06 Januari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 3

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship



Cerita sebelumnya...
--Gongchan pov--
“Memangnya ia memakai baju warna apa Channie..??”, tanya Hye Kyung.
“Tadi aku sekilas melihatnya memakai kemeja war...”, kataku yang tiba-tiba terhenti.
“Aaah... aku kan menanyakanmu. Kenapa kau malah menanyakan hal itu padaku. Untung saja aku tidak melanjutkannya... Kau curang sekali Kyunnie...”

Ia hampir saja mengetahui jawabannya. Ia pintar sekali memancingku untuk mengatakan jawabannya. Aaiisshh.. sebenarnya Hye Kyung yang licik atau aku yang pabo...???? #kamu nggak pabo kok Channie..cuma terlalu polos ajah ;D #diceburin ke kali sama turChan.
--Gongchan pov end--
------

--Suzy pov--
Akhirnya... Baiklah, sekarang aku akan menuju kelas Hye Kyung.. Aku jadi penasaran dengannya... Sampai-sampai seorang Key jatuh cinta padanya...

Akupun melangkahkan kakiku menuju kelas Hye Kyung.

Aaiisshh... apa-apaan mereka. Kenapa menatapku seperti itu..?? Apa ada yang salah denganku hari ini..??
Akupun berbelok ke toilet. Menatap kaca dihadapanku. Sungguh aneh, tak ada yang salah dengan penampilanku hari ini. Tapi mengapa mereka menatapku seperti itu...
Akupun keluar toilet dan segera mungkin menemui Hye Kyung karena aku mengajaknya untuk beristirahat denganku.

“Hye Kyung...”, aku memanggilnya dengan sedikit berteriak. Seisi kelas langsung melihat ke arahku. Disana memang masih ramai. Akupun berjalan masuk tanpa memperhatikan teman-teman sekelas Hye Kyung yang memperhatikanku.
“Ayo kita istirahat..’, ucapku.
“Ne.. sebentar ya Suzy.. aku harus merapikan ini dulu..”, jawabnya sambil sibuk merapikan buku-buku yang tergeletak di atas mejanya.
“Aigoo~ Kyunnie.. kau punya teman baru tapi tak mengenalkannya padaku..”, kata seorang namja yang tak kuketahui namanya kepada Hye Kyung.
“Aaiisshh.. iya Gongchan... aku lupa bercerita padamu...”, katanya sambil memegangi kepalanya.
“Suzy.. kenalkan ini teman sebangkuku, Gongchan.. Gongchan.. ini Suzy.. teman baruku..”, katanya sambil memperkenalkan kami berdua.
“Annyeong.. Naneun nae Suzy imnida...”
“Annyeong.. Naneun nae Gongchan imnida...”
“Waah.. aku dapat teman baru lagi hari ini...”, kataku senang.
“Apa aku juga boleh mengajak Gongchan untuk beristirahat bersama dengan kau dan aku..??”
“Ne... tentu saja...”, kataku sambil tersenyum.

Tak lama kami pun berjalan bersama menuju kantin. Wah.. ramai sekali..
Setelah berkeliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan tempat kosong untuk kami. Setelah itu kami memesan makanan. Setengah jam berada di kantin. Kami berbincang cukup lama. Banyak yang kami bicarakan karena belum lama kami saling kenal. Jadi banyak yang bisa dibicarakan. Kurasa setengah waktu yang terlalu singkat untuk mengenal kepribadian mereka. Tapi sejauh ini mereka teman yang sangat menarik.
--Suzy pov end--

Saat bel pulang berdering...

“Hey Hye Kyung..!! Apa hari kau dijemput oppamu..??”, tanya Gongchan.
“Waeyo..?? Apa kau mau mengantarku hah..??”, tanya Hye Kyung meledek.
“Aku kan hanya bertanya Kyunnie...”, katanya memelas.
“Hahaha... kau itu lucu sekali kalau tampangmu seperti itu Channie...”, kata Hye Kyung sambil tertawa.
“Ne.. aku meminta oppaku untuk menjemputku... Aku ingin cepat sampai rumah Channie.. Kau tahukan tugas hari ini banyak sekali. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikannya..”, lanjut Hye Kyung.
“Ne.. ara.. apa besok aku boleh ke rumahmu... Aku ingin belajar bersama denganmu. Bolehkan..??”, kata Gongchan sambil menunjukkan puppy eyesnya.
“Aaiisshh... matamu itu~... kenapa harus seperti itu. Aku jadi tak bisa menolaknya...”, ucap Hye Kyung melemah karena puppy eyes Gongchan.. #aaiisshh.. kalo author yg ngeliat, author udah meleleh ngeliatnya >.<

Di depan gerbang...

--Kyuhyun pov--
Kenapa banyak sekali... Mana saengku ya..???

Aku celingak-celinguk mencari saengku. Ia meminta dijemput dengan alasan kalau hari ini dia mendapat banyak tugas dari songsaenim dan ingin cepat sampai dirumah. 5 menit aku mencari sosok saengku.. Akhirnya yang aku cari datang..

“Hye Kyung..!!! Sebelah sini...”, kataku berteriak sambil melambaikan tangan ke arahnya.

Ia pun  membalas lambaianku. Dia menuju ke arah tempatku menunggunya dengan seorang namja dan yeoja. Kurasa mereka berdua teman Kyunnieku.

“Mianhae oppa.. kau menunggu terlalu lama.. Tadi Yesung songsaenim memanggilku dan menyuruhku untuk menemuinya di kantor...”, jelasnya.
“Ne.. tak apa saeng.. Apa mereka temanmu..??”, tanyaku.
“Aah, ne... kenalkan oppa.. Ini teman sebangkuku, Gongchan..”
“Annyeong... naneun nae Gongchan imnida..”, katanya sambil tersenyum. Aigoo~ betapa imutnya dia. Tapi tetap saja aku yang paling imut... #Kyuppa narsis bgt ==”
“Annyeong... naneun nae Cho Kyuhyun, panggil saja Kyuhyun oppa..”, kataku sambil tersenyum.
“Nah.. yang ini Suzy. Dia berbeda kelas denganku oppa...”, kata Kyunnie menjelaskan.
“Annyeong... naneun nae Suzy imnida...”, katanya tersenyum manis.
“Annyeong...”, kataku ramah.

Senang mendengar Kyunnieku memiliki teman yang kurasa terlihat baik. Walau aku belum begitu dekat tapi kurasa mereka bisa menjadi teman yang baik.

“Kajja oppa... aku ingin cepat sampai dirumah.. Tugasku banyak sekali oppa...”, rengeknya.
“Ne.. baiklah. Kami permisi ya Gongchan.. Suzy..”
“Ne oppa”, sahut mereka berdua.
“Pai pai Channie, Suzy.. aku duluan ya...”, kata saengku sambil tersenyum ke arah mereka.
“Ne.. pai-pai...”, sahut mereka.

Akupun menyalakan motorku dan pergi meninggalkan mereka berdua.
--Kyuhyun pov end--

--Suzy pov--
Aku melangkahkan kakiku menuju merci putih yang sudah menungguku diseberang gerbang sekolah.

“Yeoboseo..!!”, kataku sambil masuk ke dalamnya.
“Bagaimana..??”, tanyanya penasaran.
“Yeoja yang menarik...”, kataku.
“Benarkah..?? Kenapa kau berpendapat seperti itu Suzy..??”, tanyanya lagi.
“Walau aku belum mengenal dekat tapi ia yeoja yang menyenangkan. Aku senang dan mulai merasa nyaman jika berada di dekatnya. Pantas saja sahabatku yang satu ini klepek-klepek dibuatnya..”, kataku menjelaskan. #aigoo~ bahasa mana tuh klepek-klepek thor?? #author bingung ngejelasinnya o.O
“Kau itu...”, katanya melemah. Kurasa mukanya kini seperti udang rebus.
“Tenang saja... Kau bisa menanyakan kabarnya lewatku. Aku akan membantumu Key dan aku tak akan memberitahukannya kalau aku ini sahabatmu”
“Ne.. gomawo Suzy.. kau baik sekali...”, katanya memujiku.
“Aaiisshh.. kau baru tahu kalau aku ini baik..!!! Kemana saja kau selama ini..!!”, kataku agak kesal. #Keynya abis dibius sama author jadi baru nyadar deh... #diserbu lockets.
“Hehehehe...”. ia hanya tertawa mendengarku mengatakan itu.
--Suzy pov end--

Di kamar Hye Kyung...

--Hye Kyung pov--
Aigoo~ ada apa dengan tugas-tugas ini.. Kenapa sulit sekali.. Bagaimana aku menyelesaikannya... #tenang ajah Hye Kyung...Ada author disini...Pasti author bantuin kok... #bantuin pake doa tepatnya xD

Aah.. kepalaku pusing... aku butuh hiburan...

Kuambil ipod di tas sekolahku. Kupasang headphone orangeku lalu memainkan lagu di playlist. Sekejap akupun terlarut dengan irama dari playlistku. Mulai bernyanyi sambil menggerakkan tubuhku entah gaya apa itu. Aku benar-benar menikmatinya.

5 menit, 10 menit... aku masih larut dengan musik yang kudengarkan. Entah berapa lama aku mendengarkannya. Aku tak peduli. Aku ingin menghibur diriku sebentar. Saat baterai ipodku habis, aku baru menyadari kalau tugas itu belum kuselesaikan.

Aku kembali terduduk dikursiku dan menyelesaikannya setelah sebelumnya aku makan dan mandi. Entah sekarang sudah jam berapa aku tak tahu. Aku menyelesaikan semuanya malam itu dan tanpa aku sadari aku sampai tertidur disana.
--Hye Kyung pov end--

Waktu berjalan begitu cepatnya. Persahabat terjalin begitu saja diantara mereka. Tanpa ada yang meminta dan memaksa. Tak ada lagi yang perlu disembunyikan oleh mereka. Terbuka, apa adanya. Sebuah persahabatan yang terjalin tulus. Tapi bukan berarti mulus-mulus saja.

Banyak sudah yang mereka lewati. Sampai akhirnya persahabatan itu nyaris putus karena salah paham dan keegoisan. Tapi itu berlalu begitu saja. Mereka mampu bertahan dan melewatinya.

Mulut dan mata bisa dengan mudahnya untuk berbohong tapi hati, jiwa dan perasaan tak bisa memungkiri kalau mereka itu saling membutuhkan satu sama lain. Mereka sudah terikat dari awal. Bahkan jauh sebelum mereka dilahirkan, tali itu telah mempersatukan mereka.

♫            ♣          ♣          ♫            ♫            ♣          ♣          ♫            ♫            ♣          ♣          ♫

Detik demi detik mahkota itu berjatuhan dari kelopaknya. Disepanjang pinggir jalan Seoul dipenuhi warna-warna coklat, kuning hingga yang berwarna kuning kemerahan. Ya... ini musim gugur. Daun-daun kering berguguran. Tak hanya yang kering saja... beberapa yang masih segarpun ikut turut berguguran bersama dengan yang lainnya. Wangi musim gugur, seolah mulai menyergap hidung setiap makhluk yang dengan setianya menghiasi tiap sudut-sudut jalan Korea.

Headphone orange menghiasi telinganya. Dengan santai Hye Kyung berjalan diantara mereka yang lalu lalang di Insandong. Insadong adalah surganya para pecinta barang-barang kerajinan. Disana banyak menjual barang-barang kerajinan, seperti lukisan, bingkai, keramik dan pernak-pernik lainnya. Hari itu ia ingin membeli sesuatu yang bisa menghiasi suasana kamar barunya. Matanya berkeliling memperhatikan keadaan sekitar. Mencoba menemukan sesuatu yang mungkin jarang ditemukan ditempat lainnya.

Restoran dan kafe yang menyajikan makanan tradional khas Korea pun juga menghiasi sepanjang jalan Insandong. Di tempat ini tipe barang yang ditawarkan sebagian besar mirip dengan pernak-pernik tradisional di Namdaemun. Hiasan dinding, gantungan hp, boneka-boneka tradisional, dsb. Namun  ada beberapa barang di Insandong tidak bisa ditemukan di Namdaemun.

Yang membedakan Insandong dengan Namdaeum adalah tata lokasinya. Insadong tidak seperti pasar-pasar pada umumnya, tapi berupa sebuah jalan yang cukup panjang dengan toko-toko di kanan kirinya. Jika dibandingkan dengan Namdaemun Market, Insadong lebih berbau pariwisata. Lokasi yang lebih rapi, teratur dan bersih dibandingkan Namdaemun, walaupun harganya relatif lebih mahal. Tapi disini terdapat beberapa barang yang mungkin tidak bisa ditemui di Namdaemun, tentu kualitasnya biasanya lebih bagus. Lokasinya yang nyaman untuk berjalan-jalan. Hye Kyung menyukai suasana ini karena sangat memanjakan matanya.

Tanpa lelah ia terus menyusuri Insandong untuk menemukan benda yang cocok. Cukup lama ia berjalan, terhentilah ia di sebuah toko yang tak begitu besar namun benda yanga ada didalamnya tertata dengan apik. Ia pun masuk kedalamnya. Mencoba mencari stand lamp. Disana ada banyak pilihan untuk benda itu. Mulai dari yang berbau tradisional sampai yang modern. Mulai dari warna bambu, kayu hingga colorfull. Bentuk yang biasa sampai yang abstrack dengan berbagai ukuran ada di dalamnya. Cukup lengkap memang sampai memusingkan Hye Kyung untuk memutuskan yang mana yang akan ia beli.

--Hye Kyung pov--
“Aigoo~ banyak sekali pilihannya... mana yang harus aku pilih untuk kamarku...??”
“Ada yang bisa kubantu nona..??”, tanya seorang ahjusshi padaku.
“Ne.. aku bingung harus memilih stand lamp yang mana ahjusshi.”, kataku sambil menunjuk ke arah stand lamp yang kumaksud.
“Kau akan meletakkannya dimana..??”, tanya ahjusshi itu ramah.
“Sepertinya aku akan meletakkan disalah satu sudut kamarku ahjusshi.. Begitu banyak pilihan, aku bingung dibuatnya..”, kataku sambil menggaruk-gaaruk kepala.
“Warna kamarmu dominan apa nona..?? Mungkin aku bisa membantumu dengan beberapa pilihan...’, katanya menawarkan bantuan.
“Aah, ne... Cat kamarku berwarna cream. Beberapa benda disana berwarna hitam, putih dan merah.”, ucapku menjelaskan.
“Ne... kurasa yang itu.. itu.. atau yang disebelah sana bisa kau pilih untuk kau letakkan disudut kamarmu nona..”, kata ahjusshi sambil menunjuk satu per satu stand lamp yang ia maksud.
“Aah.. ne... gomawo ahjusshi sudah membantuku memilihkan beberapa.. aku akan melihat-lihatnya dulu..”, kataku tersenyum sambil berjalan menuju benda-benda yang dimaksud.
“Ne.. silahkan.. kuharap salah satu dari pilihanku itu berkenan dihatimu nona..”, kata ahjusshi itu.

Setengah jam aku memperhatikan detil tiap pilihan yang disarankan ahjusshi itu padaku. Ia memberikan pilihan yang cukup sulit untuk kuputuskan yang mana yang akan kubawa pulang karena kurasa pilihan-pilihan itu memang sangat cocok untuk kamarku. Akhirnya kuputuskan untuk membeli stand lamp berwarna cream dengan bahan bambu muda yang tentu saja berwarna coklat muda. Terlihat sangat alami namun elegant, itu menurutku. Aku langsung memanggil ahjusshi dan menanyakan harganya. Setelah harga cocok, aku membayarkannya padanya.

“Gomawo nona.. itu pilihan yang bagus. Semoga kau senang dengan barang-barang yang ada di tokoku. Kapan-kapan mampirlah lagi ke tokoku. Gomawo....”, kata ahjusshi itu.
“Ne.. cheonmaneyo atas bantuannya... kapan-kapan aku akan mampir lagi...”, kataku sambil tersenyum.

Akupun kembali ke rumah dengan naik taksi. Tak mungkin aku naik bis dengan membawa stand lamp, sangat merepotkan sekali. Setibanya dirumah Kyuhyun oppa membantuku untuk membawakan stand lamp yang kubeli tadi kekamarku.

“Aaiisshh... simple, alami tapi elegant. Pilihan yang bagus...”, kata Kyuhyun oppa sambil memegangi dagunya dan tak hentinya menatapi stand lamp itu.
“Gomawo.. aku jadi senang sendiri mendengar oppa mengatakan itu...”, kataku tersenyum puas sambil menatapi benda itu juga.

Sepertinya kali ini pilihanku tak salah. Oppa saja juga menginginkan stand lamp itu. Ia terus-terusan menggodaku dan memujiku agar aku mau memindahkan stand lamp itu kekamarnya dan membiarkannya untuk beberapa hari. Apa kalian pikir aku akan mengabulkannya..?? Tentu saja tidak. Jika itu sampai terjadi baranng itu tak akan pernag kembali ke kamarku lagi untuk selamanya. Headphone putih yang baru saja aku beli saat pertengahan tahun ketika aku duduk di kelas 10 lalu langsung ia pinjam dan sampai sekarang aku duduk di kelas 12 barang itu tak juga kembali ke tanganku. Padahal aku belum sempat mencobanya. Ya, kadang begitulah oppaku. Tapi walau bagaimanapun ia.. tetap saja dia oppa terbaik yang pernah aku miliki.
--Hye Kyung pov end--

Ddrrtt... ddrrtt... ddrrtt... ddrrtt...
“Aigoo~ siapa yang menelponku malam-malam begini...”, gerutu Hye Kyung sambil meraih ponselnya.
“Yeoboseo...”, katanya tanpa melihat ke layar ponsel.
“Hei.. ini masih malam... Kenapa menghubungiku malam-malam begini..”, katanya serak.
“Kyunnie... ini sudah pagi. Kau masih tertidur haah..!!! Cepat bangun..!!!”, kata namja dari seberang sana.
“Apa aku tidak salah dengar..?? Kenapa suaramu mirip sekali dengan Key..??”, katanya yang masih setengah sadar.
“Ini memang aku... Aaiisshh, dasar pabo...!!!”, sahut namja itu.
“Mwo??!!!”, katanya terkejut lalu langsung menatap layar ponsel.

Aaiisshh... ternyata memang benar dia... Akhirnya dia menghubungiku... gumam Hye Kyung senang. Kini ia sudah tersadar sepenuhnya. Senyum sumringah menghiasi wajahnya yang masih bau bantal.

“Kyunnie..!! Kyunnie..!! Apa kau masih disana..??”, kata Key sambil ngescream #:D hati-hati Key nanti speaker ponselnya Kyunnie rusak... #(Key)nggak apa-apa author, biar Kyunnie beli ponsel baru lagi.

“Aa.. ne Key.. Kau kemana saja... Aku tak pernah bisa menghubungi ponselmu. Selalu saja tidak aktif. Kukira kau sudah ganti nomor makanya aku mengirimi e-mail hampir setiap hari padamu. Tapi kenapa tak satupun dari e-mail yang aku kirim itu kau balas. Kau jahat sekali padaku. Apa kau tahu, aku disini sangat khawatir sekali padamu. Kau pun pindah rumah juga tidak mengabariku. Kau itu benar-benar namja yang jahat sekali Key. Aku hampir mati kebingungan memikirkanmu. Apa kau itu..??? Lalu sekarang tiba-tiba kau muncul. Sebenarnya apa maumu yang sebenarnya..??? Kau memang benar-benar ingin melihatku mati berdirinya..??? Kau kira ini lelucon hah..!!! Kau..”, cerocos Hye Kyung dan kalimatnya pun terhenti ketika sebuah tangan memeluk pinggangnya.

“Neomu bogosipho Kyunnie...”, bisik Key.

Hye Kyung diam mematung. Pagi yang benar-benar mengejutkan baginya. Kini sosok yang ia rindukan sudah bersamanya, memeluknya erat. Hye Kyung memutar badannya 180° .

Ia dapat melihat sosok Key dengan jelas dihadapannya. Tak ada yang berubah dari namja itu. Tatapan matanya yang tajam dan hangat. Senyumnya yang manis. Benar-benar tak berubah. Ia pun langsung memeluk erat namja dihadapannya. Key pun membalas pelukan itu. Ia sangat meridukan yeojanya itu. Dengan lembutnya ia membelai rambut Hye Kyung.

--Key pov--
Aku sengaja menelponnya sepagi ini. Aku akan mengejutkannya dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Aku rindu wajah kagetnya itu. Sangat lucu. Tapi sial bagiku, ia malah menceramahiku.

“Aa.. ne Key.. Kau kemana saja... Aku tak pernah bisa menghubungi ponselmu. Selalu saja tidak aktif. Kukira kau sudah ganti nomor makanya aku mengirimi e-mail hampir setiap hari padamu. Tapi kenapa tak satupun dari e-mail yang aku kirim itu kau balas. Kau jahat sekali padaku. Apa kau tahu, aku disini sangat khawatir sekali padamu. Kau pun pindah rumah juga tidak mengabariku. Kau itu benar-benar namja yang jahat sekali Key. Aku hampir mati kebingungan memikirkanmu. Apa kau itu..??? Lalu sekarang tiba-tiba kau muncul. Sebenarnya apa maumu yang sebenarnya..??? Kau memang benar-benar ingin melihatku mati berdirinya..??? Kau kira ini lelucon hah..!!! Kau..”, cerocos Hye Kyung dan kalimatnya pun terhenti ketika aku melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya.

Akupun  memeluknya erat. Tapi ia hanya diam saja. Tak sedikitpun mencoba untuk melepaskannya atau berkata apapun tentang kehadiranku. Jantungkupun berdegup dengan kencang. Aku benar-benar merindukannya. Kurasa ia juga merasakan hal sama denganku. Buktinya ia diam saja ketika kupeluk.

“Neomu bogosipho Kyunnie...”, bisikku.

Cukup lama aku memeluknya. Lalu tiba-tiba saja ia melepaskan pelukanku dan memutar tubuhnya 180°. Kukira ia ingin menamparku karena matanya itu terlihat penuh dengan kekesalan. Diluar dugaanku ia malah langsung memelukku. Aku langsung membalasnya memeluk erat. Perlahan aku belai rambutnya dengan lembut.

“Aaiisshh... bau apa ini..??”, kataku sambil melepaskan pelukkanku.
“Waeyo..??”, tanya Kyunnie polos.
“Aaiisshh... yeoja seyeppeo kau masih bau bantal jam segini..?? Aaiisshh.. mimpi apa aku semalam memeluk yeoja sepertimu yang masih bau bantal..”, kataku mengejek sambil menutup hidung.
“Kyaaa~ kau jahat sekali.. kan kau duluan yang memelukku tadi...”, katanya sambil menepuk bahuku.
“Kalau tidak begitu pasti aku masih mendengarkan ceramahanmu pagi ini. Sana lekas mandi. Aku akan mengantarmu ke sekolah. Aku tunggu di bawah yaa...”, kataku sambil melemparkan handuk kearahnya dan pergi keluar dari kamarnya.

Sesampainya aku dibawah, aku bertemu umma Kyunnieku.

“Apa kau berhasil membangunkannya Key..??”, tanya umma padaku.
“Ne.. umma. Aku berhasil membangunkannya. Memangnya semalam Kyunnie tidur jam berapa umma..??”, tanyaku penasaran.
“Sepertinya saengku itu begadang semalaman untuk mengerjakan tugas-tugasnya.”, jelas Kyuhyun oppa.
“Oow.. jadi seperti itu...”, kataku sambil tertawa.

Aku memang sudah dekat dengan anggota keluarga Hye Kyung. Mereka yang memintaku untuk memanggil mereka dengan sebutan umma, appa dan oppa. Aku seperti menjadi bagian dari keluarga Hye Kyun. Begitupun sebaliknya, ummaku sangat sayang sekali pada Hye Kyung. jika ia sedang main kerumahku pasti umma hanya memperhatikannya, aku anak kandungnya malah dicuekin. Ummaku kadang keterlaluan. Tapi walau begitu, aku senang karena keluargaku bisa menerima kehadirannya.

“Apa kau sudah sarapan Key..??”, tanya Kyuhyun oppa padaku.
“Kau pasti belum sarapan kan. Ayo kita sarapan bersama pagi ini.”, ucap umma padaku sambil tersenyum.
“Aah.. ne.. kebetulan aku lupa sarapan tadi. Aku terlalu bersemangat untuk bertemu dengan kalian..”, kataku.
“Aaiisshh... yang kau maksud sebenarnya bukan kami. Tapi Kyunnie, saengku... Benar kan tebakanku..??”, ucap Kyuhyun oppa sambil tertawa kecil menggodaku.
“Ani... kau bisa saja oppa. Tentu saja kalian semua...”, kataku mengelak.

Tak lama Hye Kyung turun dengan pakaian seragamnya. Ia masih saja seperti dulu. Cantik, manis dan menarik. Sepertinya aku sudah terbius dengan penampilannya yang sederhana itu. Tak bisa kupungkiri kalau aku sudah jatuh ke dalam pesonanya. Aku tak mampu lagi menahan senyumku. Kini sepertinya semua orang disana bisa melihat senyuman yang sudah mengembang diwajahku.
--Key pov end--

--Hye Kyung pov--
Hari ini Key berjanji padaku akan mengantar dan menjemputku nanti. Aku benar-benar senang sekali mendengarnya. Tak dapat kusembunyikan lagi senyuman itu. Kurasa ia melihat senyumanku yang super duper manis itu... #jiaa elaah.. prikitiew...

Saat berada didepan aku bingung memikirkan posisi dudukku. Cukup lama aku tak pernah naik motor itu lagi. Aku mulai merasa canggung. Key memakaikan helm kekepalaku dan sontak saja aku kaget karenanya.

“Kajja... nanti bisa telat...”, katanya.

Aku mendekati motor itu dengan ragu-ragu.

“Waeyo...??”, tanyanya.
“Ani... aku hanya bingung saja. Aku harus duduk dengan posisi apa..”, kataku sambil mengelus helm dikepalaku.

Ia tertawa melihat ku salah tingkah. Lalu ia menarik tanganku untuk mendekatinya.

“Duduklah seperti biasa kau naik motor dengan oppamu itu..”, katanya manis.
“Ne... tapi aku...”.
“Kajja... apa kau mau aku datang terlambat ke sekolahku hanya karena menunggumu memikirkan posisi dudukmu..”, ucapnya.
“Ne... baiklah...”, kataku sambil menaiki motornya dengan masih sedikit keraguan diwajahku tapi berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikannya. Aku tak mau dia tahu kalau aku sedang berbunga-bunga saat ini.

Ia pun langsung menggas motornya tanpa memberitahuku. Alhasil helm kami berbenturan. Tapi bukannya berhenti ia malah terus melajukan motornya dan membiarkanku untuk memeluknya. Jujur saja aku takut. Bagaimana tidak, ia membawanya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan berdoa semoga saja tidak terjadi apa-apa padaku pagi ini. Apa kalian mau tahu apa isi doaku itu..?? Ini dia doaku..

Tuhan... jangan kau mabil nyawaku sekarang. Aku belum lulus SMA. Aku ingin melanjutkan pendidikannku ke perguruan tinggi. Aku ingin merasakan kuliah di Seoul University dan mengambil jurusan komunikasi atau setidaknya jurusan bahasa tapi entah bahasa apa yang akan ku ambil. Aku ingin mendapat gelar sarjana dan membahagiakan umma, appa dan oppa. Aku ingin melihat oppaku menikah dengan yeoja yang mencintainya, umma, apaa dan diriku. Aku ingin melihat oppaku memiliki anak. Aku ingin merasakan mencari pekerjaan dan aku dapat mencari penghasilan sendiri tanpa perlu merepotkan appa dan ummaku lagi. Aku belum menikah. Aku ingin menikah. Memiliki suami yang benar-benar mencintaiku. Lalu hidup bahagia bersama dengan namja yang kucintai itu. Memiliki anak dan ingin melihat anak-anak kami tumbuh besar. Bersekolah, menikmati perguruan tinggi dan berakhir lagi dengan menikah. Ingin merasakan menggendong cucu. Aku ingin hidup hingga aku cucuku memiliki cucu. Aku masih ingin merasakan kehidupan yang panjang tuhan. Tolong jangan ambil nyawaku sekarang. Lindungilah diriku Tuhan... jebal....

Tanpa kusadari akhirnya aku sampai dengan selamat.
“Fiuhh.. syukurlah...”, ucapku pelan. Lalu akupun turun dari motor sport putih itu dan melepaskan helm.
“Ingat.. nanti aku akan menjemputmu.. ara...!!”, ucap Key sambil menerima helm dariku.
“Ne.. ara. Tapi awas saja kalau kau membawa motor dengan cara seperti tadi. Aku akan menghajarmu sampai babak belur..”, kataku sambil menunjukkan kepalan tanganku kehadapan mukanya.

Ia hanya tertawa melihatku sewot pagi ini. Ia pun turun dari motornya lalu menghampiriku.

“Kajja.. masuklah...”, katanya sambil mengacak lembut rambutku. Ia pun kembali kemotornya, menyalakan mesin dan pergi meninggalkanku.

Aku berjalan masuk ke dalam sekolah dengan perasaan bahagia. Aku tak bisa mengambarkannya. #sini Hye Kyung author bantuin.. #pasti disekeliling berasa kayak bunga-bunga pada mekar, warna-warni, wangi alam banget dah... #author sok tau bgt yaaa... :D #lupakan.
--Hye Kyung pov end--

--Gongchan pov--
“Daritadi pagi sampai sekarang kerjaanmu hanya senyum-senyum saja. Kau itu kenapa Hye Kyung..??”, tanyaku penasaran.
“Aah.. ani.. aku tak apa-apa Channie..”, jawabnya masih sambil senyum-senyum.
“Suzy.. apa kau tau dia itu kenapa... Lama-lama aku jadi takut berada didekatnya..”
“Aaiisshh.. kau kira aku sudah gila hah..!!!”, jawabnya tiba-tiba yang mengagetkanku.

Suzy tertawa melihat tingkah kami. Tanpa kuketahui Hye Kyung mendaratkan sendok yang sebelumnya habis ia pakai untuk makan sup ke kepalaku. Sontak saja aku kesal. Aku pun berlari ke wastafel dekat kami duduk lalu memastikan keadaan rambutku dalam keadaan baik-baik saja. Aku pun kembali ketempat dudukku semula lalu mencaci maki Hye Kyung.

“Kyunnie.. kau jorok sekali. Sendok itukan bekas sup. Apa kau tidak tahu.. aku baru saja membersihkan rambutku pagi ini dan mengcreambathnya.. 30 menit aku melakukannya hanya untuk memanjakan rambutku. Tapi hanya dlam sekejap saja kau hampir saja menghancurkannya. Apa kau tidak tahu perjuanganku untuk bangun pagi-pagi hari ini hanya untuk rambutku...”, cerocosku tanpa henti.

Sialnya ia malah mengenakan headphone. Susah payah aku jelaskan padanya hingga berkeringat dan menghabiskan 2 gelas air ternyata ia tak mendengarkan apa yang aku sampaikan padanya.

“Sudah.. sudah.. aku lelah terus tertawa karena melihat tingkah laku kalian yang seperti anak SD..”, kata Suzy sambil memegangi perutnya.

Dia benar-benar berhasil membuatku menjadi namja pabo saat ini. Semua anak memperhatikan kearah tempat kami duduk. Dan mereka juga ikutan menertawakan tingkah kami.

Aigoo~ mau ditaruh dimana mukaku... Sepertinya kharismaku akan hancur setelah ini... Kata-kata imut sudah tak melekat lagi padaku... Aigoo~ bagaimana ini... Awas saja kau Kyunnie... Habislah kau nanti jika saatnya sudah tiba...
--Gongchan pov end--

Hye Kyung tidak mempedulikan celotehan Gongchan. Ia sudah fokus dengan suara yang menggema di headphonenya.

Kini ia berjalan menuju kelas. ia memilih untuk kembali kesana duluan, meninggalkan gongchan dan Suzy.

“Aku duluan yaa..”, katanya setengah berteriak dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
“Ne...”, samar-samar ia mendengar ucapan Suzy.

--Hye Kyung pov--
Kini kumelangkahkan kakiku menuju kelas. Tak tahu kenapa aku ingin sendirian. Bukan berati aku bosan berada dekat dengan mereka.  Saat ingin berbelok menuju kelas.

Bruuugg...

“Heh, kemana matamu. Kalau jalan itu pakai mata. Apa kau tak melihatku hah..!!!!”, bentak seorang namja.
“Mianhae...”, kataku sambil membungkukkan tubuhku.
“Aaiisshh... kau kira hanya dengan kata maaf saja cukup. Lihat..!!! kau sudah merusak bukuku..!!!”, katanya sambil menunjuk ke arah buku yang ada di kubangan air.
“Aa... mianhae... jeongmal mianhae...”, kataku lagi sambil membungkuk.
“Aku tak mau tahu.. pokoknya kau harus mengganti buku yang baru aku beli itu.”, kata namja itu jutek.
“Aaiisshh... aku kan tidak sengaja menabrakmu. Kenapa harus sampai seperti itu...”, kataku terkaget.
“Heeh..!!! Aku baru saja membeli buku itu. Dan lihatlah...!!!!”, katanya sambil mengambil buku itu lalu  menunjukkannya padaku.
“Susah payah aku mendapatkan tanda tangan ini. Apa kau tidak tahu hah..!!!”, katanya jutek.
“Pokoknya kau harus menggantinya sama persis sebelum buku itu kau rusak. Ara..!!!”, bentaknya.
“Ta.. ta.. tapi... tanda tangan itu kan...”
“Aku tak mau tahu. Kau juga harus mendapatkannya”, katanya memotong ucapanku.
“Seminggu lagi kita bertemu di depan gerbang sekolah”, lanjutnya sambil berlalu dari hadapanku.

Aaiisshh... sial sekali aku hari. Bagaimana caranya aku mendapatkan tanda tangan itu. Kapan fansign itu akan diadakan lagi..??? Aaa.. menyebalkan sekali namja itu... Dia itu siapa sih..!!! Tapi kenapa tak mengenakan seragam...???

Sesampainya di kelas aku langsung memikirkan cara untuk mendapatkan tanda tangan itu. Buku bisa kubeli dimana saja. Tapi tanda tangan itu, bagaimana nasibnya. Habislah riwayatku kali ini. Kuraih ponsel di sakuku. Aku mulai mengetik.

To : Key
Apa nanti kau bisa menemaniku ke toko buku??

Sending message...

Ddrrtt... ddrrtt... ddrrtt...

From : Key
Ne.. waeyo..?? Apa ada buku yang kau cari..?? Baiklah aku akan menemanimu ^^

Syukurlah.. ternyata Key bisa menemaniku. Sebaiknya aku ceritakan saja padanya. Siapa tahu dia bisa membantuku untuk mendapatkan tanda tangan itu.
--Hye Kyung pov end--

--Key pov--

Chiiittt.....

 Kuhentikan motorku di depan gerbang sekolah Hye Kyung. Mataku berkeliaran mencari sosoknya diantara kerumunan siawa yang keluar dari sekolah itu. Tak lama akhirnya aku menangkap sosok itu sedang berjalan bersama dengan Suzy dan seorang namja yang kurasa namja itu bernama Gongchan. Suzy banyak bercerita tentang Hye Kyung dan Gongchan selama ini padaku.

“Hye Kyung..!!”, aku memanggilnya sambil sedikit berteriak.

 Ia tersenyum ke arahku dan melambaikan tangannya. Lama kelamaan mereka sampai di tempatku berdiri.

“Apa sudah lama..??”, tanyanya.
“Aniyo baru 5 menit aku menunggumu...”, kataku.
“Pantas saja seharian ini kerjamu hanya melamun saja. Rupanya kau dijemput oleh seorang namja.. Pasti kau namjachingu Hye Kyung kan..?? Yaa Hye Kyung kenapa menyembunyikannya dari kami selama ini...”, kata Gongchan meledek Hye kyung.
“Ani... siapa yang menyembunyikan siapa... kau itu ada-ada saja Gongchan...”, kata Hye Kyung tersipu.
“Sudah mengaku saja...”, ledeknya lagi.
“Sakarepmu dewe...” #lha..!!! bahasa mana ituh...????

“Memangnya kau ingin membeli buku apa..??”, tanyaku.
“Sebernarnya begini Key...”

Ia pun menceritakan padaku kejadian saat istirahat tadi. Aaiisshh... menyebalkan sekali namja itu. Hye Kyung kan sudah minta maaf tapi kenapa ia seperti itu. Tapi ya sudahlah mungkin buku itu sangat berarti baginya. Karena di dalamnya terdapat tangan si penulis. Mungkin itu adalah penulis favoritnya.

Aku segera menuju toko buku. Semoga saja toko buku itu bisa memberiku informasi yang kubutuhkan. Agar Hye Kyung tidak terus-terusan memikirkan cara mendapatkan tanda tangan si penulis.

Sesampainya disana aku membantu mencari buku yang ia maksud. Tiap rak kuteliti tapi tak kutemukan. Aku bertanya pada penjaga toko ternyata 5 menit lalu buku terakhir telah dibeli. Kami kurang beruntung kali ini.

“Besok kita cari ditempat lain... Mungkin masih ada... bersabar yaa...”, kataku mencoba menghiburnya.
“Ne.. gomawo Key, kau sudah mau membantuku...”, katanya mencoba untuk tersenyum.
“Aku ingin makan ice cream. Kau mau menemaniku kan Hye Kyung..??”
“Ne... baiklah... kajja kita ke kafe itu...”, katanya sambil menunjuk kafe diseberang toko buku.
‘Ne... kajja...”, kataku.

Kini sepertinya wajahnya terlihat membaik. Dia sangat suka sekali makan ice cream. Ice cream bisa membuatnya sedikit tenang selain mendengarkan musik. Aku akan melakukan apapun agar tetap bisa melihatnya tersenyum. Selama ini aku sudah membuatnya khawatir karena kepergianku yang tiba-tiba.

“Kau ingin memesan yang mana..??”, tanyaku sambil melihat-lihat menu.
“Hhm.. yang mana yaa... semuanya terlihat enak Key... hehehe...”, katanya.
“Aaiisshh... kau itu seperti anak kecil. Harusnya kau memilih dari list ini bukan dari gambarnya...’, kataku sambil menunjuk menu book itu.
“Yaa... aku malas melihat tulisan itu... Akan jauh lebih bagus lagi jika melihat gambarnya. Lihatlah... cantik-cantik warnanya...”, kata Hye Kyung polos.

Aku terus saja berdebat dengannya. Kami tak mempedulikan pelayan yang daritadi menunggu pesanan kami. Ia tertawa melihat perdebatan kami. Hanya karena gambar-gambar yang terpampang di menu. Yaa Hye Kyung terkadang memang keterlaluan.

15 menit menunggu, pesanan kami tiba. Tanpa pikir panjang kami langsung menyantapnya. Waahh... segarnya.... Hye Kyung sangat menikmati ice creamnya. Aku menggeleng-geleng karena tingkahnya.

“Ya.. Hye Kyung. Cara makanmu itu seperti anak kecil saja. Berantakan kemana-mana. Aaiisshh... mana tissuenya...”, aku pun sibuk mencari-carinya di tasku tapi tak menemukannya.
“Apa kau punya tissue..??”, tanyaku.
“Aniyo... sudah habis...’, kata Hye Kyung sambil terus menyantap ice creamnya.
“Waeyo..??”, ucapnya sambil mengangkat sedikit kepalanya.
“Aaiisshh.. kau itu...!!! Bagaimana ini...???”, kataku panik.
“Yaa... kemana pelayannya...”, kataku sambil memutar mataku mencari pelayan tapi tak ku temukan.
“Waeyo Key..??”, tanyanya santai.
“Kenapa panik seperti itu..??”

Aaiisshh... yeoja ini...
Tanpa pikir panjang kudekatkan wajahku. Lalu kutempelkan bibirku ke bibirnya. Mencoba membersihkan bibirnya yang ditutupi oleh ice cream.

“Sudah bersih...”, ucapku.

Ia terdiam mematung.
--Key pov end--



ayo... gimana reaksi Hye Kyung setelah Key bersikap seperti itu..???
penasaran..????
tunggu di part selanjutnya....
your comment can be useful for me... 

0 comments:

Posting Komentar