03 Januari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 2

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship


Cerita sebelumnya... 
Rumah yang semula sepi kini menjadi ramai karena peristiwa kejar-mengejar kakak beradik itu. Sambil berlari, Hye Kyung terus saja menggoda oppanya. Karena terlalu asik menjahili oppanya itu ia tidak menyadari benda yang ada dihadapannya.
------


Kyaaa~
Buugg....
Kyuhyun berlari menghampiri yeodongsaengnya...


“Aigoo~ sakit..!!!”, ucap Hye Kyung sambil memegangi kepalanya.
“Gwaechana Kyunnie..??”, tanya Kyuhyun cemas.
“Ya~ kepalaku sakit sekali oppa..!!!”, rintihnya.
“Itu salahmu sendiri. Berlari tanpa melihat. Begini akhirnya, kau kena batunya karena ulahmmu sendiri.. Hahahaha...”, ucap Kyuhyun penuh kemerdekaan.
“Bukannya menolong malah menertawakanku. Kau jahat sekali oppa. Orang kalau berlari pakai kaki oppa bukan pakai mata..”, ucapnya cuek.
“Kau itu.. sudah kena batunya masih saja mencoba mengelak. Sudahlah..!!! Ayo...”, kata Kyuhyun sambil membantu saengnya untuk berdiri.
“Duduklah disana. Aku akan mengompres keningmu supaya tidak benjol. Aku sih inginnya keningmu itu benjol bertumpuk seperti Sinchan. Hahahaha...”, Kyuhyun benar-benar merasa puas.

--Hye Kyung pov--
“Duduklah disana. Aku akan mengompres keningmu supaya tidak benjol. Aku sih inginnya keningmu itu benjol bertumpuk seperti Sinchan. Hahahaha...”, oppaku benar-benar terlihat puas.

“Kau itu sadis sekali oppa..”

Menyebalkan sekali melihat wajahnya yang sangat puas sekali melihatku menderita seperti ini.

“Aaisshh, pabo sekali yang membangun rumah ini. Kenapa dinding itu diletakkan disana?? Sepertinya tadi tak ada dinding disana. Aigoo~ keningku... sakit sekali...!!!! Dinding itu ganjen sekali mencium keningku tanpa seizinku....”

Aku menggerutu sambil memegangi kepalaku.

“Bwahahahahaahahaha.....”
Suara tawa itu mengagetkanku.

“Hye.. Hye Kyung.. kau itu pabo sekali... bwahahahahaha...”
Ia tertawa lagi. Ia benar-benar ingin membunuhku dengan tawanya itu.

Kuambil paksa baskom berisi air yang akan digunakannya untuk mengompres keningku. Lalu aku berjalan tak beraturan menuju kamar. Ku kunci pintu kamarku. Aku masih sangat jelas mendengar tawa oppa dari kamarku. Aku mulai mengompres keningku.
--Hye Kyung pov end--

--Kyuhyun pov--
“Aaisshh, pabo sekali yang membangun rumah ini. Kenapa dinding itu diletakkan disana?? Sepertinya tadi tak ada dinding disana. Aigoo~ keningku... sakit sekali...!!!! Dinding itu ganjen sekali mencium keningku tanpa seizinku....”

Dia menggerutu sambil memegangi kepalanya yang sakit.

“Bwahahahahaahahaha.....”
“Hye.. Hye Kyung.. kau itu pabo sekali... bwahahahahaha...”

Spontan aku tertawa mendengar gerutunya. Saengku benar-benar aneh kali ini. Apa karena tadi dinding itu menciumnya terlalu keras sampai-sampai ia menggerutu seperti itu. Tingkahnya benar-benar membuatku tertawa terpingkaI-pingkal. Ia terlihat kesal karena tawaku. Ia mengambil paksa baskom yang aku pegang lalu pergi menuju kamarnya. Ketika ia pergi dan mungkin sudah berada dikamar, aku masih saja tertawa karena gerutunya itu.
--Kyuhyun pov end--

Seminggu kemudian...

“Kyu.. mana Kyunnie..??”, tanya sang umma.
“Tadi kulihat ia ada dihalaman belakang umma..”, jawab Kyuhyun sambil terus menatap majalah yang ia pegang.
Sang umma menuju halaman belakang, benar saja apa kata Kyuhyun. Ummapun berjalan mendekati Hye Kyung.
“Kau sedang apa Kyunnie..?”, tanya umma penasaran.
“Anya... hanya menanam ini.. beberapa hari lalu ada yang mengirimkan bibit ini untukku tapi tak ada nama dan alamat pengirimnya umma..”, kata Hye Kyung sambil menunjukkan bibit itu.
“Aaiishh... ini kan bibit mawar. Pasti yang mengirimimu bibit ini adalah seorang namja.. Waah, betapa romantisnya pengagum rahasiamu itu.”, ucap uHye Kyung sambil tersenyum menggoda.
“Mana mungkin umma..”, ucap Hye Kyung tertunduk malu.
“Princess umma sudah cukup dewasa sekarang. Anya~ tak apa Kyunnie... Jika dia adalah namja yang baik, Umma menyetujuinya..”, kata umma sambil tersenyum lebar.
“Aaisshh umma~”, kali ini Hye Kyung tidak dapat menutupi rasa malunya. Mukanya memerah seperti kepiting rebus.
“Tapi namja seperti apa dia..??”, tanya umma.
“Entahlah.. Tapi kurasa dia tahu bunga kesukaanku umma.. Apa mungkin aku mengenalnya..??”, ucap Hye Kyung sambil menyirami bibit yang telah ia tanam kedalam pot bunga berwarna orange.
“Semoga saja kau bisa cepat bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih padanya karena telah memberimu bibit mawar yang bagus.”, ucap umma sambil mengelus lembut kepala Hye Kyung lalu pergi meninggalkannya.

--Hye Kyung pov--
Umma memang benar, yang mengirimkan bibit itu adalah seorang namja. Seorang namja yang tak kuketahui identitas. Rupanya ia lebih memilih untuk menjadi seseorang yang misterius. Tapi walau bagaimanapun juga kurasa ia adalah namja yang baik. Ia tahu bunga kesukaanku.
Baiklah aku akan merawat bunga ini hingga bunga pertama itu muncul. Aku akan menjaga dan merawatnya baik-baik.

Key... Aaiisshh aku teringat kau lagi. Kemana kau selama seminggu ini. Kenapa setelah hari itu kau sama sekali tak menghubungiku.. Aku merindukanmu Key.. Kau melarangku untuk menjauhiku tapi kenapa malah kau yang menjauhiku.. Aku benar-benar merindukanmu Key..

Aku pun menenggelamkan kepalaku kedalam dekapan kedua kakiku.

nega eobseuni mwonga heojeonhan gibuniya Key... negabogo sipeumyeon eotteohge chamji ?
(something missing when you're not here Key... what should I do If I miss you?)

Akupun menangis sejadi-jadinya disana.
--Hye Kyung pov end--

4 bulan setelah bibit itu ditanam...

--Kyuhyun pov--
“Kyunnie..!!! Mawarmu sudah berbunga..!!”, aku berteriak memberitahunya.

Bunga itu mekar dengan cantiknya. Tak hanya merah saja tapi juga ada yang putih, pink dan juga kuning. Benar-benar warna yang cantik. Mekar disela-sela kerumunan hijau. Aah.. cantiknya...

“Waeyo oppa..??” katanya dengan sedikit berlari sambil membawa semangkuk sayuran yang kurasa akan digunakan untuk memasak.
“Lihatlah..!!!”, kataku sambil menunjuk mawar yang telah bermekaran itu.
“Aigoo~ betapa cantiknya warna-warna itu. “, ucapnya dengan mata yang membulat. Kyunnie benar-benar mengagumi kecantikan mawar itu. Ya, selama 4 bulan ini dia selalu  merawat bibit entah pemberian siapa. Kurasa orang itu memang sengaja memberikannya kepada Kyunnieku agar ia tak lagi bersedih.

Siapapun kau, aku sangat berterima kasih sekali padamu karena telah mengembalikan keceriaan Kyunnieku seperti dulu...
--Kyuhyun pov end--

--Key pov --
Aku melihatnya sedang membawa sebuah pot berisi mawar kuning dihalaman depan.

Bunga itu sudah mekar.. Sepertinya kau merawat dan menjaganya dengan baik Hye Kyung.

Tanpa kusadari aku tersenyum melihatnya. Ingin rasanya aku menekan bel rumahnya lalu bertemu dan memeluknya. Tapi aku tak bisa melakukannya. Aku takut ia tidak mau bertemu denganku sejak kejadian malam itu.

Aku merindukanmu Hye Kyung, sangat merindukanmu.. Apa kau juga merasakan apa yang kurasakan...
Neomu ttelimyeon maeum, neoreul barabwajuneun. Neol saranghandago sorichyeo.
(Everytime I see in you, my heart is beating. I wanna shout out that I love you).

Dengan terpaksa aku melangkahkan kakiku untuk pergi meninggalkan rumah itu. Aku melangkahkan kakiku entah kemana. Aku tak memiliki tujuan sekarang. Aku terus berjalan menyusuri jalan. Tanpa kusadari aku sudah berada di kafe tempat biasa kami bertemu walau hanya sekedar makan ice cream ataupun berbincang. Aku masuk kedalamnya dan duduk di tempat biasa. Semua teringat jelas dikepalaku. Aku benar-benar merindukannya.

“Key..!!!”, seorang yeoja memanggilku yang sontak membuyarkan lamunanku.

Bukankah itu Suzy...

Yeoja itu mendekatiku dan tersenyum padaku.

“Annyeong... kau sendirian saja Key..??”
“Annyeong Suzy. Ne.. I’m alone..”, sahutku sambil membalas senyumnya.
“Apa aku boleh duduk disini..??”
“Ne, silahkan”
“Sudah lama sekali tidak bertemu denganmu. Tapi seperti tak ada sedikitpun yang berubah darimu..”, katanya membuka pembicaraan.
“Benarkah..??”
“Jinjja..”
“Aaa.. mungkin hanya perasaanmu saja. Aku merasa kalau saat ini aku semakin kyeopta. Hahahaha...”
Ia pun ikut tertawa karena pekataanku itu.
“Tinggi sekali percaya dirimu, benar-benar tak berubah.”, sambil tertawa.
“Itu memang ciri khasku, iya kan..??”
“Ya.. kurasa begitu. Jika itu tak ada padamu, kurasa kau bukan seorang Key yang aku kenal. Hahaha..”
“Bukankah kau melanjutkan sekolahmu di Amerika..?? Kenapa bisa ada disini..??”
“Aniyo... aku meminta pada appa untuk melanjutkan SMA di Seoul. Susah payah aku merayunya untuk mengabulkan permintaanku. Akhirnya ia mengabulkannya.”, ceritanya singkat.
“Ooh begitu.. Lalu SMA mana yang kau pilih..??”
“Aku masuk ke SMA KyeongIn.. Kau sendiri..??”, ucapannya mengagetkanku.
“Kau masuk ke SMA KyeongIn..??”, tanyaku memastikan.
“Ne.. waeyo..??”, tanyanya penasaran.
“Aniyo... hanya saja aku memiliki seorang teman dekat yang juga bersekolah disana. Aku memilih untuk masuk SMA Young Dong..”
“Siapa nama temanmu itu, mungkin aku mengenalnya. Namja atau yeoja..??”
“Yeoja.. namanya Hye Kyung, Cho Hye Kyung.”, jawabku.
“Hye Kyung... Cho Hye Kyung...”, katanya sambil mengingat sesuatu.
“Waeyo..??”, tanyaku penasaran.
“Sepertinya belum lama ini aku mengenalnya. Ya.. aku ingat... belum lama ini ia membawa tanaman mawar ke sekolah lalu menanamnya di halaman depan kelas. Ketika aku berbincang dengannya ia mengatakan kalau ia suka sekali dengan bunga mawar. Dia itu yeoja yang ramah. Padahal aku baru pertama kali itu bertemu dan berbincang dengannya. Ta[i setelah itu aku mulai merasa dekat dengannya. Sepertinya ia seorang yeoja yang supel...”
“Dia memang seperti itu... tapi sudah 4 bulan ini aku belum bertemu dengannya lagi..”
“Waeyo... katanya dia teman dekatmu..??”
“Sepertinya aku  melakukan kesalahan. Aku malu untuk bertemu dengannya saat ini...”, kataku sambil tertunduk.
“Apa kau menyukainya..??”
“Mwo..??”
“Aku hanya menebak... Tapi sepertinya tebakanku benar. Iya kan...”
“Ne.. kau benar Suzy..”
--Key pov end--

--Suzy pov--
“Sepertinya aku  melakukan kesalahan. Aku malu untuk bertemu dengannya saat ini...”, katanya sambil tertunduk.

Aku memberanikan diri untuk menanyakannya walau hal itu bukan urusanku tapi mungkin aku bisa membantunya.

“Apa kau menyukainya..??”
“Mwo..??”, ucapnya yang terkejut dengan pertanyaanku.
“Aku hanya menebak... Tapi sepertinya tebakanku benar. Iya kan...”
“Ne.. kau benar Suzy..”

Ternyata benar, Key menyukai yeoja yang baru aku kenal itu.

“Kau jangan memberitahu Hye Kyung kalau kau mengenalku.. ara..!!!”
“Waeyo..??”, tanyaku.
“Aku hanya tak ingin kau ditanya macam-macam olehnya. Dia itu yeoja yang cerewet...”, kata Key sambil tersenyum.
“Aah.. ne... aku mengerti. Apa kau ingin kubantu Key..??”, tanyaku menawarkan bantuan padanya.
“Sepertinya saat ini belum.. Tapi terima kasih atas tawarannya. Mungkin jika aku membutuhkannya aku akan bilang padamu..”, katanya sambil tersenyum.

Mungkin ini tawaran terbaik yang bisa aku tawarkan padanya. Sebelumnya ia pernah melakukan hal yang sama padaku. Ia menawarkan bantuan untuk mendekatkanku pada seorang namja yang kini telah menjadi namjachinguku.
--Suzy pov end--

4 bulan setelah bunga-bunga itu bermekaran...

“Kyunnie.. kau lama sekali.. nanti kau bisa telat..”, teriak Kyuhyun memanggil saengnya.
“Ne..”, ucap Hye Kyung.

Tak lama ia muncul dengan berseragam lengkap. Ia berjalan menuju meja makan. Tak lupa menyapa appa dan umma sekalugus mencium kedua pipinya. Ia pun menyapa Kyuhyun dan langsung duduk di samping oppanya.

“Aaiisshh, oppa... kau wangi sekali... Apa jangan-jangan pagi ini kau...”, ucap Hye Kyung bermaksud menggoda sang oppa yang keliatan keren sekali pagi itu tapi sang oppa langsung memotongnya.
“Kau jangan mengada-ada Kyunnie... Pasti kau mau bilang kalau ‘Apa jangan-jangan pagi ini kau mau menjemput yeojachingumu..’ benarkan tebakanku..??”, ucap Kyuhyun.
“Aah, rupanya oppa bisa menebaknya. Hahahaha...”, katanya sambil tertawa.
“Kata-kata itu sudah tertulis jelas dikeningmu. Makanya aku bisa menebaknya.”, jawab Kyuhyun sekenanya.
“Sudah... cepat sarapan.. nanti bisa terlambat.”, ucap umma dengan segera karena ia tahu kalau Hye Kyung akan berulah lagi pagi itu.
“Ne umma..”, ucap Hye Kyung dan Kyuhyun kompak.

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka pun pamit. Kali ini Kyuhyun mengantar saengnya ke sekolah karena kebetulan hari itu dia sedang libur. Cukup 15 menit, mereka pun sampai di tempat tujuan.

“Nanti mau oppa jemput atau tidak..??”, tanya Kyuhyun setelah saengnya turun dari motor.
“Tentu saja, hahahaha... Hari ini kau kan sedang libur. Jadi kau harus mengantar dan menjemputku oppa.”, jawabnya sambil tersenyum evil.
“Tiba-tiba saja perasaanku jadi tidak enak..”, ucap Kyuhyun setelah melihat gelagat aneh dari saengnya.
“Jangan menuduh yang tidak-tidak padaku... Aku tak sejahil dirimu oppa..”, kata Hye Kyung kesal.
“Tapi terkadang kau jauh lebih jahat daripada aku.. Hahahaha...”
“Enough... aku masuk oppa. Jika terlalu lama disini bisa-bisa aku telat karena terus meladeni omonganmu.. Pai pai..”, ucap Hye Kyung sambil meninggalkan oppanya.
“Nanti kabari aku saja dijemput atau tidaknya..”, ucap Kyuhyun setengah berteriak.

Hye Kyung hanya mengacungkan ibu jarinya ke udara dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Berharap oppanya melihat jawaban atas pernyataannya tadi.

--Suzy pov--
Kulihat Hye Kyung dari kejauhan. Aku memanggilnya lalu menghampirinya.

“Annyeong Hye Kyung..”, sapaku.
“Oo.. anyyeong Suzy..”, jawabnya tersenyum.

Pantas saja Key menyukainya... dia terlihat ramah dan yeppeo...

“Hye Kyung...”, ucapku.
“Waeyo Suzy..??”
“Anya... hanya saja....”, kataku terhenti sesaat.
“Waeyo~??”, tanyanya penasaran.
“Aku ingin berteman denganmu. Apa boleh..??”, tanyaku berharap. Aku ingin sekali berteman dengannya. Selama aku ada di SMA ini aku sama sekali belum memiliki teman yang benar-benar bisa kujadikan untuk kujadikan sahabatku. Kurasa ia tipe yeoja yang bisa kujadikan sahabatku.
“Aigoo~ kukira kau ingin mengatakan apa Suzy.. Hahaha... Tentu saja boleh. Kurasa hanya orang aneh yang tidak mau menerimamu sebagai temannya..”, jawabnya sambil tertawa.
“Jinjja..??”
“Ne... jinjja Suzy...”
“Kalau begitu saat istirahat nanti aku akan ke kelasmu lalu kita istirahat bersama, bagaimana..??”
“Ne... baiklah. Ittabwayo Suzy..”, katanya sambil berjalan meninggalkanku karena aku sudah tiba di depan kelasku.
“Ne.. Ittabwayo Hye Kyung..”, kataku sebelum masuk ke dalam kelas.
--Suzy pov end--

--Hye Kyung pov--
“Aku ingin berteman denganmu. Apa boleh..??”, tanya Suzy berharap. Sepertinya ia ingin sekali berteman denganku. Aku bisa melihat dari raut wajahnya. Hanya saja aku merasa aneh. Kenapa yeoja se-yeppeo dia berkata kalau mau berteman denganku. Aku kira yeoja-yeoja populer itu adalah temannya.
“Aigoo~ kukira kau ingin mengatakan apa Suzy.. Hahaha... Tentu saja boleh. Kurasa hanya orang aneh yang tidak mau menerimamu sebagai temannya..”, jawabku sambil tertawa.
“Jinjja..??”, sambil tersenyum. Dia terlihat senang sekali.
“Ne... jinjja Suzy...”
“Kalau begitu saat istirahat nanti aku akan ke kelasmu lalu kita istirahat bersama, bagaimana..??”
“Ne... baiklah. Ittabwayo Suzy..”, kataku sambil berjalan meninggalkannya karena dia sudah tiba di depan kelasnya.
“Ne.. Ittabwayo Hye Kyung..”, katanya sebelum masuk ke dalam kelas.

Aku berjalan menuju kelas dengan perasaan aneh. Dia itukan termasuk yeoja yang cukup populer disekolah ini. Kenapa tidak bergabung dengan mereka yang populer. Ia malah ingin menjadi temanku. Aku itukan bukan termasuk yang populer disekolah ini. Hhhmm... Tapi walau bagaimanapun juga ia yeoja yang supel. Dengan mudahnya mendapatkan banyak teman. Aah.. sudahlah... Semoga saja dia bisa menjadi sahabatku...

Boleh dibilang selama kurang dari 5 bulan bersekolah disini aku belum menemukan seseorang yang bisa kujadikan sahabatku. Mungkin ia sahabat yang dikirimkan oleh Tuhan untuk tempatku berbagi setelah Key... Ya, dia sahabatku. Sahabat yang kini ku tak tahu dimana ia berada karena tepatnya seminggu setelah ia menyatakan perasaannya padaku ia pindah rumah. Nomor ponselnya pun sudah mulai sulit untuk kuhubungi. Aku benar-benar lost contact dengannya. Padahal hampir setiap hari aku mengiriminya email. Tapi tak satupun dari email itu dibalasnya.

Aaiisshh... kau dimana sekarang Key.. Kau jahat sekali padaku...

Aku duduk dibangkuku. Selalu saja ia datang lebih awal.

“Annyeong Kyunnie...”, sapanya sambil tersenyum.
“Annyeong Channie.. kau itu datang ke sekolah jam berapa sih..?? Ketika aku sampai didepan kelas, kau pasti sudah ada...”, tanyaku bagai detektif.
“Kau itu yeoja.. harusnya kau malu padaku.. Aku jauh lebih rajin daripadamu Kyunnie. Hahahaha...”, jawabnya sambil tertawa.
“Aaiisshh... kan hanya untuk hal ini saja kau jauh lebih baik dariku.. Tapi kalau tentang Sejarah, Bahasa dan yang berkaitan dengan angka, aku jauh lebih baik darimu Channie.. Hahahaha...”, kataku bangga.
“Aaiisshh... percaya diri sekali kau itu...”, katanya sambil menggerucutkan mulutnya.
“Tapi bukankah itu benar..?? Kau selalu memintaku untuk mengajarkan ulang apa yang diajarkan oleh songsaenim...”
“Baiklah.. kau menang. Sepertinya sulit sekali berdebat denganmu.. tapi lihat saja nanti. Aku pasti bisa mengalahkanmu.”, katanya dengan wajah yang serius.
Tapi justru aku tertawa karena ekspresinya. Ia terlalu imut untuk mengatakan hal yang seserius itu.
“Hahahaha.... kau lucu sekali Channie...”
“Waeyo...??? Apanya yang lucu..??? Aku sedang serius..!!!!”. katanya mulai kesal.
“Kau terlalu imut untuk mengatakan hal itu... sama sekali tak terlihat kalau kau itu sedang berbicara serius Channie..”, kataku sambil memegangi perutku yang mulai terasa sakit karena tertawa oleh ekspresinya.
“Aarrgghh..!!! kau itu...!!!”, katanya kesal. Lalu pergi meninggalkanku yang masih tertawa karenanya.
--Hye Kyung pov end--

10 menit kemudian bel berdering. Pelajaran yang sudah Hye Kyung tunggu-tunggu. Pagi itu mereka belajar Bahasa Inggris. Yesung songsaenim pun masuk dan memulai pelajarannya. #pantes ajah suka, yang ngajar kyeopta-nya minta ampun.. #mau ikutan dong... #plaak.. ditimpuk sapu sama clouds.

Kelas sangat damai. Nggak ada yang ngobrol. Semuanya memperhatikan penjelasan songsaenim. #tapi author kok nggak yakin ya kalo mereka pada merhatiin pelajarannya xD.

2 jam sudah Yesung songsaenim mengajar di kelas Hye Kyung. Dan tak lupa di akhir pertemuan ia meninggalkan tugas. Itu sudah menjadi kebiasaan songsaenim yang satu ini. Tiada hari tanpa meninggalkan tugas. #hayoo...hayoo...siapa yang punya guru yang ngasih tugas mulu kalo ngajar..??? :D #acung..acung..

Jam kedua... Kesenian... Channie semangat sekali dengan pelajaran yang satu ini.

“Kyunnie.. menurutmu Leeteuk songsaenim memakai baju warna apa hari ini..??”, tanya Gongchan pada Hye Kyung sambil tersenyum evil. #jangan-jangan Channie ngajakin tarohan tuh... #wah, nggak boleh Channie, nanti diomelin sama Bang Oma.. o.o
“Aaiisshh... kenapa kau tersenyum seperti itu. Perasaanku jadi tak enak..”, kata hye Kyung sambil memegangi dadanya.
“Aaa.. aku hanya bertanya Hye Kyung... Jika jawabanmu kali ini benar aku yang akan mentraktirmu makan dikantin.”
“Pastinya ia mengenakan kemeja... Seperti biasanya...”, jawabnya cuek.
“Pabo... aku menanyakan warnanya..”, kata Gongchan sambil mengetuk kepala Hye Kyung dengan pensil yang dipegangnya.
“Aigoo~ sakit Channie... Kau kan tadi bertanya dia memakai baju apa..!!! Kenapa malah mengetuk kepalaku..”, jawab Hye Kyung sedikit kesal.
“Aaiisshh... aku kan tadi bertanya ‘menurutmu Leeteuk songsaenim memakai baju warna apa hari ini..??’. Apa kau tidak mendengarnya Hye Kyung..??”
“Mianhae Channie... tadi aku tidak mendengarnya dengan jelas...”, sambil tertawa karena malu.
“Astagaaa....”
“Hehehe... mianhae...”
“Memangnya ia memakai baju warna apa Channie..??”
“Tadi aku sekilas melihatnya memakai kemaja war...”, kata Gongchan yang tiba-tiba terhenti.
“Aaah... aku kan menanyakanmu. Kenapa kau malah menanyakan hal itu padaku. Untung saja aku tidak melanjutkannya... Kau curang sekali Kyunnie...”

--Gongchan pov--
“Memangnya ia memakai baju warna apa Channie..??”, tanya Hye Kyung.
“Tadi aku sekilas melihatnya memakai kemeja war...”, kataku yang tiba-tiba terhenti.
“Aaah... aku kan menanyakanmu. Kenapa kau malah menanyakan hal itu padaku. Untung saja aku tidak melanjutkannya... Kau curang sekali Kyunnie...”

Ia hampir saja mengetahui jawabannya. Ia pintar sekali memancingku untuk mengatakan jawabannya. Aaiisshh.. sebenarnya Hye Kyung yang licik atau aku yang pabo...???? #kamu nggak pabo kok Channie..cuma terlalu polos ajah ;D #diceburin ke kali sama turChan.
--Gongchan pov end--




kira-kira ada apa lagi yaa...???
tunggu di part selanjutnya ...
don't be silent ya ...
author selalu nungguin coment dari readers ^^
(a yo buat author semangat ^^) 

0 comments:

Posting Komentar