07 Januari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 4

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship



Cerita sebelumnya...
Aaiisshh... yeoja ini...
Tanpa pikir panjang kudekatkan wajahku. Lalu kutempelkan bibirku ke bibirnya. Mencoba membersihkan bibirnya yang ditutupi oleh ice cream.

“Sudah bersih...”, ucapku.

Ia terdiam mematung.
--Key pov end--
------



--Hye Kyung pov--
“Waeyo Key..??”, tanyaku santai.
“Kenapa panik seperti itu..??”

Tiba-tiba saja ia mendekatkan wajahnya kewajahku. Dan tanpa permisi ia menciumku.

Deg deg.. deg deg..

Aaiisshh... perasaan apa ini..?? Aku tak sanggup bernafas karenanya.

“Sudah bersih...”, ucapnya.

Aku hanya terdiam mematung. Suasana hening seketika. Tak sepatah katapun terucap dari bibirku ataupun bibirnya. Cukup lama terdiam. Aku sangat tidak suka keadaan seperti ini. Suasana ini seperti membunuhku.

“Waeyo Key..”, ucapku mencoba memecah keheningan dengan wajah datar.
“Mianhaeyo.. tak ada tissue. Pelayanpun juga tak ada”, jawabnya menyesal.

Sebenarnya terselip perasaan bahagia saat ia melakukan hal itu padaku. Apa yang harus kulakukan..?? Aku akui selama beberapa minggu ini, dia selalu berlari-lari dalam otakku. Apa aku harus memberitahukannya...

“Key...”, ucapku pelan.
“Ne..”, jawabnya lembut.
“Aku ingin berjalan-jalan ke sungai.”
“Baiklah.. akan kuantar dan kutemani kau kesana..”, jawabnya berusaha tersenyum.

Akupun turun dan jalan mendahuluinya. Sejenak kuterdiam menikmati kesejukan. Gemercik air sungai terdengar sangat merdu ditelingaku. Aku berjalan menghampirinya. Berdiri memandangi aliran sungai yang sangat jernih itu. Aku dapat melihat matahari didalamnya. Berwarna orange, sangat indahnya. Suasana hening ini mampu menyihirku. Aku tak memperdulikan lagi pada masalahku siang tadi. Aku ingin menenangkan pikiranku. Akupun terduduk dipinggirnya sambil memandangi air yang mengalir dengan bebasnya.

Ia menungguku. Berdiri terdiam dibelakangku. Mungkin ia memperhatikanku yang terdiam sejak tiba disini. Aku rasa aku harus mengakuinya, aku sangat merasa nyaman jika ia ada disampingku.

“Katanya kau mau menemaniku. Kenapa hanya berdiri disitu saja..??”, kataku sambil menoleh kearah tempatnya berdiri.
“Ya~ aku hanya tak mau mengganggu lamunanmu Hye Kyung..”, jawabnya.
“Ani.. aku tak melamun. Aku hanya menikmati suasana ini. Kemarilah...”, kataku sambil menepuk tanah disebelahku agar ia duduk disampingku.

Ia menuruti kataku. Kini ia terduduk disampingku. Aku menatapnya walau hanya sebentar. Wajah itu.. aku suka wajah itu..

“Soal tadi.. mianhae.. a.. aku..”
“Sudahlah.. aku tak mempermasalahkan hal itu”, kataku buru-buru memotong perkataannya.
“Apa kau tak marah..??”

Aku hanya menggelengkan kepalaku. Ingin rasanya aku memeluk tubuhnya dan berkata kalau aku sudah jatuh cinta padanya. Tapi sulit bagiku untuk memulai kata-kata itu lebih dulu.

“Waeyo..?? Bukankah harusnya kau marah padaku Hye Kyung..??”
“Untuk apa aku marah padamu Key. Semua itu sudah terjadi. Ya kan..??”, kataku sambil tersenyum ke arahnya.
“Ne, kau benar..”, kini suaranya terdengar melemah.
“Key..”, kataku sambil menoleh ke arahnya dan memandanginya.
“Ne.. waeyo..”
“Apa kau tau apa yang kurasakan saat ini..??”
“Mianhae. Aku tak bisa membayangkannya”, ucapnya pelan, sepertinya ia masih merasa menyesal karena ulahnya tadi.
“Walau sudah lebih dari 4 kali aku merasakannya tapi sampai saat ini aku tak pernah menyadarinya kalau aku sudah terjatuh dan terjebak di dalamnya. Tak ada jalan untuk kulangkahkan kakiku keluar dari dalamnya. Aku benar-benar sudah terjebak Key. Aku tak tahu harus bagaimana. Apa aku harus terdiam dan menunggu ataukah aku harus berteriak agar ia menyadarinya. Terkadang aku berpikir betapa pabonya diriku karena telah menyia-nyiakannya.”

Ia hanya terdiam mencoba mencerna maksud perkataanku. Aku berharap sekali ia mengatakan hal itu lagi. Aku ingin mendengarnya sekali lagi.

“Memang sulit untuk keluar saat kau terjebak. Kau akan selalu bingung dengan apa yang akan kau lakukan saat terjebak. Ikuti saja kata hatimu. Biarkan ia leluasa untuk mengatakannya.”
“Aa.. ne kau benar Key..”, kataku tersenyum.
“Are you fallin’ in love with a boy??”
“You’re right..”, jawabku tersipu.
“Betapa beruntungnya namja itu..”, katanya sambil tertunduk lemas.
“Ani.. bukan namja itu yang beruntung. Tapi aku yang beruntung. Dia berhasil mencuri hatiku diam-diam.”

Karena sudah sore dan langit sudah terlihat agak gelap, kami memutuskan untuk kembali ke rumah. Sepanjang jalan aku hanya sibuk membayangkan wajahnya. Tanpa kusadari kulingkarkan kedua tanganku memeluk pinggangnya erat. Akupun merebahkan kepalaku di pundaknya. Ada rasa kehangatan disana. Kutumpahkan semua yang kurasakan dipundaknya tanpa permisi pada pemiliknya. Aku sama sekali tak memperhatikan jalan yang kulewati.

“Sampai kapan kau akan memelukku seperti itu Hye Kyung..??”, ucapnya yang dalam sekejap berhasil membuyarkan lamunanku.
“Kita sudah sampai..”, lanjutnya.
“Ya~ kenapa cepat sekali..”, kataku sedikit merengek.
“Kau...”
“Ini helmnya..”, kataku cepat-cepat memotong kalimatnya sambil turun dan mengembalikan helmnya.
“Gomawo Key.. kau mau menemaniku hari ini untuk mencari buku itu walaupun belum bisa kudapatkan..”, kataku sambil tersenyum.

Ia meletakkan helm yang kuberikan lalu membuka helm yang ia kenakan.

“Kenapa harus berterima kasih. Bukankah kau juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada diposisimu..”, katanya tertawa kecil.

Cuup~

Akupun mendaratkan bibirku di bibirnya. Sebuah ciuman kecil kuberikan untuknya yang tanpa ia ketahui kalau ia adalah namja yang sudah berhasil mencuri hatiku.

“Terima kasih untuk hari ini..”, kataku sambil menunjukkan seyuman termanis yang kumiliki.

Matanya membulat, kurasa ia kaget dengan tingkahku kali ini. Aku tak mempedulikannya. Aku langsung pergi meninggalkannya dan masuk kedalam rumah.

Aaiisshh, kurasa aku sudah benar-benar gila...
--Hye Kyung pov end--

Hye Kyung telah menghilang dari hadapannya tapi ia masih saja terdiam didepan rumahnya. Memutar kembali rekaman itu. Tak pernah terlintas dalam benaknya kalau yeojanya itu memberikan sebuah kecupan kecil dibibirnya.

--Key pov--
“Yeoboseo...”
“Apa aku sedang tak bermimpi..??”
“Waeyo...?? Apa karena kecupan itu..??”
“Ne..”
“Waeyo.. Apa tidak boleh..??”
“Anya.. hanya saja..”
“Aneh maksudmu..??”
“Ne..”
“Coba kau lihat ke arah kamarku..”

Akupun menoleh ke arah kamar Hye Kyung. Kulihat dia berdiri di balkon kamarnya.

“Apa aku terlihat aneh sekarang..??”, katanya sambil meletakkan tangan dipinggangnya.
“Ani.. kau tidak aneh.. tapi kau terlihat yeppoe Hye Kyung..”, kataku sambil memandanginya.

Kulihat senyumannya dari kejauhan.

“Would you be my princess in my heart Hye Kyung..??”, kataku sambil tersenyum. #wah... kalimat baru tuh.. #(Key) iya dong thor, kalo would you be my girlfriend kan udah banyak yang make. #xD Key mau tampil beda.
“Menurutmu..??”
“Saranghae.. yeongwonhi..”
“Nado..”, katanya sambil meletakkan kedua tanganya diatas kepala lalu membuat bentuk love.
“Aaiisshh.. kau terlihat manis sekali kalau seperti itu Kyunnie...”
“Sudah pulang sana.. besokkan kau harus menjemputku dan mengantarkanku ke sekolah”, kata Hye Kyung sambil mengerak-gerakkan tangannya. #aaiisshh.. kok malah diusir sih, kan kasian...
“Ne.. baiklah.. have a nice dream.. pai pai..”, kataku sambil melambaikan tangan ke arahnya.
“Pai pai...”

Ia pun melepaskan earphone yang menggantung di telinganya lalu melambaikan tangannya ke arahku sambil tersenyum. Sepertinya malam ini aku akan memimpikannya.
--Key pov end--

Keesokan harinya...

“Annyeong umma... appa...”, kata Hye Kyung dengan cerianya.
“Annyeong Kyunnie...”, kata umma dan appa bersamaan.
“Aaiisshh yeobo.. ada apa dengan anak gadis kita..?? Wajahnya nampak ceria sekali..??”, tanya appa pada umma.
“Anio yeobo... aku tidak tahu ada apa dengan anak kita yang satu ini..”,kata umma sambil mengelus kepala Hye Kyung lembut.
“Kau jahat sekali Hye Kyung... kau tidak menyapaku pagi ini”, kaya Kyu oppa datar.
“Annyeong oppaku sayang, oppaku yang paling baik, oppaku yang paling kyeopta...”, sapa Hye Kyung sambil tersenyum.
“Aaiisshh, manisnya kau pagi ini. Coba setiap hari seperti itu.. Ya~ kau habis memenangkan lotre ya.. Wajahmu pagi ini cerah sekali. Pagi ini saja cerahnya mampu kau kalahkan..”, kata Kyu oppa meledek.
“Kyaa~ kau itu...”, kata Hye Kyung sambil memukul bahu Kyu oppa.
“Ya~ sakit Hye Kyung...”, katanya meringis kesakitan.
“Rasakan itu..!!!”, kata Hye Kyung kesal.
“Aaiisshh... cukup cukup.. ini masih pagi tapi kalian sudah seperti ini. Bagaimana nanti sore..?? Kalian itu sudah dewasa.. sampai kapan akan bersikap seperti itu terus...”, cerocos umma.
“Sudah.. sudah.. cepat sarapan lalu berangkat..”kata appa.

Merekapun sarapan. Hye Kyung sangat menyukai suasana seperti ini. Bisa berkumpul bersama lagi. Kini sesibuk apapun sang umma dan appa, mereka pasti akan meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga mereka. Mereka tak ingin melihat si bungsu berseih lagi karena kesibukan mereka.

“Hye Kyung hari ini appa akan mengantarmu ke sekolah dan menjemputmu, ara..??”, kata sang appa.
“Tapi appa...”

Terdengar suara motor berhenti di depan rumah yang sekaligus menghentikan ucapan Hye Kyung dan sepertinya pagi itu mereka kedatangan tamu.

“Siapa yang datang pagi-pagi begini..??”, tanya appa penasaran.

Ya~ Key sudah datang.. kata Hye Kyung sambil senyum-senyum sendiri. Dan benar saja tak lama terdengar suara seorang namja menyapa mereka di ruang makan.

“Anyyeong...”, kata Key.
“Anyyeong..”, jawab mereka serempak.
“Kemarilah Key.. kita sarapan bersama..”, ucap sang appa mengajaknya sarapan bersama.
“Ne.. gomawo.. Tadi aku sudah sarapan appa..”, kata Key.
“Aaiisshh... sayang sekali. Padahal hari ini Hye Kyung yang membuatkan sarapan untuk kami..”, kata Kyu oppa yang sengaja meledek saengnya yang tumben-tumbenan nyiapin sarapan untuk mereka pagi itu.
“Aaiisshh... mana mungkin Hye Kyung yang menyiapkannya oppa. Aku tidak percaya..!!!”, kata Key sambil memegangi dagunya. Nampak guratan ketidakpercayaan di wajahnya.
“Kyaa~ kau menyebalkan sekali Key pagi ini..!!!”, kata Hye Kyung yang langsung berlari ke arahnya dan mendaratkan kepalan tangan ke kepala Key.
“Aaiisshh... sakit Hye Kyung..”, ucapnya sambil memegangi kepalanya.

Appa dan umma yang melihat tingkah mereka hanya menggelengkan kepala dan tertawa karena tingkah laku sang bungsu yang kadang terlihat seperti anak kecil.

“Kami berangkat...”, teriak Hye Kyung.
“Ne.. hati-hati”, sahut umma.

Merekapun berangkat ke sekolah. Ini adalah pertama kalinya Hye Kyung diantar ke sekolah oleh Key yang tentu saja sudah menjadi namjachingunya. Tak ada yang berbeda dari mereka. Mungkin mereka yang melihat tak akan berpikir kalau mereka itu berpacaran karena sikap mereka biasa-biasa saja, seperti bersahabat.

“Apa nanti kau akan mencari buku itu lagi Kyunnie..”, tanya Key.
“Sepertinya akan sia-sia saja..”, ucapnya datar.
“Ya~ kau tak boleh seperti itu. Masa menyerah sebelum berperang..”
“Lalu aku harus apa..??”
“Huh..!! kau itu... Ya sudah nanti aku akan mencoba menanyakannya pada teman-temanku dan teman eonniku. Semoga saja diantara mereka ada yang tahu seputar fansign buku itu..”, kata Key mencoba memberikan solusi.
“Aaa... itu ide yang bagus Key..”, kata Hye Kyung sambil tertawa.
“Sudah sana.. nanti kau terlambat sampai disekolah.. huss huss..”
“Ya~ kau kira aku ayam...”
“Hehehe... nanti jangan lupa jemput aku ya... pai pai...”
“Ne.. pai pai..”

Saat makan siang...

“Ya~... rupanya kalian sudah berpacaran..?!!”, kata Gongchan.
“Benarkah yang kudengar barusan..??”, tanya Suzy memastikan.

Hye Kyung menganggukan kepalanya. Kedua sahabatnya itu tersenyum bahagia mendengar kabar itu.

“Lalu... kapan kau akan mentraktir kami Kyunnie..”, kata Gongchan sok manis.
“Kya~ apa-apaan kau itu... jangan sok imut dihadapanku..”, kata Hye Kyung malas.
“Ani.. aku tidak sok imut kok Kyunnie..”, jawabnya.
“Lalu wajah apa yang barusan kau tunjukkan padaku...”
“Sepertinya wajahku biasa-biasa saja, aku tidak sok imut. Tapi aku memang sudah imut dari lahir jadi aku tidak perlu berpura-pura imut dihadapanmu.. Semua orang juga tau kalau aku itu imut.”, jawab Gongchan cuek.
“Kya~ Channie.. mau lari kemana kau... Kemari kau... otakmu itu sudah waktunya untuk kucuci... Kemari kau...!!!!”, kata Hye kyung sambil mengejar Gongchan yang sudah berlari terlebih dahulu. Ia sudah tau kalau sahabatnya itu pasti akan menghajarnya habis-habisan setelah mendengar ucapannya.
“Coba kejar aku... Kau itu tidak percaya sekali dengan kata-kataku... Dari lahir pun aku memang sudah imut... Bahkan aku jauh lebih imut darimu Hye Kyung...”, kata Gongchan masih sambil terus berlari.
“Kau..!!! Kemari kau...!!!”, kata Hye kyung makin kesal.

Tiba-tiba saja...
Buuggh...

--Youngmin pov--
Setelah dari kantin aku berniat menuju ruang kerja appaku. Ya.. appaku adalah pemilik SMA KyeongIn. Saat sedang berjalan menuju kantor appaku tiba-tiba saja...
Buuggh...

“Aaiisshh... apa-apaan ini...”, kataku saat pantatku dengan mulusnya mendarat kelantai.
“Hei... matamu kemana hah..!!!”, kataku sambil mencoba untuk berdiri tanpa memperhatikan siapa yang menabrakku.
“Mianhae... aku tak sengaja...”, ucapnya yang ternyata adalah seorang yeoja.
“Kau..!!!”, kataku bersamaan dengannya.
“Hey... kau itu tak bosan-bosannya menabrakku... Apa jangan-jangan hobbymu adalah menabrak orang hah.. Kemarin kau menabrakku sampai-sampai bukuku jatuh kekubangan air. Sekarang kau menabrakku hingga terjatuh. Apa yang akan kau lakukan besok..?? Apa akan menabrakku hingga masuk ke rumah sakit hah..??!!!”, kataku kesal.
“Aaiisshh... hey namja aneh!!! Aku kan tadi sudah minta maaf padamu. Aku tidak sengaja. Aku sedang mengejar temanku. Kau itu kasar sekali...”, ucapnya.
“Heh yeoja pabo.. aku tak akan sekasar ini kalau kau tidak menabrakku lagi..”
“Heh.. namja aneh... kalau aku pabo mana mungkin aku ada disekolah ini... Kau yang pabo... Dasar namja aneh...”, katanya sambil pergi begitu saja dari hadapanku.
“Heh yeoja pabo... kembali kau.. Masalah kita belum selesai..!!!”, kataku berteriak.
“Itu menurutmu, tapi tidak bagiku...”

Dia tidak mengindahkan kata-kataku. Dia malah mempercepat langkahnya. Kurasa dia tak mau mendengarkan pekataanku.

Aaiisshh yeoja aneh... Lihat saja nanti kalau bertemu lagi. Akan kukerjai kau...
--Youngmin pov end--

--Hye Kyung pov--
Ya~ mimpi apa aku semalam sampai bertemu namja aneh itu lagi... Sebenarnya siapa sih dia... Sudah 2 hari berkeliaran di sekolah ini tanpa mengenakan seragam?? Apa dia itu sunbaeku yang sudah lulus beberapa tahun lalu..?? Ah~ masa bodo... Yang jelas dia itu namja yang menyebalkan, namja yang tak bisa menghargai permintaan maaf orang... Dasar namja angkuh...

ping ping ping pingkeubit romance
bing bing bing ne mami done
saranghae saranghae saranghaeyo
urineun pingkeubit romance

“Yeoboseo...”
“Kau sedang apa..??”

Akupun menceritakan kronologis kejadian tadi. Mulai dari percakapanku dengan kedua sahabatku di kantin sampai aku berdebat dengan namja aneh itu.

“Benarkah begitu..??”
“Ne... jinjja...!!! Aarrgghh, aku kesal sekali hari ini”, keluhku.
“Aku ingin cepat-cepat pulang..”, kataku lagi merengek.
“Aaiisshh... sebentar lagi kan kau pulang. Bersabarlah...”, kata Key menghiburku.
“Bagaimana kalau nanti kita mampir makan ice cream dulu..??”, lanjut Key.
“Ne... tapi aku mau makan ice cream di pinggir sungai... Bolehkan Key...??”, rengekku manja.
“Ne chagia~”, jawabnya lembut.
“Aku ingin blueberry Key... Kau belikan untukku ya...”, rengekku tiba-tiba tanpa menunggunya untuk menanyakan padaku apa yang aku inginkan.
“Baiklah... sampai bertemu nanti... Pai pai chagi~”
“Ne.. pai pai..”

Ayolah bel... Berderinglah... Aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya...

Saat jam pelajaran terakhir...

“Sepertinya ada yang sedang kau tunggu..??”, tanya Suzy tiba-tiba yang mengagetkanku.
“Aa~ ne.. aku ingin cepat-cepat pulang...”
“Pasti ingin cepat-cepat bertemu dengan Key..”, serobotnya yang memotong kalimatku.
“Ya... kau sudah tau...”, kataku tersipu malu.
“Ku kira kau sedang menunggu panggilan Yesung songsaenim... Kau itu kan murid kesayangannya, kau juga dekat sekali dengannya. Saat dikantin kukira kau mau bilang kalau kau berpacaran dengan Yesung songsaenim...”, kata Gongchan yang langsung nimbrung ke obrolan kami.
“Aaiisshh... dia itu kan songsaenim kita. Mana mungkin seorang murid berpacaran dengan songsaenimnya sendiri...”, kataku datar.
“Bisa saja.. iya kan Suzy..??”
“Ne.. itu mungkin saja Hye Kyung.. Lagipula Yesung songsaenim itukan masih muda. Kurasa umurnya tak jauh berbeda dengan oppamu..”
“Iya sih.. tapi tetap saja itu sangat aneh bagiku..”
--Hye Kyung pov end--

--Yesung pov--
Seperti biasa setelah aku mengajar, aku pasti meninggalkan tugas untuk murid-muridku. Saat aku berjalan menuju ruang guru, aku melihat Hye Kyung dari kejauhan. Ya~ Hye Kyung adalah salah satu murid terbaik yang kumiliki saat ini. Entah kenapa aku mengagumi muridku yang satu itu. Mungkin karena ia adalah orang yang supel dan tampil apa adanya.
Saat ia melewati ruang guru, aku sengaja memanggilnya. Sebenarnya aku sudah menunggunya daritadi dan berharap ia akan melewati ruangan ini. Akupun berjalan menghampirinya dan memberikannya sebuah novel.

“Ini untukmu Hye Kyung..”
“Untukku..??”, ia terlihat kebingungan.
“Ne.. aku kan pernah bilang waktu itu di kelas bagi siapapun murid di kelasku yang bisa menjawab 15 dari 20 pertanyaan yang kuberikan dengan jawaban terbaik akan kuberikan hadiah. Apa kau tak ingat..??”
“Aa~ ne... Aku ingat songsaenim”, katanya sambil tersenyum.

Aigoo~ manis sekali senyumnya...

“Gomawo...”, lanjutnya sambil meraih buku yang kusodorkan padanya.
“Ne.. kuharap kau menyukainya..”

Sebenarnya aku sudah tau kalau dia itu suka sekali membaca novel. Makanya aku memberikannya hadiah sebuah novel.

“Aku menyukainya songsaenim. Aku suka sekali membaca novel. Ya~ koleksiku bertambah lagi...”

Ia tersenyum lagi. Entah kenapa aku merasakan kebahagiaan tersendiri saat melihatnya tersenyum. Ingin rasanya aku bisa terus melihat senyuman itu terus dari wajahnya yang yeppoe. Aku merasa hampir gila saat melihatnya tersenyum.

“Sekali lagi gomawo songsaenim. Aku pamit.. permisi..”
“Ne.. cheonmaneyo..”

Ia pun pergi dari hadapanku. Padahal dia itu muridku tapi kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh di hatiku saat menatap dan melihatnya. Entahlah.. mungkin hanya kekagumanku saja.
--Yesung pov end--

--Leeteuk pov--
“Dia sudah tak terlihat tapi kau masih saja tersenyum. Hentikan... kalau ada murid yang melihatmu seperti itu bagaimana??”, kataku menggodanya.
“Aaiisshh... kau itu datang tiba-tiba dan pergi pun juga tiba-tiba. Ya~ dia memang sudah tak terlihat..”, katanya datar.
“Apa kau menyukainya..??”
“Mwo..??”, matanya membulat.
“Tak perlu kaget seperti itu.. Kau memang menyukainya kan..??”
“Ani.. aku hanya mengagumi saja. Apa aku tak boleh mengagumi muridku sendiri..??”
“Boleh-boleh saja... tapi kau harus bisa membedakan kagum dan cinta.. Terkadang keduanya terlihat sama..”, kataku menjelaskan.
“Ne.. aku tahu..”

Sudah ketahuan olehku tapi masih saja mengelak. Apa mungkin ia malu untuk mengakuinya?? Tapi untuk apa malu.. Hye Kyung yeoja yang baik, supel dan apa adanya. Ya~ dasar Yesung... pasti kau malu karena dia itu muridmu sendiri...

Akupun kembali ke tempatku. Meneruskan pekerjaanku memeriksa semua tugas yang dikumpulkan oleh murid-muridku. Sesekali kulihat ia tersenyum sendiri di mejanya. Mungkin ia belum sepenuhnya menyadari kekagumannya itu.
--Leeteuk pov end--

ceritanya masih berlanjut lho readers...
moga ajah ga ngebosenin ^^
ditunggu komen'a tentang ff ini...
saran ataupun kritik dari kalian berguna bgt lho buat author...
gomawo buat yg udah mau mampir n baca ff buatan author ^^

0 comments:

Posting Komentar