02 Januari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 1


Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship


--Intro--
Cho Hye Kyung adalah seorang yeoja yeppeo. Anak kedua dari pasangan Park Shin Ra dan Cho Hyun Jae. Hye Kyung memiliki oppa yang bernama Cho Kyuhyun. Saat ini Kyuhyun sedang menimba ilmu di Kyonggi University, fakultas Ekonomi jurusan Management Accounting International.

Cho Hye Kyung adalah yeoja yang ceria, ramah dan cukup pandai. Setidaknya selama sekolah ia selalu mendapat peringkat walau hanya masuk 10 besar saja. Berbeda dengan oppanya. Selain tampan dan ramah, oppanya sangat pandai. Ketika duduk di sekolah dasar Kyuhyun selalu mendapat juara umum disekolahnya. Saat SMP ia hanya mendapat peringkat 2. Ketika SMA prestasinya meningkat, ia mendapat peringkat 1 dikelasnya dan menjadi juara 2 di sekolahnya.


Appa Hye Kyung memiliki perusahaan furniture. Perusahaan itu sudah cukup terkenal di Seoul. Sedangkan umma Hye Kyung membuka outlet pakaian, bisnisnya pun sudah menyebar di beberapa kota di Korea.

Orangtua mereka memang sering pergi keluar kota untuk memantau perusahaan dan bisnis. Jika appa dan ummanya pergi Cho Kyuhyun tidak bisa mencegahnya, karena menurutnya bagaimanapun juga mereka pergi karena tuntutan. Sedangkan saengnya Hye Kyung selalu beranggapan kalau appa dan ummanya itu hanya memikirkan perusahaan dan bisnisnya saja. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Hye Kyung saat ditinggal berdua di rumah dengan oppanya. Seperti hari itu, untuk yang kesekian kalinya appa dan ummanya pergi keluar kota. Pergi disaat hari pentingnya itu.


--Hye Kyung pov--
“Chukadurimnida Hye Kyung..!!!”, seru Kyuhyun oppa sambil memelukku.

Aaiisshh... dia terlihat bahagia sekali. Aku melayangkan pandanganku ke seluruh ruangan. Tapi percuma saja karena diruang tamu hanya ada aku dan oppa. Kemana appa dan ummaku....

“Gomawo oppa... Hhm, appa dan umma mana..??”
“Mereka pergi ke Busan. Ada sedikit masalah di kantor appa.”
“Lagi-lagi mereka pergi diacara pentingku.”, kataku lemas.
“Sstt, ani... jangan begitu saeng. Disana ada sedikit masalah yang mengharuskan mereka pergi mendadak. This is for you..!!!”, ucap oppa mencoba menghiburku sambil memberikan sebuah kotak berwarna biru.
“Sebelum appa dan umma pergi mereka menitipkan ini untukmu. Nah yang ini dari oppa.”, ucapnya lagi sambil tersenyum.
“Gomawo oppa... Baiklah aku ke kamar dulu oppa..”
“Ne... sekali lagi selamat atas kelulusanmu...”, ucap oppaku semangat.

Entah kenapa hari itu aku benar-benar tidak semangat setelah mengetahui bahwa appa dan ummaku tiba-tiba pergi ke Busan tanpa menungguku terlebih dahulu.
Kulangkahkan kakiku dengan malasnya menuju ranjang lalu meletakkan hadiah dari oppa dan appa serta umma begitu saja.
Sama sekali tidak penasaran dengan isi kedua kotak itu. Kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Mencoba menenangkan diriku.
--Hye Kyung pov end--

--Kyuhyun pov--
Melihat saengku datang akupun langsung menghampirinya lalu memeluk dan mengucapkan selamat atas kelulusannya. Ia menanyakan keberadaan appa dan umma, kubilang saja kalau mereka pergi ke Busan. Mendengar kabar itu kulihat ia sangat kecewa sekali. Nampak begitu jelas di matanya. Aku berusaha menghiburnya sebisaku.

“Sstt, ani... jangan begitu saeng. Disana ada sedikit masalah yang mengharuskan mereka pergi mendadak. This is for you..!!!”, ucapku mencoba menghibur saengku sambil memberikan sebuah kotak berwarna biru.
“Sebelum appa dan umma pergi mereka menitipkan ini untukmu. Nah yang ini dari oppa.”, ucapku sambil menyodorkan kotak berwarna hijau.
“Gomawo oppa... Baiklah aku ke kamar dulu oppa..”
“Ne... sekali lagi selamat atas kelulusanmu...”, ucapku semangat.

Ia benar-benar tidak semangat dan sangat kecewa karena dihari pentingnya itu appa dan umma harus pergi meninggalkannya tanpa menunggunya terlebih dahulu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya kulihat saengku seperti itu. Kulihat langkahnya gontai menuju kamar. Ingin sekali aku mengejarnya dan memeluknya. Tapi kurasa ia perlu waktu untuk sendiri. Menenangkan dirinya di kamar. Kuputuskan untuk membiarkan ia sendiri, memberikan waktu untuknya. Semoga saja ia bisa mengerti dengan keadaan ini.
--Kyuhyun pov end--

Hye Kyung meletakkan kotak-kotak itu di atas meja belajarnya begitu saja tanpa ada rasa penasaran akan isinya. Lalu berjalan menuju ranjang dan membanting tubuhnya diatas sana. Benar-benar terlihat sangat tidak semangat. Ia kecewa dengan appa dan ummanya. Mengambil bantal lalu menutup mukanya. Ingin rasanya berteriak tapi ia tak sanggup. Ia tidak ingin merepotkan oppanya. Dalam dekapan bantalnya perlahan cairan hangat itu mengalir tanpa permisi. Menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Mungkin itu bisa sedikit meredakan kekecewaannya hari itu. Tanpa ia sadari berapa lama cairan itu menetes, ia pun terlelap.

Malam harinya...

--Kyuhyun pov--
Kulihat saengku sangat tidak berselera makan. Padahal aku sudah capek-capek membuatkan makanan kesukaannya. Tapi masakan itu hanya dipandanginya dengan tatapan kosong. Sesekali mengacak makanan dipiringnya. Ya, aku harus apa..?? Apa yang harus aku lakukan agar saengku tidak seperti itu..?? Hatiku miris melihatnya...
--Kyunyun pov end--

--Hye Kyung pov--
Aku duduk ditempatku. Aku melihat oppaku membuatkan makanan kesukaanku. Makanan itu tertata rapi di meja. Omona... aku sangat senang karena oppaku sangat perhatian padaku. Tapi saat teringat kejadian tadi siang selera makanku hilang. Aku tahu oppa memperhatikanku sejak tadi. Tapi aku benar-benar tidak sedang berselera. Aku hanya menatap kosong makanan di hadapanku. Sesekali aku mengacak-acaknya. Mianhae oppa, bukannya aku tak suka masakanmu tapi aku sedang tak berselera. Aku hanya memakannya sedikit lalu aku pamit pergi meninggalkan meja makan.
--Hye Kyung pov end--

Oppanya jadi ikut sedih melihat tingkah saengnya yang seperti itu. Dia hanya diam menatap saengnya yang sedih dan tak mampu berbuat apa-apa.

Di kamar Hye Kyung...

Ring ding dong ring ding dong
Ring digiding digiding dingding

Hye Kyung meraih ponselnya.  Dilihatnya nama pengirim sms yang terpampang dilayar ponsel lalu membukanya.

From : Umma
Chukadurimnida my princess... Mianhae umma dan appa tidak menunggumu. Ini benar-benar sangat mendadak. Kami harap kau mengerti keadaan ini. Ya, umma dan appa telah menitipkan sonmul untukmu. Hope you like it... Kami bangga padamu...

--Hye Kyung pov--
Ponselku berdering. Saat kulihat ternyata sms dari umma. Kubuka dengan malasnya. Setelah membacanya aku pun mulai sibuk mengetik membalasnya.

To : Umma
Ne umma and appa, gomawo... Tapi aku akan sangat lebih senang lagi jika kalian berada disini sekarang. Ini sudah untuk yang entah keberapa kalinya kalian meninggalkanku di hari yang sangat penting bagiku.

Setelah kurasa cukup, aku mengirimnya.
Success sending...

ping ping ping pingkeubit romance
bing bing bing ne mami done
saranghae saranghae saranghaeyo
urineun pingkeubit romance

Ya, siapa lagi....

“Yeoboseo!”, kataku.
“Chukadurimnida Hye Kyung ...”, ucap seorang namja diseberang sana.
“Ne, gomawo Key... congratulation too for you..”, ucapku.
“Aaisshh, waeyo..?? kenapa di hari sepenting ini kau terdengar tak bersemangat..??”
“Gwaenchana Key...”.
“Jeongmal..?? geojimalhaji maseyo...”.
“Aniyo... tak apa-apa”
“Ya, masih saja kau menyembunyikannya padaku. Cepat ceritakan ada apa sebenarnya..??”, ucap Key agak ketus.
“Aaiisshh, rupanya aku tak pandai menyembunyikan apapun darimu.”
“Hey, aku mengenalmu cukup lama. Cepat ceritakan..!!”
“Ne... aku ditinggal lagi. Appa dan umma pergi ke Busan tanpa menungguku kembali..”
“Jeongmal..?? ya Hye Kyung mungkin mereka membutuhkan bantuan appa dan ummamu... Sabarlah... Mereka pasti juga tidak ingin pergi saat kelulusanmu..”
“Tapi kenapa selalu berulang Key... sudah terlalu sering... aku juga ingin seperti anak lainnya. Aku  juga ingin sepertimu. Bisa merayakan kelulusan dengan seluruh anggota keluarga. Aku sangat merindukan momen sepeti itu..”

Tanpa kusangka cairan itu mengalir kembali di pipiku.

“Ya Hye Kyung... jangan menangis...”

Aku hanya terdiam. Aku benar-benar iri padanya. Tiap akhir pekan selalu bisa berkumpul dengan anggota keluarganya.

“Hye Kyung... apa besok kau ada acara..??”
“Anio... waeyo Key..??”, tanyaku.
“Aku ingin mengajakmu pergi keluar. Apa kau mau..??”
“Ne... mulon imnida Key..”
“Ok.. aku akan menjemputmu pukul 11... Arra...”
“Ne.. arraseo..”
--Hye Kyung pov end--

--Key pov--
Setelah mengucapkan selamat atas kelulusannya, ia terdengar sangat tidak bersemangat sekali. Awalnya Hye Kyung tidak mau menceritakkannya padaku tapi setelah ku paksa akhirnya ia menceritakannya padaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk tak membuatnya menangis tapi percuma saja. Usahaku tak membuahkan hasil. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya jalan bersamaku. Aku berjanji akan menjemputnya pukul 11.
Baiklah Hye Kyung besok kita akan bertemu, semoga saja aku bisa menghiburmu..
--Key pov end--

Keesokan harinya...

Terdengar suara motor berhenti di depan rumah Hye Kyung. Keypun menekan bel yang terpasang dekat pagar rumah Hye Kyung.
Ting tong ting tong...
Terlihat seorang pria sedikit berlari kecil untuk membukakan pagar rumah.

“Annyeong ahjusshi...”, sapa Key ramah.
“Annyeong... pasti mencari nona Hye Kyung...”, kata ahjusshi itu.
“Ne, ahjusshi...”, jawab Key tersenyum.
“Silahkan masuk saja tuan...”, kata ahjusshi sambil mempersilahkannya untuk masuk kedalam rumah.
“Gomawo ahjusshi...”
“Ne, cheonmaneyo...”

Sesampainya di depan pintu Key bertemu dengan Kyuhyun.

“Annyeong oppa...”, sapanya.
“Oh, annyeong Key... Chukadurimnida Key...”, kata Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.
“Ne, gomawo oppa...”, ucap Key sambil berjabat tangan.
“Pasti ingin mengajak Hye Kyung pergi, iya kan..??”, kata Kyuhyun menebak.
“Ah, ne oppa. Tadi malam ketika aku menelponnya ia terdengar sangat tidak semangat sekali itu. Makanya aku ingin mengajaknya keluar. Apa boleh oppa..??”
“Ne, tentu saja Key... hiburlah dia.”

Setelah cukup berbicang dengan Kyuhyun, Key berjalan menuju ruang tamu dan menunggu Hye Kyung. Setengah jam ia menunggu Hye Kyung. Hye Kyung datang menghampirinya. Ia sudah bersiap untuk pergi dengan Key hari ini. Key menatapnya lekat saat Hye Kyung sibuk mengenakan sneakersnya.

--Key pov--
Setengah jam aku menunggunya. Lumayan lama memang tapi akhirnya ia datang. Aigoo.. betapa yeppoenya dia.. jeans biru dongker belel menutupi kakinya yang jenjang. Tubuhnya dibaluti dengan kaos warna hitam dan dilapisi oleh kemeja kotak-kotak berwarna merah. Red sneaker high top menghiasi kakinya. Casual tapi tetap menarik.

“Kita mau kemana Key..??”, tanyanya yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
“Aigoo... aku juga bingung.”
“Aaiisshh... masa tidak tahu..”
“Kau mau kemana. Pokoknya hari ini aku akan menemanimu. Terserah kau mau kemana..”
“Pabo... kau kan yang mengajakku. Harusnya sudah punya pilihan. Kau itu...!!!”, katanya sambil menjitak kepalaku.
“Aigoo.. sakit Hye Kyung..”
“Sepertinya aku ingin makan ice cream. Apa kau mau menemaniku..??”
“Ne.. baiklah. Ayo kita pergi ke tempat biasa.. kajja...”
“Ne.. kajja..”
--Key pov end--

Ice cream... mungkin itu pilihan yang cukup bagus. Suasana hati Hye Kyung sedang tak menentu. Ia perlu makan ice cream untuk meredakan kekecewaannya. Motor Key melaju dengan santainya. Memecah kerumunan kendaraan yang lumayan ramai di sepanjang jalan raya. Hanya sekitar setengah jam mereka tiba di kafe Lux (#hadeeh ngarang abis). Menuju tempat yang biasa mereka tempati. Tempat di salah satu sudut ruangan yang berdindingkan kaca. Pemandangan jalan. Kendaraan yang lalu lalang. Orang-orang yang hilir mudik melewati kafe itu. Setidaknya ada yang bisa mereka lihat kalau duduk disana. 15 menit menunggu, ice cream pesanan pun tiba. Cuaca yang panas sangat cocok untuk makan ice cream. Mix ice cream with cream dan chococinolla ice cream terhidang dihadapan mereka. Dengan santainya mereka berbincang sambil sesekali menikmati ice creamnya.

--Hye Kyung pov--
“Ya Key.. cobalah. Enak lho..!!”, kataku sambil menyuapinya.

“Hmm, benar... lagi dong...”, pintanya.

Akupun menyuapinya lagi. Dan untuk yang ketiga kalinya aku sengaja menyuapinya agak lebih tinggi. Dan berhasillah kejahilanku. Ujung Hidung Key kini berwarna coklat karena ice cream yang akan kusuapi. Dia terlihat agak kesal dengan kejahilanku.
Took...
Dia memukul kepalaku dengan sendoknya.
“Aaiisshh, sakit Key..!!”
Dia terdiam tak menggubris. Aku hanya tersenyum melihatnya kesal seperti itu. Lalu kuambil sebuah tissue dan membersihkan hidungnya dari ice cream yang berhasil kutorehkan disana. Lalu melanjutkan makan ice cream.
--Hye Kyung pov end--

--Key pov--
Untuk yang ketiga kalinya ia menyuapiku, Hye Kyung malah meninggikan tangannya. Alhasil ice cream itu mendarat dengan santainya di ujung hidungku. Agak kesal melihatnya menjahiliku.

Took...

Aku berhasil mendaratkan sendok ice cream ku kekepalanya.

“Aaiisshh, sakit Key..!!”, katanya meringis sambil memegangi kepalanya.

Aku hanya terdiam tak menggubris kata-katanya itu. Lalu ia mengambil tissue dan membersihkan ice cream yang berhasil ia torehkan di ujung hidungku. Ingin rasanya aku tersenyum senang karena tingkahnya itu. Tapi aku putuskan untuk menahannya. Walau sulit sekali untuk menahannya. Yeoja yang kini dihapanku, entah sampai kapan akan menjadi chinguku. Rasanya ingin sekali menjadikannya yeojachinguku. Tapi aku belum berani untuk mengungkapkannya. Aku takut ia akan menjauhiku jika aku mengatakannya. Tak hanya setahun ataupun 2 tahun aku mengenalnya. Sudah 10 tahun lebih aku mengenalnya. Apa dia akan berakhir menjadi yeojachinguku..???
--Key pov end--

Malamnya...

--Hye Kyung pov--
“Gomawo Key sudah mengajakku keluar rumah hari ini. Aku senang sekali. Kau itu benar-benar teman terbaik yang pernah kumiliki..”, ucapku penuh kegembiraan.
“Aah, hanya teman..!!! Kau hanya menganggapku sebagai temanmu saja..!! Kau jahat sekali Hye Kyung..”, ucapnya sambil tertunduk sedih.
“Lalu kau mau apa dariku..??”, sambil tertawa.
--Hye Kyung pov end--

--Key pov--
“Lalu kau mau apa dariku..??”, katanya sambil tertawa.

Astaga... dia menanyakan hal itu. Tak terlintas dibenakku kalau ia akan menanyakan hal itu padaku.

Cuup..
Aku mendaratkan kecupan kecil kekeningnya. Ia pun terkejut dengan apa yang aku lakukan. Dia tertunduk. Entah kenapa aku melakukannya begitu saja. Aku mengangkat dagunya. Kini mata kami bertemu. Aigoo~ betapa yeppeonya dia.. Cukup lama aku menatap yeoja dihadapanku. Kini mukanya memerah seperti udang rebus.

“Neol saranghae Hye Kyung...”, kataku sambil tersenyum.
Aku pun membelai lembut pipinya tapi ia tetap terdiam. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.

“Mianhae aku mengatakannya. Maybe it’s the time that you know about my feelin’ Hye Kyung. Kuharap kau tak akan menjauhiku karena perkataanku ini. Kuingin kau jadi yeojachinguku...”.
“A..a..ak..aku..aku..”, ucapnya terbata.
“Sudahlah.. mungkin kau masih shock mendengar ini. Tak perlu terburu-buru. Masuklah sana. Udara diluar cukup dingin. Nanti kau bisa sakit.”, kataku sambil menaiki motorku dan menyalakannya.
“Aku pulang ya. Tidurlah yang nyenyak. Lupakan hari kemarin jangan kau ingat lagi karena itu hanya akan membuatmu sedih. Mimpi yang indah Hye Kyung..”, akupun melaju dengan motorku memecah keheningan sebuah gang kecil di Gangdong-gu.
--Key pov end--

--Hye Kyung pov--
“Sudahlah.. mungkin kau masih shock mendengar ini. Tak perlu terburu-buru. Masuklah sana. Udara diluar cukup dingin. Nanti kau bisa sakit.”, katanya sambil menaiki motor dan menyalakannya.

Aku hanya bisa terdiam terpaku melihatnya. Tampak guratan kekecewaan disana. Aku ingin menyampaikan sesuatu padanya tapi bibirku ini sulit sekali untuk kugerakkan.

“Aku pulang ya. Tidurlah yang nyenyak. Lupakan hari kemarin jangan kau ingat lagi karena itu hanya akan membuatmu sedih. Mimpi yang indah Hye Kyung..”. Itu kalimat terakhir yang ia katakan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkanku yang masih membatu didepan rumah.

Kulangkahkan kakiku kedalam. Kulihat oppa sedang asik bermain game.

“Kau sudah pulang Hye Kyung..??”, katanya sambil menghentikan gamenya sementara.
“Ne.. oppa..”, kataku cuek.
“Aaisshh, kau kenapa..?? Apa Key merusak moodmu..??”, tanyanya khawatir.
“Anio oppa~ dia sangat menghiburku seharian ini..”, kataku sambil mendekati oppa.
“Lalu kenapa wajahmu seperti itu..?? Apa teringat hari kemarin..??”, kali ini dia mengelus lembut rambutku.
“Ne..”
“Sudahlah... Jangan sedih seperti itu... “, katanya sambil memelukku erat.

Akupun membalas pelukan oppaku. Bahu yang sangat nyaman. Sangat hangat berada didalam dekapannya. Tanpa kusadari air mataku membasahi baju yang ia kenakan.

Cuup~
“Jangan menangis lagi.. Bagaimana kalau kita ke atap seperti biasanya..??”, ucapnya sambil tersenyum.
“Ne oppa... sepertinya sudah lama kita tidak duduk diatas sana..”, sahutku sambil menghapus air mata yang membasahi pipiku.
“Kau duluan kesana, aku akan menyusul...”
“Ne oppa...”, kali ini sebuah senyuman menghiasi wajahku walau sebernarnya hatiku berbanding terbalik dengan senyumanku itu.
--Hye Kyung pov end--

--Kyuhyun pov--
Kulihat saengku sedang menatap langit. Terdiam dan memandangnya tanpa berkedip sedikitpun. Menikmati keindahannya. Hari ini langit nampak begitu cantiknya. Bulan dan bintang bersinar dengan terang seakan ingin berbagi kebahagiaan dengan saengku. Karena tak mau mengganggunya aku langsung duduk disampingnya. Ternyata ia menoleh kearahku sambil tersenyum. Senyuman itu kini telah kembali menghiasi wajahnya yang yeppeo.

“Kau tidak lupa membuatkanku coklat hangat kan oppa..??”
“Anio... mana mungkin aku lupa. Itukan sudah jadi kebiasaan kita jika kesini. Ini untukmu. Hati-hati, mungkin masih panas.”
“Ne oppa.. gomawo~”

Kini sepertinya ia telah melupakan kesedihannya. Ia menceritakan semuannya padaku baik hari kemarin dan hari ini. Sebenarnya mereka berdua (Key dan Hye Kyung) terlihat seperti pasangan kekasih menurutku. Tapi kenyataannya mereka bersahabat. Ya, seperti itulah mereka. Kadang aku suka mengejek mereka kalau mereka itu adalah pasangan kekasih. Kalau aku mengatakan itu Key hanya diam dan tertawa saja. Sedangkan saengku... dia pasti akan berteriak histeris dan pasti memukulku. Ketika melihatnya bersedih, ingin rasanya aku melihat tingkah histerisnya seperti saat kugoda kalau ia berpacaran dengan Key. Ekspresi itu akan selalu membuatku rindu pada saengku. Tingkah konyolnya yang kini jarang terjadi semenjak appa dan umma mulai sibuk. Aku benar-benar merindukan hal itu dari saengku. 2 jam lamanya kami duduk diatap. Sepertinya ia mulai mengantuk.

“Saeng... apa kau sudah ingin tidur..??”
“Ne oppa.. aku sudah mengantuk.”, katanya sambil mengucek-ngucek matanya.
“Kajja.. naiklah. Aku akan menggendongmu..??”ucapku sambil berjongkok dihadapannya.
“Mwo??”
“Waeyo..??”
“Oppa.. aku ini sudah besar. Lagipula ini diatap bukan diatas tanah. Kau itu aneh..”, katanya sambil mengernyitkan kening.
“Hey... aku bukan namja lemah seperti itu. Aku masih mampu menggendongmu. Kajja... naiklah...”, kataku memaksa karena keliahatannya ia sudah sangat mengantuk sekali.
“Aku masih mampu berjalan oppa. Jika aku melakukannya, itu hanya akan membahayakan kita berdua. Apa kau mau mati muda oppa..?? Dasar pabo...”, katanya tersenyum evil sambil berjalan mendahuluiku.
“Aaisshh, kau itu...”, aku pun mencoba mengerjarnya.
“Sini kau... aku pasti bisa mengejarmu.. lihat nanti kalau aku mendapatkanmu.. kuhabisi kau Hye Kyung..!!!”, kataku setengah berteriak.
“Coba saja kalau bisa... weee :p “, katanya sambil menjulurkan lidahnya keluar.
--Kyuhyun pov end--

Rumah yang semula sepi kini menjadi ramai karena peristiwa kejar-mengejar kakak beradik itu. Sambil berlari, Hye Kyung terus saja menggoda oppanya. Karena terlalu asik menjahili oppanya itu ia tidak menyadari benda yang ada dihadapannya.




kira-kira apa yang terjadi dengan Hye Kyung...???
tunggu di part selanjutnya ya...???
don't be silent readers ^^
comentnya berarti banget lho buat author .... 

0 comments:

Posting Komentar