12 Februari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 9c [The End]

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship




Cerita sebelumnya...


“Aa... ne. Kebetulan aku juga ingin makan siang dan tak ada yang menemani. Berarti kita sama-sama saling menemani...”, ucap Yesung oppa sambil tertawa.
“Aa... ne...”, kataku sambil tertawa.

Akhirnya kami makan siang bersama. Sama-sama saling menemani. Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Dan sudah lama pula aku sama sekali tak mendengar kabar tentangnya. Kami berbincang cukup lama. Banyak yang kami bicarakan. Aku baru tahu kalau dia baru saja menyelesaikan S2nya di Amerika dan belum lama ini dia baru kembali ke Korea. Pantas saja aku sama sekali tak pernah tahu tentang kabarnya.

Karena waktu sudah menunjukkan hampir setengah 4, aku berpamitan padanya dan kembali menuju kantorku. Sebelum aku pergi, kami bertukar nomor ponsel agar lebih mudah untuk berkomunikasi.

“Lain kali jika bertemu lagi kau harus mau menemaniku berjalan-jalan. Entah hanya sekedar untuk makan, nonton ataupun berbelanja...”
“Ah... ne. Jika aku memiliki waktu luang aku pasti akan menemanimu oppa.”, ucapku sambil tersenyum.
--Hye Kyung pov end--

--Yesung pov--
“Kyaa~ akhirnya aku bisa bertemu dengan Kyunnie...”, ucapku sambil meloncat kegirangan di kamar.

Omona~ betapa yeppeonya dia... Cukup lama aku tak bertemu dengannya... Kyaa~ ani.. ani.. ani.. Sudah sanagt lama sekali aku tak bertemu dengannya... Dia benar-benar berbeda, walau tak sepenuhnya berbed dengan Kyunnie yang ku kenal dulu... Dia terlihat dewasa, mandiri dan tentu saja betambah yeppeo... Aku harus bertemu dengannya lagi dalam waktu dekat ini. Tak sabar rasanya untuk bertemu lagi dengannya di lain kesempatan....

“Kyaa~ rupanya kau melamun Yesung-ah...”

Sontak saja aku kaget. Hyun Joong-ah sangat keterlaluan. Datang tiba-tiba dan tanpa permisi masuk ke kamarku. Dan dengan tak sopannya sudah menjitak kepalaku.

“Aigoo~ sakit Hyun Joong-ah...”, ucapku sambil memegangi kepalaku yang sakit.
“Kulihat daritadi kau senyum-senyum sendiri. Ada apa denganmu..??”, ucapnya yang tiba-tiba saja langsung memegangi keningku.
“Badanmu tidak sedang demam Yesung-ah...”, ucapnya lagi.
“Ya~ kau kira aku ini sedang sakit hah..!!! Kau itu keterlaluan sekali Hyun Joong-ah...”, ucapku sedikit sewot.
“Lalu kenapa kau senyum-senyum sendiri..??”, tanyanya.
“Memangnya kau tidak pernah seperti itu Hyun Joong-ah..?? Kasihan sekali kau tidak pernah seperti itu. Sepertinya hidupmu tidak pernah sebahagia diriku. Kasihan sekali kau...”, ucapku nyeleneh.
“Mwo..?? Enak saja. Hidupku jauh lebih bahagia daripada kau Yesung-ah...”, jawabnya dengan nada sedikit agak sombong.
“Ya~ aku tahu kenapa kau seperti itu Yesung-ah... Kau sedang jatuh cinta kan..?? Biar aku tebak... Pasti kau sudah berhasil dengan tak sengaja bertemu dengan Hye Kyung. Betulkan tebakanku..??”, ucapnya layaknya sang peramal.

Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapannya. Walaupun dia sempat membuatku sewot tapi karena aku sedang merasa bahagia sebab 3 hari yang lalu aku begitu mujur bisa bertemu dengan Kyunnie tanpa sengaja saat aku sedang iseng-iseng berjalan-jalan keluar rumah karena merasa bosan berada di rumah selama seminggu, jadi aku tak memperdulikan keisengannya saat ini.

“Kapan kau akan mengajaknya untuk bertemu lagi..??”
“Molla...”
“Mwo..?? Dasar pabo... Kau harus cepat-cepat mengajaknya untuk bertemu kalau kau tak mau Hye Kyung diambil oleh namja lain.”
“Dia sedang sibuk Hyun Joong-ah. Mana mungkin aku mengajaknya bertemu dalam waktu dekat. Mungkin Sabtu depan aku akan mengajaknya bertemu. Kurasa hari itu dia sudah tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya.”
“Lebih cepat, lebih baik Yesung-ah...”
“Aku juga maunya seperti itu tapi situasi sedang tak mendukungku Hyun Joong-ah. Aku harus bisa bersabar. Aku tak mau merepotkannya hanya karena aku ingin ditemani olehnya untuk berjalan-jalan dan dengan terpaksa walau tanpa sepengetahuanku dia malah meninggalkan pekerjaannya. Aku tak mau dia seperti itu Hyun Joong-ah.”, jawabku panjang lebar.
“Aa, ne... You’re right Yesung-ah.”
--Yesung pov end--


Setelah hari Sabtu saat pertemuan kedua mereka, Yesung dan Hye Kyung jadi sering bertemu walau hanya 1x dalam 1 minggu. Mereka terlihat sangat dekat sekali. Seperti sudah saling mengenal sejak mereka masih kecil. Memahami sikap dan sifat satu sama lain. Banyak yang berpikir kalau mereka sudah berpacaran tapi banyak pula yang menganggap kalau hubungan mereka seperti seorang dongsaeng dengan oppa. Walau banyak yang berpendapat ini dan itu tentang hubungan mereka, mereka tetap tak memperdulikan pendapat-pendapat itu. Hubungan mereka mengalir seperti air mengalir. Entah sampai mana akan berhentinya aliran air tesebut. Tak seorangpun yang tahu.


--Hye Kyung pov--
“Oppa, maukah kau menemaniku mengunjungi makam Jinyoung oppa dan Youngmin oppa...??”, tanyaku pada Yesung oppa.
“Ne, tentu saja aku akan menemanimu chagia~”, ucapnya lembut.
“Gomawo oppa...”
“Ne, cheonma. Apa hari ini kau akan ke makam..?? Jam berapa kau akan kesana..?? Kau ingin kujemput jam berapa..?? Apa ingin kubelikan bucket bunga sebelum aku menjemputmu chagia..??”, tanyanya seperti wartawan.
“Ya~ banyak sekali pertanyaanmu oppa. Aku bingung harus menjawab yang mana dulu..”, ucapku sambil sedikit tertawa.
“Jeongmal..??”, ucapnya yang terdengar begitu polos.
“Ya~ oppa pasti tampangmu sangat aegyo saat ini.”, jawabku sambil tertawa dan membayangkan ekspresi wajah namjachinguku saat ia mengatakan hal itu.
“Ya~ jangan tertawa seperti itu chagia~. Sudahlah jawab saja pertanyaanku...”, ucapnya dengan suara yang terdengar seperti sedang malu.
“Aku akan kemakam hari ini.  Jemput saja pukul 1 siang nanti. Kau tidak perlu repot-repot membelikan bucket bunga itu. Nanti saja dijalan kita membelinya. Setelah itu aku ingin pergi makan bersamamu oppa. Kau sedang tidak sibuk kan..??”, tanyaku mencoba memastikan.
“Ani...”
“Jeongmal..??”
“Ya~ untuk apa aku berbohong. Aku sedng berada di rumah sekarang. Aku tidak sedang berada di kantor. Kau bisa telpon ke rumah jika tak percaya padaku.”, ucapnya sedikit sewot.
“Ya~ aku percya padamu oppa. Lagipula sebelum aku menelponmu, aku sudah lebih dulu mengobrol dengan umma. Jadi tanpa perlu aku tanyakan, umma sudah memberitahuku kalau kau ada di rumah hari ini.”
“Aaiisshh... kau ingin mengujiku apa aku sedang berbohong padamu atau tidak..??”
“Ani... Aku tidak sedang mengujimu. Aku hanya memastikan saja oppa.”
“Itu sama saja Kyunnie..”, ucapnya gregetan.
“Beda oppa, menguju dengan memastikan itu berbeda artinya.”
“Jika kau penggal seperti itu artinya memang berbeda. Tapi kalimat yang kau ucapkan dengan yang kuucapkan maknanya itu sama Kyunnie...”
“Beda oppa...”
“They have the same meaning...”
“No...”
Kyunnie, apa sekarang kau sedang menguji kesabaranku dengan sikap keras kepalamu itu..??”, ucapnya yang terdengar sambil menahan emosinya.
“Ani. Hanya ingin tahu saja seberapa besarkah rasa sabarmu saat menghadapi sifat keras kepalaku...”, ucapku sambil terkekeh dan langsung memutuskan telponnya.

Aku sengaja melakukan hal itu karena aku senang sekali mendengar suaranya yang menahan rasa amarahnya. Jujur saja selama 3 bulan berpacaran dengannya, Yesung oppa tak pernah marah dihadapanku. Tapi aku selalu mendapat laporan dari Hyun Joong oppa kalau dia selalu menjadi sasaran empuk Yesung oppa. Dihadapan Hyun Joong oppa, Yesung oppa melampiaskan semua kemarahannnya saat sifat keras kepalaku kumat. Aneh, kenapa ia tak langsung saja marah dihadapanku. Kalaupun ia marah dihadapanku, aku pasti akan sedikit melunak.
--Hye Kyung pov end--

“Kyunnie...!!! Yesung sudah datang...!!! Cepatlah...!!!”, ucap sang umma setengah berteriak dari lantai bawah setelah sebelumnya mempersilahkan Yesung untuk duduk.
“Ne umma. Sebentar lagi aku akan turun...!!!”, teriak Hye Kyung dari dalam kamar.

Dug... dug... dug... dug...

Terdengar langkah Hye Kyung yang terburu-buru turun dari tangga sambil menenteng sepatunya. (sepatu yang author maksud itu yang kayak sepatu pantofel teplek itu lho...!!! Readers ngerti kan...??? Udahlah anggap aja ngerti ma maksud author... #author rada maksa ^^)

“Mianhae oppa... Apa kau sudah lama menungguku..??”, ucap Hye Kyung yang langsung duduk tak jauh dri Yesung.
“Ani...”, jawab yesung sambil menggelengkan kepalanya.
“Cepat habiskan green tea buatan umma. Aku tak mau kau mengecewakan umma hanya karena tak menghabiskannya.”, ucap Hye Kyung sambil sibuk memakai sepatu yang ditentengnya tadi.
“Ne....”, ucap Yesung yang langsung menyeruput habis green tea buatan umma Hye Kyung.
“Kajja...”
“Mana umma...?? Kita harus berpamitan dulu.”, ucapnya sambil bangkit dari duduknya.
Gidariseyo...”

Hye Kyung sedikit berlari ke dalam. Tak lama ia telah muncul kembali.

“Kajja oppa. Aku sudah berpamitan pada umma. Kata umma pergi saja karena sudah terlalu siang, matahari akan bersinar cukup terik hari ini. Aku juga sudah menyampaikan pamitmu pada umma.”, ucap Hye Kyung sambil menarik lengan Yesung.
“Mwo...?? Kau ada-ada saja Kyunnie. Mana bisa berpamitan dititipkan pada orang lain.”
“Bisa oppa. Tadi aku bisa melakukannya. Jadi tak ada yang tak mungkin kan..??”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Ya sudahlah.”

Yesungpun membukakan pintu mobilnya untuk Hye Kyung. Dengan segera ia masuk kedalamnya. Tak lama sedan merah sport itu meninggalkan rumah Hye Kyung.


Dipemakaman...

“Annyeong Key...”, ucap Hye Kyung lembut.
“Annyeong...”, sapa Yesung.
“Mianhae Key... aku baru bisa menemuimu. Pekerjaanku sedang banyak sekali. Sepertinya tanpa perlu kujelaskan kau pasti sudah tahu seberapa yang kumaksudkan tadi. Key... neomu bogoshipo... aku tak akan pernah membedakan namjachingu-namjachinguku. Kalian tentu saja berbeda. Memiliki karisma dan sifat tersendiri. Karena itu aku selalu merindukan kalian. Hari-hari yang kulalui bersamamu benar-benar hari yang sangat indah. Kau menunjukkan semuanya padaku. Gomawo Key... mungkin jika aku tak pernah bertemu denganmu, aku tak bisa seperti ini sekarang. Mungkin aku akan terus bergantung pada orang lain. Ini... aku bawakan bunga lily putih yang sering kau letakkan dikamarku secara diam-diam.”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.

Setelah memberikan hormat dan mendoakan Key, mereka pun berlalu dan menuju makam Youngmin yang letaknya sekitar 5m dari makam Key.

“Annyeong Youngmin...”, sapa Yesung tersenyum.
“Annyeong Youngppa...”

Hye Kyung meletakkan bucket bunga lavender yang biasa mereka beli dulu untuk menghiasi kamar mereka masing-masing. Setelah itu Hye Kyung memberi hormat dan mendoakan Youngmin.

“Aku sengaja membawakanmu bunga lavender. Apa kau ingat oppa... dulu kau sering sekali memberikanku bunga lavender. Semenjak itu kita selalu membeli bunga lavender itu bersama-sama dan meletakkannya dikamar kita masing-masing. Youngppa... kau pergi begitu cepat. Mianhae oppa... neomu mianhae... aku terlambat untuk menyadari perasaanmu padaku saat itu. Jika itu tak terjadi, kupastikan kenangan itu akan terukir dengan indahnya baik didalam hatiku dan juga di dalam hatimu. Akan begitu banyak cerita yang bisa kukenang. Akan banyak waktu yang bisa kulewati bersamamu. Oppa... aku merindukan saat-saat itu. saat kau menari-nari karena terlalu senang... saat kau bernyanyi, entah bernyanyi apa karena kau selalu membuatnya seperti lawakan. Aku merindukan senyuman angelmu oppa... Mungkin itu hanya akan ada dalam pikiranku. Entah kapan aku bisa melihat senyuman itu lagi. Kurasa tak akan pernah lagi. Oppa... kuharap kau bahagia hidup disana. Mungkin kini kau sudah bertemu dengan Key. Kuharap kalian hidup penuh dengan kedamaian. Kurasa tak ada lagi yang perlu kuceritakan lagi pada kalian berdua. Pasti kalian sudah mengenali namja yang bersamaku saat ini.”


_Flashback..._
“Chagia~ apa yang sedang kau lakukan di dalam sana..??”, tanya Youngmin penasaran.

Hye Kyung terkejut karena ia mulai mendengar langkah Youngmin yang sepertinya akan menghampirinya.

“A.. ani oppa. Aku tidak sedang melakukan apa-apa. Hanya sedang membuatkan green tea untukmu seperti biasanya.”, jawab Hye Kyung yang dengan segera menyelesaikan pekerjaannya karen atakut surpricenya diketahui oleh Youngmin.

“Kau duduk saja dengan tenang di ruang tv oppa... Tak perlu  melihat apa yang sedang kulakukan saat ini. aku kan sedang membuatkan minuman untukmu...”, lanjutnya.
“Baiklah.”, jawab Youngmin sambil kembali ke tempat duduknya semula.

Syukurlah... Youngppa sudah kembali duduk di sofa... Aku harus cepat-cepat menyelesaikannya... gumam Hye Kyung yang kembali menyelesaikan garnis untuk masakan serta cake buatannya.

Tak lama Hye Kyung muncul dengan membawa hasil cake buatannya.

“Taaa....ddaaaa....”, ucap Hye Kyung.
“Mwo..??”, ucap Youngmin kebingungan.
“Saengil chukka hamnida Youngppa...”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.

Youngmin hanya tersenyum. Ia terkejut dengan apa yang dilakukan Hye Kyung sekaligus bahagia karena bisa melewati hari bahagianya itu bersama dengan orang yang dicintainya. Hye Kyungpun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Youngmin.

“Sebelum meniup lilinnya, kau harus membuat beberapa keinginan untuk hari-harimu ke depan Youngppa...”
“Ne.. baiklah. Kuharap aku diberikan umur yang panjang dan bisa membahagiakan semua orang disekelilingku terutama keluarga dan yeojachinguku. Fuuuuhhhh....”.
“Gomawo chagia~...”, ucapnya sambil tersenyum lalu mencium kening Hye Kyung.

Sejenak Youngmin memandangi cake yang berada di tangan Hye Kyung. Hye Kyung yang menyadari youngmin memandangi cake itu, ia kemudian bertanya.

“Wae oppa..?? Kenapa memandangi cake ini seperti itu..??”
“Ani... gwaechana. Hanya saja... kenapa cake ini terlihat begitu asing. Kyaa~ dan lihatlah bentuk serta hiasannya... Kenapa ada yang membuat cake seburuk ini. Rupanya tahun ini aku mendapatkan kejutan cake yang paling terburuk sepanjang hidupku...”, ucap Youngmin sambil menunjukkan mimik muka yang tak menyenangkan.
“Mwo..?? Cake ini sangat buruk...??”
“Ne, coba saja kau perhatikan cake itu.’, ucap Youngmin sambil berlalu dari hadapannya.

Merasa kesal dengan ucapan Youngmin barusan, Hye Kyung memutuskan meletakkan kue itu di meja lalu berkata...

“Kau tega sekali oppa... Berkata seperti itu padaku... Aku memang tak pandai membuat cake... Tapi aku sudah berusaha untuk membuatnya semenarik mungkin... Sepertinya perkataanmu ada benarnya oppa... Cake ini memang sangat buruk...”, ucap Hye Kyung memelas sambil mengambil kembali cake yang diletakkannya di meja dan berencana untuk membuangnya ke tong sampah.

Belum sempat jari Hye Kyung menyentuh cake itu, Youngmin sudah menyentuh tangan itu dengan lembut dan menariknya lalu memeluk tubuh Hye Kyung dengan erat.

“Kau itu... hari ini kau tidak bisa kuajak bercanda sama sekali. Kenapa kau jadi sensitif seperti ini Kyunnie...??”, tanya Youngmin sambil membelai lembut rambut Hye Kyung.

Hye Kyung hanya terdiam. Tak menjawab pertanyaan itu.

“Mianhae... aku hanya bercanda. Sepertinya kau sanagt marah sekali dengan ucapanku tadi. Neomu neomu mianhae...”

Hye Kyung tetap saja tak memberikan jawaban.

“Baiklah. Tak apa kalau kau tak mau menjawab pertanyaanku.”, ucap Youngmin sambil melepaskan pelukannya.
“Tapi kali ini... kau pasti akan menjawabnya...”, lanjutnya.

Hye Kyung hanya terdiam. Dengan tanpa disangka-sangka dan diduga-duga oleh Hye Kyung, Youngmin langsung menempelkan bibirnya ke bibir Hye Kyung. Dengan perlahan dan penuh kelembutan serta kehangatan Youngmin mulai bergerak membuka sedikit mulutnya dan mulai melumat bibir Hye Kyung. awalnya Hye Kyung hnaya diam saja, tak membalas kecupan Youngmin. Tapi lama kelamaan amarahnya mereda dan ia pun membalas tiap kecupan lembut yang diberikan oleh Youngmin padanya.
_Flashback end..._


Hye Kyung dan Yesung pun meninggalkan pemakan itu. Banyak doa yang mereka kirimkan untuk Key dan Youngmin. Dan untuk yang entah keberapa kalinya mereka mengunjungi pemakan itu, mereka selalu membawa sebucket bunga lily putih dan sebucket bunga lavender.


3 tahun kemudian...

 “Kim Young Bum, kemari...”, panggil Yesung.
“Ne appa... aku segera kesana...”
“Young Bum... kenapa lama sekali. Apa yang kau lakukan disana...??”, tanya Hye Kyung.
“Aku hanya sedang melihat foto Key appa, umma.”, jawab Young Bum polos.
“Wae..?? Kenapa kau begitu serius memperhatikan foto itu Young Bum..??”, tanya Yesung.
“Key appa neomu kyeopta, neomu haenseom appa... Apa Key appa dan Young appa adalah orang yang sangat ramah dan sangat baik seperti appa dan umma...??”, tanya Young Bum polos.
“Ne... mereka itu adalah orang-orang yang sangat baik dan sangat ramah.”, jelas Yesung.
“Oleh karena itu, kami memberikanmu nama Kim Young Bum. Itu adalah perpaduan dari nama Key appa dan Young appa.”, sambung Hye Kyung.
“Jeongmal..??”
“Ne... Nama Key appa itu Kim Kibum dan nama Young appa adalah Jo Youngmin. Kami menyingkatnya menjadi Kim Young Bum.”, jawab Yesung.
“Appa dan umma berharap kau akan memiliki sifat-sifat baik mereka. Ayo beri salam pada Young appa...”, kata Hye Kyung sambil tersenyum.
“Annyeong Young appa.”, ucap Young Bum sambil tersenyum.


“Inilah akhir dari perjalanan cintamu Kyunnie...”, ucap Key yang melihat kedatangan Hye Kyung dan Yesung.
“Ne... perjalanan yang sangat sulit untuk mencapai kebahagiaan yang seutuhnya...”, sahut Youngmin.
“Hyung... aku merasa kalau aku namja yang sangat beruntung...”, ucap Key.
“Wae..??”
“Aku bisa mendapatkan hati Kyunnie dan merasakan perhatian serta ketulusan cinta Kyunnie...”, jawab Key.
“Aa~ ne... aku juga begitu Key. Dia yeoja yang benar-benar membuka mataku. Banyak yang kudapatkan darinya walau aku hanya bisa memilikinya dalam waktu sekejap. Aku sangat bersyukur karena dipertemukan dengan yeoja seperti Kyunnie di ujung kehidupanku di dunia.”
“Gomawo Kyunnieku...”, ucap Key.
“Gomawo chagia~ neomu bogoshipo...”
“Neomu saranghae....”, ucap Key dan Youngmin bersamaan.

Dan merekapun menghilang.....

---THE END---



0 comments:

Posting Komentar