09 Januari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 6

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship



Cerita sebelumnya...

Selama beberapa bulan kedepan siswa-siswa tahun ajaran akhir akan belajar lebih ekstra lagi. Mereka akan segera menghadapi ujian kelulusan. Hal ini pun juga berlaku bagi Hye Kyung, Suzy, Gongchan dan juga Key. Mereka harus benar-benar mempersiapkan segalanya baik dari materi maupun juga fisik. Seperti hari ini, Hye Kyung benar-benar terlihat sibuk dibalik tumpukan buku-buku perpustakaan.
------


“Astaga Hye Kyung, banyak sekali buku yang kau baca..”, ucap Gongchan terheran.
“Kau sedang mencari apa Hyunnie..??”, tanya Suzy.
“Ani, aku hanya sedang meringkas saja.”, ucap Hye Kyung tanpa menoleh sedikitpun.
“Ya~ bukankah kau bisa mencarinya lewat internet. Disana jauh lebih mudah Hyunnie.”, ucap Gongchan.
“Ya~ aku sudah terbiasa seperti ini. Aku lebih suka mencari dari buku langsung. Terkadang jika mencari lewat internet aku bingung dengan bahasa yang mereka gunakan.”, ucapnya yang lagi-lagi tanpa menoleh ke arah mereka.

Ia terlihat sangat sibuk sekali menulis ringkasan-ringkasan itu di atas notenya.

“Sampai kapan kau akan berkutet dengan buku-buku itu..??”, tanya Gongchan.
“Sampai aku menyelesaikannya.”
“Apa kau tidak istirahat..?? Memangnya tidak lapar..??”, tanya Suzy.
“Ani.. aku tidak lapar. Apa kalian akan ke kantin..??
“Ne..”
“Ayolah ikut dengan kami Hyunnie..!!!”, ucap Gongchan merengek sambil menarik lengan Hye Kyung.
“Ani.. aku belum selesai Channie. Aku tidak bisa...”
“Hhm, begini saja jika nanti aku lapar aku akan menyusul kalian ke kantin. Bagaimana...??”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Ne.. baiklah..”, ucap Gongchan.
“Ingat, jangan terlalu belajar ekstra seperti ini terus. Kau bisa sakit nanti. Ara...!!!”, ucap Suzy sambil menepuk pelan bahu Hye Kyung.
“Ne... araseo...”

Merekapun pergi meninggalkan Hye Kyung sendirian. Sahabat mereka yang satu ini memang selalu begitu jika sudah masuk deadline ujian. Ia akan sesegera mungkin berkunjung ke perpustakaan untuk melengkapi catatannya. Itu sudah menjadi ciri khas Hye Kyung. Mereka akan sangat merasa aneh jika saat dekat waktu persiapan ujian Hye Kyung malah bersantai saja.

Sebulan kemudian...

--Hye Kyung pov--
“Ya~ kau yang selalu cerewet mengingatkanku untuk sering-sering beristirahat agar tidak sakit. Tapi coba lihat sekarang. Malah kau yang terbaring di kamar rumah sakit. Padahal akhir-akhir ini aku kan sering mengingatkanmu untuk mejaga kesehatan. Tapi rupanya ucapanku tidak kau hiraukan. Kau itu egois sekali. Aku harus selalu mendengarkan ucapanmu. Tapi kau sama sekali tak menghiraukan ucapanku. Namjachingu macam apa kau...”
“Jadi kau datang kesini hanya untuk menceramahiku. Bukan untuk menjengukku. Aaiisshh, yeojachingu macam apa kau. Harusnya begitu kau membuka pintu itu wajahmu harusnya terlihat panik. Lalu berlari datang ke arahku dan langsung memelukku. Setelah itu kau menanyakan keadaanku..”
“Kya~ rupanya kau tak mau mengalah dariku..??”, kataku sambil bertolak pinggang.
“Hahaha... chagia~ walaupun kau sedang marah kau masih terlihat tetap cantik.”, ucapnya sambil merayuku.
“Aaiisshh, kau itu...”, kataku sambil menepuk pelan pundaknya.

Dia yang selalu cerewet padaku. Mulai dari tidak boleh tidur larut malam. Tak boleh terlambat makan. Istirahat yang cukup. Tidak boleh jadi kutu buku. Tapi akhirnya malah dia yang terbaring lemah di rumah sakit. Padahal aku juga sering mengingatkannya. Sepertinya ia tak menghiraukan ucapanku. Menyebalkan sekali dia. Untuk hari ini dan beberapa hari kedepan kurasa kesibukanku bertambah. Tak hanya belajar dan melengkapi catatanku saja tapi kau juga harus menjenguk namjachinguku. Semoga saja jika sering bertemu denganku ia akan lekas pulih.
--Hye Kyung pov end--

--Key pov--
Sudah beberapa hari ini Hye Kyung selalu datang menjengukku setelah pulang sekolah. Aku merasa senang sekali. Tapi aku juga merasa merepotkannya. Karena aku kini ia harus datang tiap hari ke rumah sakit untuk menemuiku.

Hye Kyung sama sekali tak tahu apa penyakit yang kuderita. Jika ia bertanya aku hanya menjawab kalau aku hanya kelelahan saja. Appa, umma dan eonniku pun sudah kularang untuk tidak memberitahukannya. Aku tak mau menjadi bebannya. Walau pada akhirnya aku pasti akan membebaninya.

Sekarang ia terbaring di ranjang bersamaku. Aku menyuruhnya untuk tidur disampingku karena kulihat ia lelah. Walaupun sedang tertidur ia tetap terlihat cantik. Kupandangi wajahnya yang mampu membuat hatiku merasa tenang. Kubelai lembut pipi dan rambutnya bergantian. Ia nyenyak sekali tidur disampingku.

Chagia~ mianhae. Mulai saat ini dan entah sampai kapan pasti aku akan selalu merepotkanmu. Mianhae chagia~ aku sudah menarikmu ke dalam masalah ini. Sebenarnya aku tak berniat untuk menarikmu ke dalam masalah ini. Tapi mana mungkin aku membohongi perasaanku padamu waktu itu. Mianhae, aku tak bisa jujur padamu untuk masalah yang satu ini. Aku tak mau membebanimu. Aku tak ingin membuatmu khawatir dengan keadaanku jika kau tau penyakitku yang sebenarnya.Aku hanyalah beban untukmu. Dan selamanya akan selalu menjadi beban bagimu. Mianhae chagia~

Akupun mengecup lembut keningnya. Ia diam saja. Sepertinya ia benar-benar sudah tertidur dan sudah pasti dia tak akan mungkin mendengar perkataanku tadi.

Gomawo Kyunnie... Kau sudah memberikanku kesepatan untuk memilikimu, untuk menjadi namjachingumu. Kau pasti akan menemukan namja yang jauh lebih baik dariku. Kau harus bertahan. Kau itu yeoja yang kuat Kyunnie. Saat aku tak ada nanti kau pasti akan menemukan penggantiku. Tetap semangat jalani hari-harimu walau tanpaku disisimu. Jalan selalu bersedih. Jadilah Kyunnie yang ceria. Kyunnie yang ramah. Kyunnie yang aku kenal selama ini. Neol saranghae... saranghae yeonwonhi...
--Key pov end--

--Yora pov--
Kulihat saengku sedang mengelus lembut rambut Kyunnie. Aku tak jadi masuk kedalamnya. Aku terus memperhatikannya lewat kaca kecil di pintu. Tak terasa akupun menangis mendengar ucapannya. Tak kusangka Key yang terkadang suka cuek tiba-tiba berucap sangat dewasa seperti itu.

......
Saat aku tak ada nanti kau pasti akan menemukan penggantiku. Tetap semangat jalani hari-harimu walau tanpaku disisimu. Jalan selalu bersedih. Jadilah Kyunnie yang ceria. Kyunnie yang ramah. Kyunnie yang aku kenal selama ini. Neol saranghae... saranghae yeonwonhi...

Karena tak sanggup mendengar lagi, aku berjalan menuju toilet rumah sakit. Mencoba menenangkan diriku disana. Aku berusaha menghentikan aliran air mata ini. Tapi sepertinya aliran ini belum mau berhenti. Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya disana. Kata-kata itu masih saja terngiang-ngiang dikupingku.

Sebelum akhirnya mataku sembab, aku menghentikannya dengan paksa. Merapikan riasanku. Keluar toilet dan kembali menuju kamar adikku.

“Eonni...”, ucapnya. Ia terlihat senang sekali dengan kedatanganku. Aku dapat melihat dari pancaran matanya.
“Bagaimana kabarmu hari ini, apa sudah merasa baikan..???”, tanyaku sambil meletakkan kantung berisi buah-buahan.
“Kurasa aku mulai membaik eon...”, jawabnya sambil tersenyum.
“Ya~ lelap sekali Kyunnie. Sejak pukul berapa ia datang..??”
“Dia sudah menemaniku dari pagi eon. Dia juga membawakan sarapan untukku.”
“Oow... lalu itu buku-buku apa..??”, tanyaku penasaran sambil menunjuk ke arah tumpukan buku yang kumaksud.
“Dia memang selalu begitu eon. Jika datang kesini dan menemaniku ia pasti selalu membawa buku. Ia belajar disini sambil menemaniku. Hari ini kupaksa dia untuk beristirahat disampingku. Dan lihatlah, akhirnya ia terlelap juga. Sulit sekali tadi aku menyuruhnya untuk beristirahat.”
“Beruntung sekali kau mendapatkan yeojachingu seperti Kyunnie...”
“Aku juga merasa begitu eon.. Dia seperti malaikat. Dia sudah memberikanku kesempatan untuk menjadi namjachingunya.”
“Ya~ aku membawa buah. Kau ingin makan yang mana biar aku kupaskan...”, kataku sambil membuka kantung yang aku bawa tadi.
“Aku ingin apel eon..”
“Baiklah, akan aku kupaskan untukmu..”
“Gomawo eon..” ucapnya tersenyum senang.
“Ne, cheonmaneyo..”

Perasaan senang karena sudah bisa melihatnya tersenyum lagi tapi juga sedih jika mengingat perkataan dokter bahwa saeng yang amat kusayangi ini hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi.
--Yora pov end--

“Rupanya kau sudah bangun Kyunnie...”, ucap Yora sambil tersenyum.
“Aah eon... aku baru saja membuka mataku. Key kemana..??”jawabnya sambil mengucek mata.
“Dia sedang ke toilet. Kau lelap sekali tadi..”

Ya~ kenapa dia tidak membangunkanku saat eonninya datang... Aaiisshh tega sekali dia... gumam Hye Kyung.

“Aah.. mungkin aku agak sedikit lelah karena terlalu banyak mempersiapkan diriku untuk menghadapi ujian.”, ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Ya~ dia itu memang selalu memaksakan dirinya jika akan menghadapi ujian. Tadi jika tak kumarahi, dia tak akan pernah melepaskan buku-buku itu eonni.”, ucap Key yang baru saja keluar dari toilet.
“Hahaha... tak apa kalau begitu asalkan kau tahu sampai mana batas lelah tubuhmu. Jangan sampai kau jatuh sakit karena terlalu serius belajar.”, ucap Yora sambil mengelus lembut rambut Hye Kyung.

Saat ingin menuju ke rumah...

“Ya~ dasar pabo..!!! Kenapa tadi aku menolak ajakan Yora eonni untuk mengantarku. Aaiisshh... sekarang bagaimana ini...”, ucap Hye Kyung kebingungan.
“Kemana perginya taksi-taksi itu. Kenapa tak ada satupun yang lewat dihadapanku... Aigoo.. baterai ponselku habis. Tamat sudah riwayatku. Sepertinya aku harus berjalan kaki sambil menunggu taksi kosong yang lewat. Semoga saja keberuntungan masih ada padaku...”, ucap Hye Kyung sambil berjalan perlahan meninggalkan gedung rumah sakit.

--Hye Kyung pov--
Akupun berjalan di trotoar. Sebenarnya ada sebuah motor yang berhenti 5m didepanku tapi kau tak mempedulikannya. Tiba-tiba saja orang itu berjalan ke arahku dan sontak saja membuatku kaget akan kedatangannya.

“K..ka..kau...”, ucapku sambil menyodorkan jari telunjukku tepat di hadapan mukanya.
“Iya ini aku. Tak perlu sekaget itu. Aku bukan hantu.”, ucapnya sambil menurunkan jari telunjukku.
“Apa yang kau lakukan disini..??”, ucapku mengagetkannya.
“Hei.. harusnya aku yang menanyakan hal itu padamu. Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini..?? Kenapa sendirian..?? Kenapa tidak meminta oppamu untuk menjemputmu..?? Atau kenapa tidak naik taksi agar lebih cepat sampai rumah. Itu kan jauh lebih baik daripada berjalan kaki sendirian malam-malam begini..”
“Ya~ sejak kapan kau berubah jadi namja yang perhatian seperti itu..?? Bukankah kau itu namja yang sombong dan cuek hah..??!!”
“Hei.. jadi kau berpikir kalau aku namja yang sekejam itu. Aigoo~ keterlaluan sekali kau. Ya sudah lebih baik aku meninggalkanmu saja tadi. Tak usah menghampirimu. Tadi aku berniat untuk mengantarkanmu pulang saat aku melihatmu berjalan sendirian. Tapi ternyata kurasa ini bukan moment yang tepat. Ya sudah, aku duluan ya...”, ucapnya cuek sambil melambaikan tangan dan berjalan meninggalkanku.

“Tunggu..!!!”, ucapku menghentikannya saat akan menghidupkan motornya.
“Waeyo..??”, ucapnya sambil melepaskan helm yang sudah dia kenakan.

Akupun berjalan menghampirinya.

“Bisakah kau mengantarkanku pulang Youngmin..???  Baterai ponselku habis. Sejak tadi tak ada taksi kosong yang lewat. Aku takut. Terlalu sepi.”, ucapnku penuh harap. Ia menatapku lekat-lekat.
“Ini... Kajja... Naiklah...”, ucapnya sambil memberikan helm padaku.

“Tapi sebelum mengantarmu pulang kau harus menemaniku makan. Aku lapar.”, ucapnya cuek saat aku sudah terduduk manis dibelakangnya.
“Terserah kau saja. Asal kau mengantarkanku pulang.”, jawabku sedikit lega.
“Ok...”, ucapnya sambil menggas motornya.

Sepanjang jalan aku hanya berdoa dalam hatiku. Ia malah menggas motornya dengan kencang. Aku benar-benar takut saat itu. Tentu saja aku mengomelinya. Tapi dia hanya diam saja. Dia malah makin mempercepat laju motornyaAkhirnya aku menghentikan ocehanku seketika dan semakin erat memeluk pinggangnya.

“Apa kau tidak apa-apa Hye Kyung..??”, tanyanya memastikan keadaanku setelah memakirkan motornya.

Dia membungkukan sedikit tubuhnya agar bisa melihat wajahnku yang tertunduk. Sepertinya dia mulai khawatir dengan keadaanku.

Took....

“Dasar namja pabo..!!! Aku belum mau mati... Kenapa kau mengendarai motor seperti itu!!!... Apa kau lupa kalau kau sedang memboncengiku hah..!!!”,ucapku marah dengan sebelumnya memukuli kepalanya dengan ponselku.

“Aigoo~ sakit sekali Hye Kyung..!!!”, ucapnya meringis.
“Salah kau sendiri...”
“Ya sudah, aku minta maaf.. Aku terpaksa melakukannya agar kau sampai rumah tak larut malam. Kau itu kan harus menemaniku makan dulu Hye Kyung.”, ucapnya.

Aku langsung masuk kedalam restaurant, meninggalkannya sendirian yang masih meringis kesakitan karena ulahku. Saat dia masuk kedalam, aku sudah duduk manis di pojok ruangan. Sangat ramai didalam sini.

Akupun berjalan menghampirinya yang sudah ditemani oleh pelayan yang sudah siap mencatat menu yang akan dipesan.

“Kau pesan apa Youngmin...??”, ucapku manis.

Karena ada orang lain saja disekitar kami. Makanya aku bersikap semanis itu. Jika sudah tidak ada aku akan kembali menjadi diriku. Malas sekali harus bersikap manis dihadapannya.

Pelayan membacakan kembali menu yang kami pesan. Setelah mengeceknya pelayan itu pergi meninggalkan kami berdua.

“Mian aku juga ikut memesan. Aku  lapar...”, ucapku sambil sedikit menundukkan kepalanya.

--Hye Kyung pov end--


--Youngmin pov--
Ia terlihat lahap sekali dengan menu yang sudah ia pesan.

“Hei.. kau itu lahap sekali. Seperti belum makan saja seharian ini..”
“Aku memang belum makan seharian ini.”, jawabnya cuek.
“Mwo..?!!!! Apa saja yang kau lakukan sampai tidak makan..??”, tanyaku kaget.
“Aku harus melengkapi catatan semua pelajar disekolah. Kau kan tahu sendiri, sebentar lagi akan masuk waktu ujian. Jadi aku harus bekerja ekstra untuk melengkapinya. Aku tak mau gagal.”, ucapnya tanpa sedikitpun menoleh ke arahku.
“Apa hanya itu..??”, tanyaku lagi.
“Ani.. Tidak hanya itu. Hari ini aku juga menemani namjachinguku di rumah sakit dan membantunya membuatkan catatan pelajaran untuk ujian nanti. Makanya sekarang aku lapar sekali...”
“Tadi saat memohon padaku kenapa hanya menyebutkan namaku saja. Ya~ kau tak sopan sekali. Aku itukan 1 tahun lebih tua dari kau. Aaiisshh... kenapa aku baru menyadarinya sekarang. Tahu kalau seperti itu tak akan kuantarkan kau pulang..”
“Ya~ mianhae... Aku bingung dan takut. Jadi aku harus memanggilmu apa..??? Apa aku panggil saja kau dengan sebutan namja aneh...”, ucapnya sambil mendongakkkan kepalanya.

Took...

“Dasar yeoja tak tahu terima kasih. Aku sudah berbaik hati mau mengantarmu pulang. Kau malah mau memanggilku dengan sebutan itu lagi..!!!”, ucapku sambil menahan amarah.
“Tidak pakai mengetuk kepalaku dengan sendok berapa..??”, ucapnya sambil memegangi kepalanya.
“Mwo..?!!!”
“Sudah lupakan...”, ucapnya memelas.
“Baiklah. Kau harus memanggilku dengan sebutan oppa mulai detik ini. OPPA. YOUNGMIN OPPA. Ara..???”
“Hu um..”

Selesai makan dengan segera aku mengantarkannya pulang karena kurasa ini sudah cukup larut baginya. Motorpun kuhentikan tepat didepan gerbang putih. Ia pun turun dan melepaskan helm lalu memberikannya padaku.

“Gomawo Youngmin oppa karena kau sudah mau mengantarku sampai kerumah.”, ucapnya sambil sedikit membungkukkan tubuhnya lalu ia berjalan menuju kedalam rumah. Tak lama ia pun kembali lagi kehadapanku dengan sedikit berlari.

“Waeyo..?? Kenapa kembali lagi..??”, tanyaku heran.
“Aku hampir lupa. Gomawo atas traktiran makannya. Kini perutku sudah tak kelaparan lagi. Apa besok kau datang ke sekolah lagi oppa..??”, tanyanya sambil tersenyum.
“Mwo..?!!!!”

Aku kaget dengan pertanyaannya. Ya~ pertanyaan macam apa itu. Kenapa dia tiba-tiba mananyakan hal itu padaku.

“Aa.. ne. Sepertinya begitu.”
“Baiklah, kalau begitu besok aku akan membuatkanmu makan siang sebagai ucapan terima kasihku untuk malam ini. Tidak apa-apa kan oppa..??”
“Mwo..?!!!!”

Ya~ ada apa dengannya..??? Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini..??? Apa jangan-jangan dia ingin mengerjaiku...???

“Aa.. ne. Kurasa tak apa Hye Kyung.”
“Baiklah, sampai bertemu besok. Terima kasih untuk malam ini. Selamat malam. Pai pai...”, ucapnya sambil tersenyum manis padaku.
“Pai...”, ucapku sambil membalas lambaian tangannya.

Aaiisshh... ada apa dengan yeoja aneh itu. Kenapa tiba-tiba bersikap baik seperti itu dihadapanku.
--Youngmin pov end--

Sesuai janjinya hari itu Hye Kyung terlihat repot sekali dengan beberapa bungkusan di tangannya. Gongchan yang bertemu dengannya di depan gerbang membantunya membawakan beberapa bungkusan itu.

“Ya~ kau jadi repot seperti ini Hye Kyung...”, ucap Gongchan.
“Aah, tak apa Channie. Lagipula aku kan sudah janji pada kau, Suzy dan Yesung oppa. Mana mungkin aku tak menepati janjiku itu.”,ucap Hye Kyung santai.
“Kenapa tak mengabariku semalam. Kan aku bisa membantumu membawakannya dari rumah.”
“Ani.. bukannya aku tak membutuhkan bantuanmu. Tapi kemarin appa sudah janji padaku kalau hari ini akan mengantarkanku kesekolah..”, ucap Hye Kyung tersenyum.

Saat makan siang...

Yesung songsaenim, Suzy dan Gongchan berjalan menuju taman samping sekolah dengan membawa bungkusan-bungkusan yang dibawa Hye Kyung tadi pagi.

“Kemana Hye Kyung..??”, tanya Yesung.
“Molla...”, ucap Suzy.
“Mungkin ada yang tertinggal oppa...”, ucap Gongchan.
“Kalau begitu kita tunggu Hye Kyung dulu, bagaimana..??”, tawar Yesung.
“Ne oppa...”, ucap Gongchan dan Suzy bersamaan.

Di lain tempat...

Kemana namja aneh itu... Bukankah tadi aku sudah mengirim pesan padanya untuk menemuiku disini... gumam Hye Kyung.

“Mianhae... sudah lamakah kau disini..??”
“Akhirnya kau muncul juga. Ini...”, ucap Hye Kyung sambil menyodorkan kotak bekal makan.
“Kau benar-benar membuatkannya..?!!!”, ucap Youngmin terheran.
“Ne.. aku kan sudah janji padamu. Bekal ini sebagai ucapan terima kasihku karena semalam kau sudah mentraktirku makan. Gomawo oppa. Pai...”, ucapnya sambil perlahan pergi meninggalkan Youngmin.
“Hei, mau kemana kau..??”, ucap Youngmin seraya menghentikan langkah Hye Kyung.
“Aku akan makan siang bersama sahabat-sahabatku. Selamat makan siang. Semoga kau menyukai bekal dariku.”, ucapnya tersenyum.
“Gomawo Hye Kyung...”, ucap Youngmin setengah berteriak.

Youngmin melangkahkan kakinya menuju kantor appanya. Appanya makan siang diluar dengan relasinya. Sebenarnya ia ingin ikut ajakan appanya untuk makan siang diluar tapi karena ia menerima pesan dari Hye Kyung tepat sebelum appanya mengajaknya maka ia menolaknya dan memilih untuk makan siang di sekolah milik appanya itu.

“Wah... kelihatannya enak...”, ucap Youngmin setelah membuka kotak bekal tersebut.
“Selamat makan...!!!”, ucapnya seraya mencicipi satu per satu lauk buatan Hye Kyung.
“Ya~ mashita...”, ucap Youngmin setelah mencicipi beberapa lauk yang ada di bekal itu.

Ternyata yeoja aneh itu pandai memasak... gumam Youngmin sambil terus menikmati bekal buatan Hye Kyung.

Di taman sebelah sekolah...

“Ya~ Kyunnie... darimana saja kau...”, ucap Gongchan.
“Mianhae... tadi ponselku tertinggal...”, ucapnya sambil menunjukkan ponselnya.
“Jam berapa kau bangun hari ini..??”, tanya Yesung.
“Setengah 5...”
“Ya~ kau niat sekali membuatkan bekal untuk kami semua...”, ucap Suzy.
“Hahaha... kau itu berlebihan sekali.”, kata Hye Kyung santai.
“Ya sudah... karena sudah lengkap. Ayo kita makan...!!!”, ucap Gongchan.
“Ne.. ayo...”, ucap Hye Kyung dan Suzy bersamaan.

Mereka sangat menikmati bekal buatan Hye Kyung. dengan lahap mereka menghabiskan tiap jenis makanan yang dibuat Hye Kyung.

“Mashita... Kau pandai memasak rupanya...”, ucap Yesung oppa sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Hye Kyung.
“Dia itu memang pandai memasak oppa...”, ucap Suzy dan Gongchan bersamaan.
“Hahaha... hanya kebetulan enak saja buatanku hari ini...”
“Kau itu selalu merendahkan diri saat masakanmu dipuji...”, ucap Suzy.
“Sudah... sudah... Ayo cepat dihabiskan. Nanti waktu istirahatnya keburu habis.”, ucap Hye Kyung.
“Apa hati ini kau akan ke rumah sakit lagi Hye Kyung..??”, tanya Gongchan.
“Molla.. aku bingung. Nanti ia bisa bosan jika kujenguk terus menerus..”
“Bukankah jika kau terus mengunjunginya ia akan cepat sembuh..??”, kata Yesung berpendapat.
“Setiap hari aku sudah menjenguknya. Aku hanya takut ia akan bosan saja jika aku terus mengunjunginya. Mungkin lebih baik tidak saja untuk hari ini.”
“Jika aku menjadi namja itu, aku akan memintamu unutuk selalu menjengukku tiap hari. Bukankah kau juga akan seperti itu Gongchan..??”, ucap Yesung.
“Ne... aku sependapat dengan Yesung oppa.”

Bel pulang berdering...

“Yeoboseo...”, ucap Hye Kyung sambil berjalan keluar kelas.
“Chagia... apa kau sudah pulang..??”, tanya Key lemah.
“Ne.. aku baru saja keluar kelas. Waeyo..??”
“Ani... aku hanya ingin memintamu untuk berisitirahat di rumah. Kau sudah menjengukku setiap harinya sampai malam. Bahkan saat libur kau menemaniku dari pagi hingga larut malam. Aku takut kesehatanmu akan terganggu.”
“Aa.. ne. Araseo Key. Baiklah kalau begitu aku akan langsung pulang ke rumah saja. Benar aku tidak usah menemanimu disana...??”
“Ne.. tidak usah. Aku ingin kau istirahat beberapa hari kedepan. Aku tidak ingin kau sakit chagia. Kau mengerti maksudku kan..??”
“Ne... aku sangat mengerti. Baiklah jika maumu seperti itu. Tapi jika kau sedang membutuhkan sesuatu atau menginginkan sesuatu untuk dibawakan entah itu makanan atau minum kau harus memberitahuku agar aku bisa membawakannya untukmu.”
“Ne chagi...”
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu.. neomu.. saranghae.”
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”, ucap Hye Kyung sambil menutup panggilan Key.



wah... kenapa tiba2 Key malah nyuruh Hye Kyyung ga usah jengukin dia yaa..???
penasaran...???
tunggu part selanjutnya ^^  
semoga ajah ff ini ga bikin readers bosen ^^
gomawo buat yg udah baca ff ini, semoga bisa menghibur ^^ 

0 comments:

Posting Komentar