12 Februari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 9b

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship




Cerita sebelumnya...


“Hye Kyung...”
“Youngmin oppa...”

Mereka berbicara hampir bersamaan dan saling menunjuk. Tak lama mereka tertawa bersama.

“Annyeong... sudah lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu oppa..??”, ucap Hye Kyung membuka percakapan diantara mereka.

Ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah sehari dari kejadian kecupan tanpa izin dikening Hye Kyung.

“Annyeong, iya kita sudah lama tak bertemu. Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu..??”
------
“Seperti yang kau lihat saat ini oppa. Aku merasa sangat baik sekali. Tak ada yang berubah darimu sedikitpun oppa.”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
“Jeongmal..?? Padahal aku baru saja memotong rambutku, mencoba untuk merapikannya. Hahahaha... mungkin tidak terlalu kelihatan karena aku hanya berniat untuk merapikannya saja.”, ucap Youngmin.
“Mana pasanganmu oppa..??”
“Mwo..?? Aku datang sendiri kesini. Aku tak membawa pasangan. Apa kau juga sama denganku Hye Kyung..??”
“Ah, ne. Aku memang datang sendirian. Hahaha... kebetulan sekali.”
“Kau berbeda sekali sekarang Hye Kyung. Kau terlihat dewasa sekarang dan satu lagi. Kau nampak yeppoe. Neomu neomu yeppoe, Kyunnie.”, puji Youngmin sambil tersenyum.
“Gomawo atas pujiannya..”, ucap Hye Kyung sambil sedikit menundukkan kepalanya lalu kembali menatap Youngmin.
“Dansa..??”, ucap Youngmin sambil mengulurkan tangannya ke arah Hye Kyung.
“Tapi aku tak bisa berdansa..”, jawab Hye Kyung sambil menerima uluran tangan Youngmin.
“Aku tak yakin...”, sahut Youngmin yang langsung menggenggam tangan Hye Kyung dan mengajaknya ke lantai dansa.

Benar dugaan Youngmin, Hye kyung berbohong kali ini. Bukan tak bisa berdansa tapi justru sangat pandai berdansa. Gerakannya yang lemah gemulai mengikuti alunan musik akan membuat tiap pasang mata yang melihatnya berdansa ikut terhanyut dalam alunan musik yaang bertempo agak lambat.

“Kau berbohong padaku..”
“Mianhae aku tak bermaksud begitu oppa, hanya saja.......”
“Waeyo..??”
“Aku tak nyaman jika mereka menatapku seperti itu.”

Youngmin menatap sekeliling dengan cepat.

“Mereka seperti itu karena iri pada kita. Bukankah kita terlihat sangat serasi..??”
“Mwo..??”
“Sepertinya kau mulai merasa tak nyaman. Lebih baik kita keluar dan kembali lagi nanti saat acara penggalangan dana akan dimulai..”, ucap Youngmin mengakhiri gerakannya dan menggenggam jari jemari Hye Kyung lalu mengajaknya keluar.

Hye Kyung menghembuskankan nafasnya perlahan. Salah satu kebiasaan yang tak akan pernah hilang darinya.

“Pasti sudah merasa lega sekarang..”, ucap Youngmin sambil tersenyum.

Hye Kyung hanya tersenyum lalu ia mulai memandangi langit. Ini juga jadi salah satu kebiasaan Hye Kyung yang tak akan pernah dihilangkannya. Dengan melakukan ritual-ritual itu dia bisa merasa nyaman dimanapun ia berada walau tidak sepenuhnya benar-benar membuatnya nyaman. Cukup lama ia melakukan ritualnya itu sampai-sampai namja disebelahnya tak dihiraukannya.

“Kyaa~ pabo. Mianhae oppa, aku sama sekali tak mengajakmu bicara. Aku malah asik dengan duniaku sendiri. Mianhae, neomu mianhae...”, ucap Hye Kyung sambil menundukkan kepalanya berulang kali.
“Sudahlah, lagipula hanya itu yang bisa membuatmu tenang. Aku tak merasa didiamkan olehmu sama sekali. Aku malah senang karena bisa menemanimu memandangi langit malam ini.”, ucap Youngmin sambil tersenyum manis.
“Jeongmal..??”

Youngmin hanya menganggukan kepalanya dan menatap langit kembali. Cukup lama berdiri terdiam tanpa berbincang sedikitpun.

“Hye Kyung...”, panggil Youngmin lembut.
“Ne...”, sahutnya.

Kini pandangan mereka saling bertemu. Mengagumi kelebihan masing-masing dari mereka dalam hati.

“Neol saranghae, Hye Kyung...”, ucap Youngmin sambil menyentuh lembut pipi Hye Kyung.
“Mwo..?? Apa aku tak salah dengar dengan apa yang kau katakan barusan oppa..??”
“Ani... kau tak salah dengar Hye Kyung. Butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk mengungkapkan ini padamu. Bukan karena aku selalu menyembunyikannya darimu, tapi waktu yang belum mengijinkanku untuk mengungkapkannya padamu.”

Hye Kyung menyentuh lembut jari jemari Youngmin yang sudah terlebih dahulu menyentuh pipinya dengan lembut. Tanpa ba bi bu Hye Kyung langsung memeluk tubuh Youngmin. Hal itu sempat membuat Youngmin kaget.

“Gomawo oppa... gomawo... karena telah mencintaiku...”, ucapnya sambil menahan air mata yang akan menetes.

Youngmin membalas pelukan Hye Kyung dengan erat. Dan ia berjanji pada Hye Kyung akan selalu menjaganya dan tak akan membuatnya menangis.

“Kau menangis Kyunnie...??”, ucap Youngmin sambil melepas pelukannya.
“Ani oppa...”, ucap Hye Kyung sambil menghapus air matanya yang sudah menetes cukup deras.
“Ya~ kau bohong padaku lagi. Lalu ini apa...??”, ucap Youngmin sambil menghapus air mata yang menetes dipipi Hye Kyung dengan jari-jarinya.
“Itu hanya air mata oppa. Bukan karena tangisan kesedihan...”, ucap Hye Kyung mencoba mengelak.
“Kenapa kau tak jujur saja padaku...”, kata Youngmin dengan wajah datar.
“Ini... ini hanya air mata bahagia oppa.”, ucap Hye Kyung mencoba membuat Youngmin tersenyum.
“Jeongmal..??”
“Huum, ne oppa. Aku bahagia karena masih dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaiku. Kau salah satu orang itu oppa, orang yang sangat special bagiku.”, ungkap Hye Kyung sambil tersenyum.

Langit yang sangat indah ditambah cahaya bulan yang terang benderang ditemani alunan musik romantis yang sayup-sayup terdengar di tempat mereka berdiri, kini mereka larut dalam sebuah kecupan. Sebuah kecupan hangat dan lembut di malam itu.
_Flashback end..._


“Oppa... sudah 6 bulan ini kau selalu menghiasi hari-hariku dengan tingkah konyolmu itu. Selama itu pula kau selalu menjagaku dengan baik, tak pernah sedikitpun membuatku menitikkan air mata kesedihan. Kau selalu membuatku tersenyum dan tertawa serta membuatku semangat untuk menjalani hari-hariku. Oppa... aku benar-benar sangat beruntung. Aku merasa aku adalah yeoja paling beruntung di dunia ini karena bisa mendapatkan namja sepertimu oppa. Suatu ketika kau pernah bilang padaku kalau suatu saat nanti kau akan membuatku repot karena sesuatu. Waktu itu aku tak mengerti dengan maksudmu. Ani.. ani.. aku tak merasa direpotkan olehmu sama sekali hingga saat ini aku sama sekali tak merasa direpotkan. Kau telah membuatku tegar menghadapi semuanya. Aku banyak belajar padamu oppa. Keikhlasan, ketulusandan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kau telah mengajarkanku itu semua. Gomawo oppa... aku tak akan melupakan hal-hal itu. Aku akan selalu mengingatnya. Aku tak akan banyak bicara lagi oppa. Terlalu banyak yang ingin sekali aku ungkapkan padamu. Kini kau bisa beristirahat dengan tenang oppa. Aku akan selalu mendoakanmu dimanapun kau berada. Neomu saranghae youngmin oppa....”, ungkap Hye Kyung dengan tabahnya di depan makam Youngmin.

Sudah seminggu semenjak Youngmin meninggal baru kali ini Hye Kyung mengunjungi makamnya. Hye Kyung tidak datang melayat. Ia tak sanggup melihat namja yang dicintainya pergi dengan cepat karena kecelakaan itu. Youngmin pergi begitu saja tanpa ada pesan sedikitpun. Tak ada yang menduga kalau Youngmin akan meninggal karena kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya.

Hye Kyung berjalan meninggalkan makam dengan sedikit tertatih. Tubuhnya lemah, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya agak sedikit mengurus. Semua itu terjadi karena selama seminggu ia tak keluar kamar sama sekali, makan sesukanya dan kurang istirahat. Seharian menangisi kepergian Youngmin yang mendadak jika sudah lelah ia akan tidur dengan sendirinya. Itulah yang dilakukannnya selama seminggu penuh. Entah siapa yang bisa mengobati lukanya kali ini.


--Yesung pov--
“Kyaa~ akhirnya aku kembali ke Korea...”, ucapku sambil mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi.

Jujur aku senang sekali akhirnya kuliah S2ku selesai dan kini aku berada di Korea. Negara kelahiranku.

“Yesuuung....”

Akupun menoleh ke arah suara itu. Ternyata appa dan umma sudah datang untuk menjemputku di bandara.

“Kyaa~ aku sangat merindukan kalian berdua...”, ucapku sambil memeluk appa dan ummaku.
“Ya~ kau sudah dewasa, apa kau tak malu bertingkah seperti ini..??”
“Ani.. untuk apa aku merasa malu. Aku memang sungguh-sungguh merindukan kalian. Apa kalian tak merindukanku sama sekali..??”, ucapku memelas.
“Tentu saja kami merindukanmu. Bertahun-tahun kami tak bertemu denganmu. Kajja, kita pulang...”, ucap sang appa sambil memeluk pundakku.
“Umma sudah menyiapkan masakan kesukaanmu. Kajja...”, sambung sang umma.
“Ne, kajja...”, sahutku.

Tak ada yang berbeda dari Korea, semua masih seperti dulu. Tapi yeojaku... Seperti apa rupanya saat ini... Sangat lama sekali aku tak melihat wajahnya... Apa dia masih mengingatku...??? Jujur selain karena rindu pada keluargaku di Korea, aku memilih untuk kembali karenanya juga. Dia juga menjadi salah satu alasanku untuk kembali. Aah... nega neomu bogosipho jugketsso Kyunnie...

Eotteoke...??”, tanya umma penasaran.
“Mashita...”, jawabku sambil menngacungkan kedua ibu jariku keudara.

Mereka hanya tertawa dengan tingkahku. Kadang aku tak peduli dengan apa yang aku lakukan tapi terkadang saat sedang sendirian dikamar aku suka berpikir tentang apa yang sudah aku lakukan selama ini. Ya begitulah diriku.

“Yeoboseo...”
“Ya~ kau sudah kembali Yesung-ah, kau tega sekali tak memberi kabar padaku tentang kepulanganmu. Apa kau tak merindukan saudaramu ini hah..!!!”
“Ya~ Hyun Joong-ah, percuma juga jika aku mengabarimu. Umma pasti sudah mengabarimu lebih dulu. Sudahlah, kau datang saja ke rumah. Tidak usah basa-basi menelponku segala. Aku tahu, selama aku pergi kau pasti merasa kesepian karena tak ada yang menemanimu di kost-an. Kau tak perlu berpura-pura padaku. Sudah..!!! Cepat datang kesini sebelum aku kelelahan dan tertidur pulas. Aku tak mau acara istirahatku diganggu olehmu lagi. Pai...”, ucapku panjang lebar sambil menutup telpon darinya.
--Yesung pov end--


--Kim Hyun Joong pov--
“Ya~ kau harus........”

Tuut... tuut... tuut... tuut...

Ya~ apa-apaan dia, aku baru saja ingin memintanya untuk mentraktirku. Dia malah sudah menutup telpon dariku. Saudara macam apa dia. Tidk sopan..!!!

Aku melajukan hammer hitamku menuju rumahnya. Aku berniat untuk menjahilinya sesampainya aku disana. Dia sudah dengan tidak sopannya menutup telpon dariku. Aku harus membalasnya.

Sesampainya disana aku berhasil menjahilinya. Walau terlihat lelah tapi ia terlihat tetap bersemangat meladeni kejahilanku. Ahjumma dan ahjusshi hanya tertawa melihat tingkah kami berdua yang sudah seperti anak kecil. Lama aku tak menjahilinya, aku sangat rindu menjahilinya hingga ia wajahnya terlihat sewot.

“Hyun Joong-ah, sudah... Aku sudah lelah meladenimu. Cukup sampai disini saja. Besok kita lanjutkan kembali. Bagaimana...??”, ucapnya dengan nada polos dan tak berdosa.
“Mwo..??”, aku tercengang mendengar ucapannya barusan.

Ia seperti anak kecil yang merengek pada hyungnya untuk berhenti bermain dan melanjutkannya dikemudian hari. Aku langsung terbahak mendengarnya. Ia nampak kebingungan.

“Waeyo..??”, ucapnya sambil celingak-celinguk.
“Lucu sekali... Bwahahahahaha....”
“Nde..??”
“Kau Yesung-ah. Kau yang lucu...”, ucapku sambil memegangi perutku yang mulai sakit karena terlalu bersemangat tertawa.
“Ya~ aku tak mengerti dengan ucapanmu Hyun Joong-ah...”, sahutnya sambil menenggelamkan dirinya di atas kasur.

Rupanya ia memang sudah kelelahan sampai-sampai tak mengerti dengan perkataanku. Sepertinya malam ini aku akan menginap di rumah Yesung-ah. Tadinya aku berniat untuk menceritakan yeojanya, Cho Hye Kyung. Tapi kurasa energinya sudah terkuras. Dengan terpaksa aku menunda keinginanku untuk menceritakan tentang Hye Kyung selama ia pergi menyelesaikan kuliah S2nya. Namja yang hebat, tampan, masih muda tapi sudah menyelesaikan kuliah hingga S2. Aku benar-benar salut dengan kerjakerasnya selama ini.
Yesung-ah, besok kau pasti akan sangat berterimakasih sekali padaku... hahahaha.... Kau akan tersenyum-senyum sendiri saat mendengarkan cerita dariku tentang yeojamu itu...
--Kim Hyun Joong pov end--


“Mwo..?? Jeongmal..??”, ucap Yesung seolah tak percaya dengan cerita Hyun Joong.
“Untuk apa aku membohongimu. Tapi walau begitu, hal itu justru malah membuatnya terlihat tegar. Walaupun diawal-awal dia sempat menyembunyikan diri karena kehilangan namjachingunya tapi kini ia telah kembali. Ia terlihat agk sedikit segar walaupun tubuhnya terlihat agak sedikit kurus. Tapi ia tumbuh dengan sanagt baik. Kini ia menjadi seorang yeoja yang mandiri dan dewasa. Walau terkadang kekanak-kanakannya suka muncul...”, jelas Hyun Joong panjang lebar.
“A.. a.. aku i.. i.. ingin bertemu dengannya Hyun Joong-ah..”, ucap Yesung sambil tertunduk menahan rasa rindu pada yeojanya yang amat besar.
“Sepertinya sekarang-sekarang ini dia sibuk dengan pekerjaannya. Aku dengar sebentar lagi ia akan bertemu dengan para investor. Sepertiny ia sedang mengerjakan proyek proposal untuk diajukan kepada para investor tanggal 13 Februari nanti.”, jelas Hyun Joong lagi.
“Lalu... kapan aku bisa menemuinya..?? Aku ingin sekali bertemu dengannya...”
“Bersabarlah Yesung-ah...”, ucap Hyun Joong sambil menepuk pelan pundak Yesung.


_Flashback..._
“Sampai kapan kau akan berkutet dengan kertas-kertas itu chagia~?? Istirahatlah... Nanti kau bisa sakit...”, ucap Youngmin oppa sambil menghampiri Hye Kyung yang sibuk membuat proposal.
“Ya~ oppa... aku tak bisa meninggalkannya. Ini sudah hampir masuk deadline. Dan aku belum juga menyelesaikannya.”, jawab Hye Kyung masih dengan tatapan wajah ke kertas-kertas dihadapannya.
“Chagia~ apa kau tak mendengarkanku..??”, ucap Youngmin yang sudah mulai kesal.
“Mianhae oppa... aku benar-benar tak bisa meninggalkan proposal ini. Neomu mianhae...”, ucapnya sambil memandangi wajah Youngmin oppa dengan puppy eyesnya.
“Terserah kau sajalah. Aku sudah mengingatkanmu, ne.”, ucap Youngmin sambil pergi meninggalkan Hye Kyung sendirian di ruang kantornya.

Youngmin pergi menuju wastafel dan mencuci kedua tangannya. Ia selalu melakukan hal itu jika sedang stress ataupun kesal. Dari ruang tv Youngmin tak henti-hentinya mengamati Hye Kyung yang masih sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Hye Kyung yang sudah 2 minggu ini selalu telat makan.

“Sampai kapan kau akan menatapi laptopmu itu chagia~..??”,ucap Youngmin yang sudah berhasil meredam emosinya.
“Sebentar lagi oppa. Berikan aku 15 menit lagi untuk menyelesaikannya, jebal...”, ucap Hye Kyung sambil berpuppy eyes.
“Baiklah, hanya 15 menit. Selesai tidak selesai kau harus meninggalkannya untuk makan siang. Lihatlah..!!! Ini sudah pukul 2 siang..!!! Dan kau belum makan apapun sejak pagi tadi..”
“Ne, araso oppa... Just 15 minutes...”, ucap Hye Kyung sambil tersenyum.
_Flashback end..._


--Hye Kyung pov--
“Sampai kapan kau akan menatapi laptopmu itu chagia~..??”,ucap Youngmin oppa yang kurasa berusaha untuk meredam emosinya.
“Sebentar lagi oppa. Berikan aku 15 menit lagi untuk menyelesaikannya, jebal...”, ucapku sambil berpuppy eyes.
“Baiklah, hanya 15 menit. Selesai tidak selesai kau harus meninggalkannya untuk makan siang. Lihatlah..!!! Ini sudah pukul 2 siang..!!! Dan kau belum makan apapun sejak pagi tadi..”
“Ne, araso oppa... Just 15 minutes...”, ucapku sambil tersenyum.

“Finish...”, ucapku sambil mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi ke udara.
“Ayo kita makan siang oppa...”, ucapku bersemangat sambil bangkit dari kursiku.

Saat aku sudah bersiap untuk keluar makan siang aku tak menemukan sosok Youngmin oppa diruanganku. Sejenak aku terdiam dan berpikir tentang kejadian yang baru saja kualami. Aku tersadar, ternyata semua itu hanya suara dan sosok semu dalam otakku. Suara dan sosok itu memang belum sepenuhnya bisa kumasukkan kedalam kotak memori di otak serta hatiku. Sosok itu masih sering berkeliaran di otakku. Suara itu masih saja berkumandang di telingaku. Tapi walau bagaimanapun juga aku sudah berjanji padanya untuk tidak hidup dalam masa lalu. Aku masih harus menjalani kehidupanku hari ini, esok dan seterusnya.

Oppa... walau kini kau sudah berada di dunia yang berbeda denganku tapi mengapa bayanganmu selalu saja hinggap di otak dan mataku. Suaramu selalu bergema di telingaku dan selalu menggetarkan hatiku. Oppa... aku tahu kalau aku sudah berjanji padamu tapi kurasa saat ini aku belum bisa memenuhi janjiku itu padamu. Sulit oppa... masih terlalu sulit bagiku untuk menyimpan kenangan-kenangan itu kedalam kotak memoriku.

Dengan langkah gontai aku meninggalkan ruang kerjaku untuk pergi makan siang. Berjalan menuju parkiran dan melajukan merci putihku menuju Imperium Resto. Sesampainya disana dan menemukan meja yang kurasa posisinya sangat cocok bagiku, pelayan resto langsung datang menghampiriku dan memberikan menu list padaku.

5 menit aku melihat-lihat menu list, aku langsung memesan menu makan siangku. Aku memesan bapkkwa guk dan bibimbap serta memesan air mineral dan jusseu. Kurasa pesananku agak terlalu banyak tapi aku tak peduli. Sejak pagi tadi perutku sama sekali belum aku beri makanan.

Saat menunggu pesananku datang, aku seperti melihat seseorang yang kukenal dari kejauhan. Perlahan namja itu berjalan seperti akan menghampiriku. ± 3 m dari tempatku duduk, namja itu membuka kacamata hitamnya lalu tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya dan memanggil namaku.

“Kyunnie...”, sapanya sambil tersenyum padaku.

Aku berusaha mengingat-ingat wajah namja itu. Aku merasa kalau aku mengenalnya. Saat dia hampir dekat denganku aku baru mengingatnya. Ya... dia songsaenim bahasa inggrisku saat aku SMA dulu. Kyaa~ dia nampak berbeda sekali jika tidak sedang mengajar. Tak terlihat seperti seorang songsaenim.

“Annyeong... Apa kau masih ingat padaku Kyunnie..??”
“Annyeong oppa. Ne, tentu saja aku ingat padamu...”, jawabku sambil tersenyum.
“Apa ada seseorang yang kau tunggu..??”
Eopsseumnida... Aku sendirian disini. Tidak ada yang menemaniku makan siang. Ini memang terlalu telat untuk makan siang.”, ucapku sambil tertawa.
“Apa oppa mau menemaniku makan siang...??”, tanyaku.
“Aa... ne. Kebetulan aku juga ingin makan siang dan tak ada yang menemani. Berarti kita sama-sama saling menemani...”, ucap Yesung oppa sambil tertawa.
“Aa... ne...”, kataku sambil tertawa.

Akhirnya kami makan siang bersama. Sama-sama saling menemani. Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Dan sudah lama pula aku sama sekali tak mendengar kabar tentangnya. Kami berbincang cukup lama. Banyak yang kami bicarakan. Aku baru tahu kalau dia baru saja menyelesaikan S2nya di Amerika dan belum lama ini dia baru kembali ke Korea. Pantas saja aku sama sekali tak pernah tahu tentang kabarnya.

Karena waktu sudah menunjukkan hampir setengah 4, aku berpamitan padanya dan kembali menuju kantorku. Sebelum aku pergi, kami bertukar nomor ponsel agar lebih mudah untuk berkomunikasi.

“Lain kali jika bertemu lagi kau harus mau menemaniku berjalan-jalan. Entah hanya sekedar untuk makan, nonton ataupun berbelanja...”
“Ah... ne. Jika aku memiliki waktu luang aku pasti akan menemanimu oppa.”, ucapku sambil tersenyum.
--Hye Kyung pov end--


gomawo buat readers yang udah baca ff buatan author ...
moga ceritanya nggak ngebosenin ^^

0 comments:

Posting Komentar