.
“Yeoja
yang menarik...”, kataku.
“Benarkah..??
Kenapa kau berpendapat seperti itu Suzy..??”, tanyanya lagi.
“Walau aku
belum mengenal dekat tapi ia yeoja yang menyenangkan. Aku senang dan mulai
merasa nyaman jika berada di dekatnya. Pantas saja sahabatku yang satu ini
klepek-klepek dibuatnya..”, kataku menjelaskan. #aigoo~ bahasa mana tuh
klepek-klepek thor?? #author bingung ngejelasinnya o.O
“Kau
itu...”, katanya melemah. Kurasa mukanya kini seperti udang rebus.
“Tenang
saja... Kau bisa menanyakan kabarnya lewatku. Aku akan membantumu Key dan aku
tak akan memberitahukannya kalau aku ini sahabatmu”
“Ne..
gomawo Suzy.. kau baik sekali...”, katanya memujiku.
“Aaiisshh..
kau baru tahu kalau aku ini baik..!!! Kemana saja kau selama ini..!!”, kataku
agak kesal. #Keynya abis dibius sama author jadi baru nyadar deh... #diserbu
lockets.
“Hehehehe...”.
ia hanya tertawa mendengarku mengatakan itu.
--Suzy pov
end--
Di kamar Hye Kyung...
--Hye
Kyung pov--
Aigoo~ ada apa dengan tugas-tugas ini..
Kenapa sulit sekali.. Bagaimana aku menyelesaikannya... #tenang ajah Hye Kyung...Ada author
disini...Pasti author bantuin kok... #bantuin pake doa tepatnya xD
Aah.. kepalaku pusing... aku butuh
hiburan...
Kuambil
ipod di tas sekolahku. Kupasang headphone orangeku lalu memainkan lagu di
playlist. Sekejap akupun terlarut dengan irama dari playlistku. Mulai bernyanyi
sambil menggerakkan tubuhku entah gaya apa itu. Aku benar-benar menikmatinya.
5 menit,
10 menit... aku masih larut dengan musik yang kudengarkan. Entah berapa lama
aku mendengarkannya. Aku tak peduli. Aku ingin menghibur diriku sebentar. Saat
baterai ipodku habis, aku baru menyadari kalau tugas itu belum kuselesaikan.
Aku
kembali terduduk dikursiku dan menyelesaikannya setelah sebelumnya aku makan
dan mandi. Entah sekarang sudah jam berapa aku tak tahu. Aku menyelesaikan semuanya
malam itu dan tanpa aku sadari aku sampai tertidur disana.
--Hye
Kyung pov end--
Waktu
berjalan begitu cepatnya. Persahabat terjalin begitu saja diantara mereka.
Tanpa ada yang meminta dan memaksa. Tak ada lagi yang perlu disembunyikan oleh
mereka. Terbuka, apa adanya. Sebuah persahabatan yang terjalin tulus. Tapi bukan
berarti mulus-mulus saja.
Banyak
sudah yang mereka lewati. Sampai akhirnya persahabatan itu nyaris putus karena
salah paham dan keegoisan. Tapi itu berlalu begitu saja. Mereka mampu bertahan
dan melewatinya.
Mulut dan
mata bisa dengan mudahnya untuk berbohong tapi hati, jiwa dan perasaan tak bisa
memungkiri kalau mereka itu saling membutuhkan satu sama lain. Mereka sudah
terikat dari awal. Bahkan jauh sebelum mereka dilahirkan, tali itu telah
mempersatukan mereka.
♫ ♣ ♣ ♫ ♫ ♣ ♣ ♫ ♫ ♣ ♣ ♫
Detik demi
detik mahkota itu berjatuhan dari kelopaknya. Disepanjang pinggir jalan Seoul
dipenuhi warna-warna coklat, kuning hingga yang berwarna kuning kemerahan.
Ya... ini musim gugur. Daun-daun kering berguguran. Tak hanya yang kering
saja... beberapa yang masih segarpun ikut turut berguguran bersama dengan yang
lainnya. Wangi musim gugur, seolah mulai menyergap hidung setiap makhluk yang
dengan setianya menghiasi tiap sudut-sudut jalan Korea.
Headphone
orange menghiasi telinganya. Dengan santai Hye Kyung berjalan diantara mereka
yang lalu lalang di Insandong. Insadong adalah surganya para
pecinta barang-barang kerajinan. Disana banyak menjual
barang-barang kerajinan, seperti lukisan, bingkai, keramik dan pernak-pernik
lainnya. Hari itu ia ingin membeli sesuatu yang bisa menghiasi
suasana kamar barunya. Matanya berkeliling memperhatikan keadaan sekitar.
Mencoba menemukan sesuatu yang mungkin jarang ditemukan ditempat lainnya.
Restoran dan kafe yang menyajikan makanan
tradional khas Korea pun juga menghiasi sepanjang jalan Insandong. Di tempat ini
tipe barang yang ditawarkan sebagian besar mirip dengan pernak-pernik
tradisional di Namdaemun. Hiasan dinding, gantungan hp, boneka-boneka
tradisional, dsb. Namun ada beberapa
barang di Insandong tidak bisa ditemukan di Namdaemun.
Yang
membedakan Insandong dengan Namdaeum adalah tata
lokasinya. Insadong tidak
seperti pasar-pasar pada umumnya, tapi berupa sebuah jalan yang cukup panjang
dengan toko-toko di kanan kirinya. Jika dibandingkan
dengan Namdaemun Market, Insadong lebih berbau
pariwisata. Lokasi yang lebih rapi, teratur dan bersih
dibandingkan Namdaemun, walaupun harganya relatif lebih
mahal. Tapi disini terdapat
beberapa barang yang mungkin tidak bisa ditemui
di Namdaemun, tentu kualitasnya biasanya lebih bagus. Lokasinya yang nyaman
untuk berjalan-jalan. Hye Kyung
menyukai suasana ini karena sangat memanjakan matanya.
Tanpa lelah ia terus menyusuri Insandong untuk menemukan
benda yang cocok. Cukup lama ia berjalan, terhentilah ia di sebuah toko yang
tak begitu besar namun benda yanga ada didalamnya tertata dengan apik. Ia pun
masuk kedalamnya. Mencoba mencari stand lamp. Disana ada banyak pilihan untuk
benda itu. Mulai dari yang berbau tradisional sampai yang modern. Mulai dari
warna bambu, kayu hingga colorfull. Bentuk yang biasa sampai yang abstrack
dengan berbagai ukuran ada di dalamnya. Cukup lengkap memang sampai memusingkan
Hye Kyung untuk memutuskan yang mana yang akan ia beli.
--Hye Kyung pov--
“Aigoo~ banyak sekali pilihannya... mana yang harus aku
pilih untuk kamarku...??”
“Ada yang bisa kubantu nona..??”, tanya seorang ahjusshi
padaku.
“Ne.. aku bingung harus memilih stand lamp yang mana
ahjusshi.”, kataku sambil menunjuk ke arah stand lamp yang kumaksud.
“Kau akan meletakkannya dimana..??”, tanya ahjusshi itu
ramah.
“Sepertinya aku akan meletakkan disalah satu sudut
kamarku ahjusshi.. Begitu banyak pilihan, aku bingung dibuatnya..”, kataku
sambil menggaruk-gaaruk kepala.
“Warna kamarmu dominan apa nona..?? Mungkin aku bisa
membantumu dengan beberapa pilihan...’, katanya menawarkan bantuan.
“Aah, ne... Cat kamarku berwarna cream. Beberapa benda
disana berwarna hitam, putih dan merah.”, ucapku menjelaskan.
“Ne... kurasa yang itu.. itu.. atau yang disebelah sana
bisa kau pilih untuk kau letakkan disudut kamarmu nona..”, kata ahjusshi sambil
menunjuk satu per satu stand lamp yang ia maksud.
“Aah.. ne... gomawo ahjusshi sudah membantuku memilihkan
beberapa.. aku akan melihat-lihatnya dulu..”, kataku tersenyum sambil berjalan
menuju benda-benda yang dimaksud.
“Ne.. silahkan.. kuharap salah satu dari pilihanku itu
berkenan dihatimu nona..”, kata ahjusshi itu.
Setengah jam aku memperhatikan detil tiap pilihan yang
disarankan ahjusshi itu padaku. Ia memberikan pilihan yang cukup sulit untuk
kuputuskan yang mana yang akan kubawa pulang karena kurasa pilihan-pilihan itu
memang sangat cocok untuk kamarku. Akhirnya kuputuskan untuk membeli stand lamp
berwarna cream dengan bahan bambu muda yang tentu saja berwarna coklat muda.
Terlihat sangat alami namun elegant, itu menurutku. Aku langsung memanggil
ahjusshi dan menanyakan harganya. Setelah harga cocok, aku membayarkannya
padanya.
“Gomawo nona.. itu pilihan yang bagus. Semoga kau senang
dengan barang-barang yang ada di tokoku. Kapan-kapan mampirlah lagi ke tokoku.
Gomawo....”, kata ahjusshi itu.
“Ne.. cheonmaneyo atas bantuannya... kapan-kapan aku akan
mampir lagi...”, kataku sambil tersenyum.
Akupun kembali ke rumah dengan naik taksi. Tak mungkin aku
naik bis dengan membawa stand lamp, sangat merepotkan sekali. Setibanya dirumah
Kyuhyun oppa membantuku untuk membawakan stand lamp yang kubeli tadi kekamarku.
“Aaiisshh... simple, alami tapi elegant. Pilihan yang
bagus...”, kata Kyuhyun oppa sambil memegangi dagunya dan tak hentinya menatapi
stand lamp itu.
“Gomawo.. aku jadi senang sendiri mendengar oppa
mengatakan itu...”, kataku tersenyum puas sambil menatapi benda itu juga.
Sepertinya kali ini pilihanku tak salah. Oppa saja juga
menginginkan stand lamp itu. Ia terus-terusan menggodaku dan memujiku agar aku
mau memindahkan stand lamp itu kekamarnya dan membiarkannya untuk beberapa
hari. Apa kalian pikir aku akan mengabulkannya..?? Tentu saja tidak. Jika itu
sampai terjadi baranng itu tak akan pernag kembali ke kamarku lagi untuk
selamanya. Headphone putih yang baru saja aku beli saat pertengahan tahun
ketika aku duduk di kelas 10 lalu langsung ia pinjam dan sampai sekarang aku
duduk di kelas 12 barang itu tak juga kembali ke tanganku. Padahal aku belum
sempat mencobanya. Ya, kadang begitulah oppaku. Tapi walau bagaimanapun ia..
tetap saja dia oppa terbaik yang pernah aku miliki.
--Hye Kyung pov end--
Ddrrtt... ddrrtt... ddrrtt... ddrrtt...
“Aigoo~
siapa yang menelponku malam-malam begini...”, gerutu Hye Kyung sambil meraih
ponselnya.
“Yeoboseo...”,
katanya tanpa melihat ke layar ponsel.
“Hei.. ini
masih malam... Kenapa menghubungiku malam-malam begini..”, katanya serak.
“Kyunnie...
ini sudah pagi. Kau masih tertidur haah..!!! Cepat bangun..!!!”, kata namja
dari seberang sana.
“Apa aku
tidak salah dengar..?? Kenapa suaramu mirip sekali dengan Key..??”, katanya
yang masih setengah sadar.
“Ini
memang aku... Aaiisshh, dasar pabo...!!!”, sahut namja itu.
“Mwo??!!!”,
katanya terkejut lalu langsung menatap layar ponsel.
Aaiisshh... ternyata memang benar dia...
Akhirnya dia menghubungiku...
gumam Hye Kyung senang. Kini ia sudah tersadar sepenuhnya. Senyum sumringah
menghiasi wajahnya yang masih bau bantal.
“Kyunnie..!!
Kyunnie..!! Apa kau masih disana..??”, kata Key sambil ngescream #:D hati-hati
Key nanti speaker ponselnya Kyunnie rusak... #(Key)nggak apa-apa author, biar
Kyunnie beli ponsel baru lagi.
“Aa.. ne
Key.. Kau kemana saja... Aku tak pernah bisa menghubungi ponselmu. Selalu saja
tidak aktif. Kukira kau sudah ganti nomor makanya aku mengirimi e-mail hampir
setiap hari padamu. Tapi kenapa tak satupun dari e-mail yang aku kirim itu kau
balas. Kau jahat sekali padaku. Apa kau tahu, aku disini sangat khawatir sekali
padamu. Kau pun pindah rumah juga tidak mengabariku. Kau itu benar-benar namja
yang jahat sekali Key. Aku hampir mati kebingungan memikirkanmu. Apa kau
itu..??? Lalu sekarang tiba-tiba kau muncul. Sebenarnya apa maumu yang
sebenarnya..??? Kau memang benar-benar ingin melihatku mati berdirinya..??? Kau
kira ini lelucon hah..!!! Kau..”, cerocos Hye Kyung dan kalimatnya pun terhenti
ketika sebuah tangan memeluk pinggangnya.
“Neomu
bogosipho Kyunnie...”, bisik Key.
Hye Kyung diam mematung. Pagi yang benar-benar mengejutkan baginya.
Kini sosok yang ia rindukan sudah bersamanya, memeluknya erat. Hye Kyung
memutar badannya 180° .
Ia dapat melihat sosok Key dengan jelas
dihadapannya. Tak ada yang berubah dari namja itu. Tatapan matanya yang tajam
dan hangat. Senyumnya yang manis. Benar-benar tak berubah. Ia pun langsung
memeluk erat namja dihadapannya. Key pun membalas pelukan itu. Ia sangat
meridukan yeojanya itu. Dengan lembutnya ia membelai rambut Hye Kyung.
--Key pov--
Aku sengaja menelponnya sepagi ini. Aku akan
mengejutkannya dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Aku rindu wajah kagetnya
itu. Sangat lucu. Tapi sial bagiku, ia malah menceramahiku.
“Aa.. ne
Key.. Kau kemana saja... Aku tak pernah bisa menghubungi ponselmu. Selalu saja
tidak aktif. Kukira kau sudah ganti nomor makanya aku mengirimi e-mail hampir
setiap hari padamu. Tapi kenapa tak satupun dari e-mail yang aku kirim itu kau
balas. Kau jahat sekali padaku. Apa kau tahu, aku disini sangat khawatir sekali
padamu. Kau pun pindah rumah juga tidak mengabariku. Kau itu benar-benar namja
yang jahat sekali Key. Aku hampir mati kebingungan memikirkanmu. Apa kau
itu..??? Lalu sekarang tiba-tiba kau muncul. Sebenarnya apa maumu yang
sebenarnya..??? Kau memang benar-benar ingin melihatku mati berdirinya..??? Kau
kira ini lelucon hah..!!! Kau..”, cerocos Hye Kyung dan kalimatnya pun terhenti
ketika aku melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya.
Akupun memeluknya erat. Tapi ia hanya diam saja. Tak
sedikitpun mencoba untuk melepaskannya atau berkata apapun tentang kehadiranku.
Jantungkupun berdegup dengan kencang. Aku benar-benar merindukannya. Kurasa ia
juga merasakan hal sama denganku. Buktinya ia diam saja ketika kupeluk.
“Neomu
bogosipho Kyunnie...”, bisikku.
Cukup lama aku memeluknya. Lalu tiba-tiba saja
ia melepaskan pelukanku dan memutar tubuhnya 180°. Kukira ia ingin menamparku karena matanya itu terlihat penuh dengan
kekesalan. Diluar dugaanku ia malah langsung memelukku. Aku langsung
membalasnya memeluk erat. Perlahan aku belai rambutnya dengan lembut.
“Aaiisshh... bau apa ini..??”, kataku sambil
melepaskan pelukkanku.
“Waeyo..??”, tanya Kyunnie polos.
“Aaiisshh... yeoja seyeppeo kau masih bau
bantal jam segini..?? Aaiisshh.. mimpi apa aku semalam memeluk yeoja sepertimu
yang masih bau bantal..”, kataku mengejek sambil menutup hidung.
“Kyaaa~ kau jahat sekali.. kan kau duluan yang
memelukku tadi...”, katanya sambil menepuk bahuku.
“Kalau tidak begitu pasti aku masih
mendengarkan ceramahanmu pagi ini. Sana lekas mandi. Aku akan mengantarmu ke
sekolah. Aku tunggu di bawah yaa...”, kataku sambil melemparkan handuk
kearahnya dan pergi keluar dari kamarnya.
Sesampainya aku dibawah, aku bertemu umma
Kyunnieku.
“Apa kau berhasil membangunkannya Key..??”,
tanya umma padaku.
“Ne.. umma. Aku berhasil membangunkannya.
Memangnya semalam Kyunnie tidur jam berapa umma..??”, tanyaku penasaran.
“Sepertinya saengku itu begadang semalaman
untuk mengerjakan tugas-tugasnya.”, jelas Kyuhyun oppa.
“Oow.. jadi seperti itu...”, kataku sambil
tertawa.
Aku memang sudah dekat dengan anggota keluarga
Hye Kyung. Mereka yang memintaku untuk memanggil mereka dengan sebutan umma,
appa dan oppa. Aku seperti menjadi bagian dari keluarga Hye Kyun. Begitupun
sebaliknya, ummaku sangat sayang sekali pada Hye Kyung. jika ia sedang main
kerumahku pasti umma hanya memperhatikannya, aku anak kandungnya malah
dicuekin. Ummaku kadang keterlaluan. Tapi walau begitu, aku senang karena
keluargaku bisa menerima kehadirannya.
“Apa kau sudah sarapan Key..??”, tanya Kyuhyun
oppa padaku.
“Kau pasti belum sarapan kan. Ayo kita sarapan
bersama pagi ini.”, ucap umma padaku sambil tersenyum.
“Aah.. ne.. kebetulan aku lupa sarapan tadi.
Aku terlalu bersemangat untuk bertemu dengan kalian..”, kataku.
“Aaiisshh... yang kau maksud sebenarnya bukan
kami. Tapi Kyunnie, saengku... Benar kan tebakanku..??”, ucap Kyuhyun oppa
sambil tertawa kecil menggodaku.
“Ani... kau bisa saja oppa. Tentu saja kalian
semua...”, kataku mengelak.
Tak lama Hye Kyung turun dengan pakaian
seragamnya. Ia masih saja seperti dulu. Cantik, manis dan menarik. Sepertinya
aku sudah terbius dengan penampilannya yang sederhana itu. Tak bisa kupungkiri
kalau aku sudah jatuh ke dalam pesonanya. Aku tak mampu lagi menahan senyumku.
Kini sepertinya semua orang disana bisa melihat senyuman yang sudah mengembang
diwajahku.
--Key pov end--
--Hye Kyung pov--
Hari ini Key berjanji padaku akan mengantar
dan menjemputku nanti. Aku benar-benar senang sekali mendengarnya. Tak dapat
kusembunyikan lagi senyuman itu. Kurasa ia melihat senyumanku yang super duper
manis itu... #jiaa elaah.. prikitiew...
Saat berada didepan aku bingung memikirkan
posisi dudukku. Cukup lama aku tak pernah naik motor itu lagi. Aku mulai merasa
canggung. Key memakaikan helm kekepalaku dan sontak saja aku kaget karenanya.
“Kajja... nanti bisa telat...”, katanya.
Aku mendekati motor itu dengan ragu-ragu.
“Waeyo...??”, tanyanya.
“Ani... aku hanya bingung saja. Aku harus
duduk dengan posisi apa..”, kataku sambil mengelus helm dikepalaku.
Ia tertawa melihat ku salah tingkah. Lalu ia
menarik tanganku untuk mendekatinya.
“Duduklah seperti biasa kau naik motor dengan
oppamu itu..”, katanya manis.
“Ne... tapi aku...”.
“Kajja... apa kau mau aku datang terlambat ke
sekolahku hanya karena menunggumu memikirkan posisi dudukmu..”, ucapnya.
“Ne... baiklah...”, kataku sambil menaiki motornya
dengan masih sedikit keraguan diwajahku tapi berusaha sebisa mungkin untuk
menyembunyikannya. Aku tak mau dia tahu kalau aku sedang berbunga-bunga saat
ini.
Ia pun langsung menggas motornya tanpa
memberitahuku. Alhasil helm kami berbenturan. Tapi bukannya berhenti ia malah
terus melajukan motornya dan membiarkanku untuk memeluknya. Jujur saja aku
takut. Bagaimana tidak, ia membawanya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan berdoa semoga saja tidak terjadi apa-apa
padaku pagi ini. Apa kalian mau tahu apa isi doaku itu..?? Ini dia doaku..
Tuhan...
jangan kau mabil nyawaku sekarang. Aku belum lulus SMA. Aku ingin melanjutkan
pendidikannku ke perguruan tinggi. Aku ingin merasakan kuliah di Seoul
University dan mengambil jurusan komunikasi atau setidaknya jurusan bahasa tapi
entah bahasa apa yang akan ku ambil. Aku ingin mendapat gelar sarjana dan
membahagiakan umma, appa dan oppa. Aku ingin melihat oppaku menikah dengan
yeoja yang mencintainya, umma, apaa dan diriku. Aku ingin melihat oppaku
memiliki anak. Aku ingin merasakan mencari pekerjaan dan aku dapat mencari
penghasilan sendiri tanpa perlu merepotkan appa dan ummaku lagi. Aku belum
menikah. Aku ingin menikah. Memiliki suami yang benar-benar mencintaiku. Lalu
hidup bahagia bersama dengan namja yang kucintai itu. Memiliki anak dan ingin
melihat anak-anak kami tumbuh besar. Bersekolah, menikmati perguruan tinggi dan
berakhir lagi dengan menikah. Ingin merasakan menggendong cucu. Aku ingin hidup
hingga aku cucuku memiliki cucu. Aku masih ingin merasakan kehidupan yang
panjang tuhan. Tolong jangan ambil nyawaku sekarang. Lindungilah diriku
Tuhan... jebal....
Tanpa kusadari akhirnya aku sampai dengan
selamat.
“Fiuhh.. syukurlah...”, ucapku pelan. Lalu
akupun turun dari motor sport putih itu dan melepaskan helm.
“Ingat.. nanti aku akan menjemputmu..
ara...!!”, ucap Key sambil menerima helm dariku.
“Ne.. ara. Tapi awas saja kalau kau membawa
motor dengan cara seperti tadi. Aku akan menghajarmu sampai babak belur..”,
kataku sambil menunjukkan kepalan tanganku kehadapan mukanya.
Ia hanya tertawa melihatku sewot pagi ini. Ia
pun turun dari motornya lalu menghampiriku.
“Kajja.. masuklah...”, katanya sambil mengacak
lembut rambutku. Ia pun kembali kemotornya, menyalakan mesin dan pergi
meninggalkanku.
Aku berjalan masuk ke dalam sekolah dengan
perasaan bahagia. Aku tak bisa mengambarkannya. #sini Hye Kyung author
bantuin.. #pasti disekeliling berasa kayak bunga-bunga pada mekar, warna-warni,
wangi alam banget dah... #author sok tau bgt yaaa... :D #lupakan.
--Hye Kyung pov end--
--Gongchan pov--
“Daritadi pagi sampai sekarang kerjaanmu hanya
senyum-senyum saja. Kau itu kenapa Hye Kyung..??”, tanyaku penasaran.
“Aah.. ani.. aku tak apa-apa Channie..”,
jawabnya masih sambil senyum-senyum.
“Suzy.. apa kau tau dia itu kenapa...
Lama-lama aku jadi takut berada didekatnya..”
“Aaiisshh.. kau kira aku sudah gila hah..!!!”,
jawabnya tiba-tiba yang mengagetkanku.
Suzy tertawa melihat tingkah kami. Tanpa
kuketahui Hye Kyung mendaratkan sendok yang sebelumnya habis ia pakai untuk
makan sup ke kepalaku. Sontak saja aku kesal. Aku pun berlari ke wastafel dekat
kami duduk lalu memastikan keadaan rambutku dalam keadaan baik-baik saja. Aku
pun kembali ketempat dudukku semula lalu mencaci maki Hye Kyung.
“Kyunnie.. kau jorok sekali. Sendok itukan
bekas sup. Apa kau tidak tahu.. aku baru saja membersihkan rambutku pagi ini
dan mengcreambathnya.. 30 menit aku melakukannya hanya untuk memanjakan
rambutku. Tapi hanya dlam sekejap saja kau hampir saja menghancurkannya. Apa
kau tidak tahu perjuanganku untuk bangun pagi-pagi hari ini hanya untuk
rambutku...”, cerocosku tanpa henti.
Sialnya ia malah mengenakan headphone. Susah
payah aku jelaskan padanya hingga berkeringat dan menghabiskan 2 gelas air ternyata
ia tak mendengarkan apa yang aku sampaikan padanya.
“Sudah.. sudah.. aku lelah terus tertawa karena
melihat tingkah laku kalian yang seperti anak SD..”, kata Suzy sambil memegangi
perutnya.
Dia benar-benar berhasil membuatku menjadi
namja pabo saat ini. Semua anak memperhatikan kearah tempat kami duduk. Dan
mereka juga ikutan menertawakan tingkah kami.
Aigoo~
mau ditaruh dimana mukaku... Sepertinya kharismaku akan hancur setelah ini...
Kata-kata imut sudah tak melekat lagi padaku... Aigoo~ bagaimana ini... Awas
saja kau Kyunnie... Habislah kau nanti jika saatnya sudah tiba...
--Gongchan pov end--
Hye Kyung tidak mempedulikan celotehan
Gongchan. Ia sudah fokus dengan suara yang menggema di headphonenya.
Kini ia berjalan menuju kelas. ia memilih untuk
kembali kesana duluan, meninggalkan gongchan dan Suzy.
“Aku duluan yaa..”, katanya setengah berteriak
dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
“Ne...”, samar-samar ia mendengar ucapan Suzy.
--Hye Kyung pov--
Kini kumelangkahkan kakiku menuju kelas. Tak
tahu kenapa aku ingin sendirian. Bukan berati aku bosan berada dekat dengan
mereka. Saat ingin berbelok menuju
kelas.
Bruuugg...
“Heh, kemana matamu. Kalau jalan itu pakai
mata. Apa kau tak melihatku hah..!!!!”, bentak seorang namja.
“Mianhae...”, kataku sambil membungkukkan
tubuhku.
“Aaiisshh... kau kira hanya dengan kata maaf
saja cukup. Lihat..!!! kau sudah merusak bukuku..!!!”, katanya sambil menunjuk
ke arah buku yang ada di kubangan air.
“Aa... mianhae... jeongmal mianhae...”, kataku
lagi sambil membungkuk.
“Aku tak mau tahu.. pokoknya kau harus
mengganti buku yang baru aku beli itu.”, kata namja itu jutek.
“Aaiisshh... aku kan tidak sengaja menabrakmu.
Kenapa harus sampai seperti itu...”, kataku terkaget.
“Heeh..!!! Aku baru saja membeli buku itu. Dan
lihatlah...!!!!”, katanya sambil mengambil buku itu lalu menunjukkannya padaku.
“Susah payah aku mendapatkan tanda tangan ini.
Apa kau tidak tahu hah..!!!”, katanya jutek.
“Pokoknya kau harus menggantinya sama persis
sebelum buku itu kau rusak. Ara..!!!”, bentaknya.
“Ta.. ta.. tapi... tanda tangan itu kan...”
“Aku tak mau tahu. Kau juga harus
mendapatkannya”, katanya memotong ucapanku.
“Seminggu lagi kita bertemu di depan gerbang
sekolah”, lanjutnya sambil berlalu dari hadapanku.
Aaiisshh...
sial sekali aku hari. Bagaimana caranya aku mendapatkan tanda tangan itu. Kapan
fansign itu akan diadakan lagi..??? Aaa.. menyebalkan sekali namja itu... Dia
itu siapa sih..!!! Tapi kenapa tak mengenakan seragam...???
Sesampainya di kelas aku langsung memikirkan
cara untuk mendapatkan tanda tangan itu. Buku bisa kubeli dimana saja. Tapi
tanda tangan itu, bagaimana nasibnya. Habislah riwayatku kali ini. Kuraih
ponsel di sakuku. Aku mulai mengetik.
To : Key
Apa nanti kau bisa menemaniku ke toko buku??
Sending
message...
Ddrrtt...
ddrrtt... ddrrtt...
From : Key
Ne.. waeyo..?? Apa ada buku yang kau cari..??
Baiklah aku akan menemanimu ^^
Syukurlah.. ternyata Key bisa menemaniku.
Sebaiknya aku ceritakan saja padanya. Siapa tahu dia bisa membantuku untuk
mendapatkan tanda tangan itu.
--Hye Kyung pov end--
--Key pov--
Chiiittt.....
Kuhentikan motorku di depan gerbang sekolah
Hye Kyung. Mataku berkeliaran mencari sosoknya diantara kerumunan siawa yang
keluar dari sekolah itu. Tak lama akhirnya aku menangkap sosok itu sedang
berjalan bersama dengan Suzy dan seorang namja yang kurasa namja itu bernama
Gongchan. Suzy banyak bercerita tentang Hye Kyung dan Gongchan selama ini
padaku.
“Hye Kyung..!!”, aku memanggilnya sambil
sedikit berteriak.
Ia
tersenyum ke arahku dan melambaikan tangannya. Lama kelamaan mereka sampai di
tempatku berdiri.
“Apa sudah lama..??”, tanyanya.
“Aniyo baru 5 menit aku menunggumu...”,
kataku.
“Pantas saja seharian ini kerjamu hanya
melamun saja. Rupanya kau dijemput oleh seorang namja.. Pasti kau namjachingu
Hye Kyung kan..?? Yaa Hye Kyung kenapa menyembunyikannya dari kami selama
ini...”, kata Gongchan meledek Hye kyung.
“Ani... siapa yang menyembunyikan siapa... kau
itu ada-ada saja Gongchan...”, kata Hye Kyung tersipu.
“Sudah mengaku saja...”, ledeknya lagi.
“Sakarepmu dewe...” #lha..!!! bahasa mana
ituh...????
“Memangnya kau ingin membeli buku apa..??”,
tanyaku.
“Sebernarnya begini Key...”
Ia pun menceritakan padaku kejadian saat
istirahat tadi. Aaiisshh... menyebalkan sekali namja itu. Hye Kyung kan sudah
minta maaf tapi kenapa ia seperti itu. Tapi ya sudahlah mungkin buku itu sangat
berarti baginya. Karena di dalamnya terdapat tangan si penulis. Mungkin itu
adalah penulis favoritnya.
Aku segera menuju toko buku. Semoga saja toko
buku itu bisa memberiku informasi yang kubutuhkan. Agar Hye Kyung tidak
terus-terusan memikirkan cara mendapatkan tanda tangan si penulis.
Sesampainya disana aku membantu mencari buku
yang ia maksud. Tiap rak kuteliti tapi tak kutemukan. Aku bertanya pada penjaga
toko ternyata 5 menit lalu buku terakhir telah dibeli. Kami kurang beruntung
kali ini.
“Besok kita cari ditempat lain... Mungkin
masih ada... bersabar yaa...”, kataku mencoba menghiburnya.
“Ne.. gomawo Key, kau sudah mau
membantuku...”, katanya mencoba untuk tersenyum.
“Aku ingin makan ice cream. Kau mau menemaniku
kan Hye Kyung..??”
“Ne... baiklah... kajja kita ke kafe itu...”,
katanya sambil menunjuk kafe diseberang toko buku.
‘Ne... kajja...”, kataku.
Kini sepertinya wajahnya terlihat membaik. Dia
sangat suka sekali makan ice cream. Ice cream bisa membuatnya sedikit tenang
selain mendengarkan musik. Aku akan melakukan apapun agar tetap bisa melihatnya
tersenyum. Selama ini aku sudah membuatnya khawatir karena kepergianku yang
tiba-tiba.
“Kau ingin memesan yang mana..??”, tanyaku
sambil melihat-lihat menu.
“Hhm.. yang mana yaa... semuanya terlihat enak
Key... hehehe...”, katanya.
“Aaiisshh... kau itu seperti anak kecil.
Harusnya kau memilih dari list ini bukan dari gambarnya...’, kataku sambil
menunjuk menu book itu.
“Yaa... aku malas melihat tulisan itu... Akan
jauh lebih bagus lagi jika melihat gambarnya. Lihatlah... cantik-cantik
warnanya...”, kata Hye Kyung polos.
Aku terus saja berdebat dengannya. Kami tak
mempedulikan pelayan yang daritadi menunggu pesanan kami. Ia tertawa melihat
perdebatan kami. Hanya karena gambar-gambar yang terpampang di menu. Yaa Hye
Kyung terkadang memang keterlaluan.
15 menit menunggu, pesanan kami tiba. Tanpa
pikir panjang kami langsung menyantapnya. Waahh... segarnya.... Hye Kyung
sangat menikmati ice creamnya. Aku menggeleng-geleng karena tingkahnya.
“Ya.. Hye Kyung. Cara makanmu itu seperti anak
kecil saja. Berantakan kemana-mana. Aaiisshh... mana tissuenya...”, aku pun
sibuk mencari-carinya di tasku tapi tak menemukannya.
“Apa kau punya tissue..??”, tanyaku.
“Aniyo... sudah habis...’, kata Hye Kyung
sambil terus menyantap ice creamnya.
“Waeyo..??”, ucapnya sambil mengangkat sedikit
kepalanya.
“Aaiisshh.. kau itu...!!! Bagaimana
ini...???”, kataku panik.
“Yaa... kemana pelayannya...”, kataku sambil
memutar mataku mencari pelayan tapi tak ku temukan.
“Waeyo Key..??”, tanyanya santai.
“Kenapa panik seperti itu..??”
Aaiisshh... yeoja ini...
Tanpa pikir panjang kudekatkan wajahku. Lalu
kutempelkan bibirku ke bibirnya. Mencoba membersihkan bibirnya yang ditutupi
oleh ice cream.
“Sudah bersih...”, ucapku.
Ia terdiam mematung.
--Key pov end--
ayo... gimana reaksi Hye Kyung setelah Key bersikap seperti itu..???
penasaran..????
tunggu di part selanjutnya....
your comment can be useful for me...
0 comments:
Posting Komentar