12 Februari 2012

Fanfiction "The Circle of Love" part 7a

Main Cast            : Cho Hye Kyung a.k.a Hye Kyung (Kyunnie),
                                Kim “Key” Kibum,
                                Jo Youngmin a.k.a Youngmin,
                                Suzy,
                                Gongchan (Channie),
                                Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
Cameo                  : Yesung, Minho, Leeteuk, Kim Hyun Joong and many more
Genre                   : Romance, sad, comedy, family, friendship


Cerita sebelumnya...

“Ani... aku hanya ingin memintamu untuk berisitirahat di rumah. Kau sudah menjengukku setiap harinya sampai malam. Bahkan saat libur kau menemaniku dari pagi hingga larut malam. Aku takut kesehatanmu akan terganggu.”
“Aa.. ne. Araseo Key. Baiklah kalau begitu aku akan langsung pulang ke rumah saja. Benar aku tidak usah menemanimu disana...??”
“Ne.. tidak usah. Aku ingin kau istirahat beberapa hari kedepan. Aku tidak ingin kau sakit chagia. Kau mengerti maksudku kan..??”
“Ne... aku sangat mengerti. Baiklah jika maumu seperti itu. Tapi jika kau sedang membutuhkan sesuatu atau menginginkan sesuatu untuk dibawakan entah itu makanan atau minum kau harus memberitahuku agar aku bisa membawakannya untukmu.”
“Ne chagi...”
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu.. neomu.. saranghae.”
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”, ucap Hye Kyung sambil menutup panggilan Key.
------

 

--Key pov--
“Banyak-banyaklah istirahat. Neomu.. neomu.. neomu.. saranghae.”, kataku sambil menahan rasa sakit di kepalaku.
“Nado..”
“Pai pai. Hati-hati dijalan.”
“Ne, pai..”

Aku sudah tak sanggup lagi menahan rasa sakit ini. Aku berusaha tetap terdengar baik-baik saja saat menelpon Hye Kyung. Aku sengaja menyuruhnya untuk istirahat dirumah dan tak menjengukku di rumah sakit dengan alasan kalau aku khawatir dengan kesehatannya.

Eonni... mana eonniku. Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi menahannya. Akhirnya aku memencet bel dekat ranjangku. 5 menit kutunggu tapi tak satupun perawat yang datang ke ruanganku. Akupun menekannya lagi. 15 menit, 20 menit entah sampai berapa menit aku menunggu tak satupun perawat yang datang. Tiba-tiba saja penglihatanku mulai agak buram. Kepalaku semakin sakit dan aku tak mampu menahannya. Aku mendengar langkah seseorang menuju kamarku. Sekilas aku melihat orang itu tapi aku tak tahu itu siapa.
--Key pov end--


Tap.. tap.. tap..

Seorang perawat berjalan menuju kamar Key. Saat membuka pintu, sang perawat mendapati Key yang sudah terlihat pucat dan berkeringat. Dengan segera ia menghampiri Key dan memeriksa keadaannya. Lalu tak lama ia menggunakan pesawat telepon yang ada disana untuk menelpon sang dokter diruangannya. 10 menit kemudian Key dipindah ruangkan ke ruang tindakan.

Sesampainya di kamar...

“Aa... akhirnya sampai juga...”, ucap Hye Kyung sambil melepaskan ransel yang daritadi menempel di pundaknya.
“Baiklah.. hari ini aku harus istirahat. Lebih baik ganti baju dulu setelah itu merapikan buku untuk besok baru aku tidur...”, ucapnya sambil menuju kamar mandi.

Dalam sekejap ia telah berganti pakaian. Berjalan menuju meja belajar, menyiapkan buku-buku untuk esok. Setelah itu Hye Kyung menuju kasur empuknya. Membanting tubuh di atas kasurnya dan mencoba untuk memejamkan mata. Tak butuh waktu lama akhirnya ia terlelap.

Di lain kamar seseorang tengah terbaring lemah, berjuang untuk terus dapat hidup melawan kanker otak yang sudah di deritanya 3 tahun belakangan ini yang disebabkan oleh kecelakaan beruntun yang menimpanya di sekitar Myeongdong. Kecelakaan itu menewaskan 3 namja dan 2 yeoja. Key menjadi salah satu korban terparah akibat kecelakaan itu. Motornya rusak parah. Kepalanya terbentur pinggiran jalan. Saat dievakuasi darah dari kepalanya bercucuran dengan derasnya. Jika saja waktu itu ia telat dibawa ke rumah sakit, mungkin ia tak akan ada lagi di dunia ini.

Kini, lagi-lagi ia harus bertaruh nyawa di ruang operasi dan rumah sakit yang sama saat kecelakaannya waktu itu. Sang eonni sangat cemas di luar sana. Operasi berjalan selama 3 jam. Sebenarnya Yora ingin sekali memberitahukan hal ini pada Hye Kyung tapi Key terus berusaha mati-matian untuk tak memberitahukan keadaan sebenarnya pada Hye Kyung.


--Key pov--
Ku lihat eonniku sedang mondar mandir di depan ruang operasi. Apa yang sedang ia lakukan..?? Akupun berjalan menghampirinya.

“Eonni... apa yang kau lakukan disini..?? Kamarku kan disebelah sana..??”

Anehnya eonniku sama sekali tak menjawab pertanyaanku.

“Eonni... kenapa wajahmu cemas seperti itu..?? Waeyo..?? Katakan padaku..??”

Ia tetap terdiam. Aku bingung harus bertanya pada siapa karena tak ada seorang pun disana kecuali eonniku. Ia terduduk lemas di sebuah bangku yang tak jauh dari ruang operasi.

“Eonni.. kenapa kau tetap diam saja..?? Ada apa ini..?? Siapa yang dioperasi..?? Eonni.. tolong jawab pertanyaanku..??”

Kini ia menangis. Hatiku miris melihatnya seperti itu. Kulangkahkan kakiku mendekatinya. Mencoba memeluk untuk menenangkannya. Tapi aneh... Kenapa aku sama sekali tak bisa menyentuhnya..?? Apa yang terjadi..?? Aku pun mencobanya lagi. Tapi tetap tak bisa. Ini benar-benar membingungkanku. Aku sama sekali tak mengerti dengan keadaanku sekarang. Kenapa aku tak bisa menyentuh eonniku..?? Oh God.. What happend with me..?!!!

Akupun mencoba untuk memeluk eonniku lagi. Nihil.. tetap sama. Aku sama sekali tak bisa menyentuhnya. Aku duduk disampingnya. Menarik kedua kakiku lalu memeluknya erat. Mencoba memahami apa yang terjadi pada diriku sekarang.

Entah berapa lama aku memikirkannya terlalu banyak pertanyaan disana. Tapi tak satupun jawaban kudapat. Aku berlari keluar rumah sakit. Mencoba menghentikan taksi dan pergi ke rumah Hye Kyung. Tak ada satupun taksi yang membukakan pintu untukku. Saat ada seorang namja menghentikan taksi akupun ikut masuk ke dalamnya.

Syukurlah tujuan namja ini tak jauh dari rumah Hye Kyung. Sekitar 5 rumah sebelum rumah Hye Kyung, namja itu turun. Tentu saja aku ikut turun dan langsung menuju rumah yeojachinguku. Semoga saja Hye Kyung bisa membantuku...

Kulihat Hye Kyung duduk di chairy. Itu sebutan untuk bangku kesayangannya yang ada di balkon kamar. Aku menghampirinya.

“Chagia~ kejadian malam ini sungguh membuatku bingung. Aku bertanya pada Yora eonni apa yang sedang dilakukannya di depan ruang operasi tapi ia tak menjawabku. Kucoba bertanya lagi dan lagi dan ia hanya terdiam. Aku mencoba memeluknya karena tiba-tiba ia menangis tapi tanganku tak dapat menyentuhnya. Aku sudah mencobanya berkali-kali tapi tetap saja tak dapat menyentuhnya. Apa kau tahu kenapa dengan diriku chagi..??”
“Malam ini terasa beda sekali..”, ucapnya datar.
“Iya ini memang malam yang aneh..”,sahutku.
“Apa kau baik-baik saja..??”, tanya Hye Kyung.
“Kurasa begitu. Tapi ini sungguh-sungguh aneh Kyunnie. Aku harus bagaimana..??”, tanyaku lagi.
“Bersabarlah..”, jawab Hye Kyung singkat.
“Chagia~ apa kau tahu..??”, tanyaku sambil menatap langit.
“Kata-katamu mampu menghilangkan kegelisahan di hatiku saat ini..”, ucapku lagi.

Lama aku memandangi langit. Langit malam ini terlihat berbeda seperti kemarin. Tak cerah tak juga gelap. Mendung menyelimuti langit malam ini. Aku kembali menatap wajah Hye Kyung yang terlihat sedikit sendu.

“Kyunnie.. chagi.. mianhae, aku sudah merepotkanmu. Aku merasa bersalah sekali padamu. Apa yang harus kulakukan untuk menghapus rasa bersalahku ini..??”
“Kembalilah. Aku ingin kau kembali.”, jawab Hye Kyung lagi-lagi dengan wajah datar.
“Mwo?!! Apa kau begitu marah padaku sampai kau mengatakan hal itu..?? Apa kau baik-baik saja chagi..??”
“Kembalilah dan semuanya akan baik-baik saja.”, ucapnya sambil tersenyum
“Baiklah aku akan kembali. Kurasa kau sudah tak marah padaku. Sampai bertemu besok. Pai chagia...”

Ia sama sekali tak mengantarkanku sampai depan gerbang seperti yang biasa ia lakukan jika aku berkunjung ke rumahnya. Matanya yang indah terlalu sibuk memandangi langit malam ini.
--Key pov end--


--Hye Kyung pov--
“Malam ini terasa beda sekali..”, ucapku datar.

Langit malam ini memang terlihat berbeda sekali dengan biasanya. Bukankah seharusnya malam ini terang bulan. Kenapa tiba-tiba terlihat mendung...??
Kupandangi langit malam ini cukup lama. Tiba-tiba saja aku jadi memikirkan namjachinguku disana.

“Apa kau baik-baik saja..??”

Entah mengapa saat ini aku begitu merindukannya. Ingin sekali berada disisinya. Menatap wajahnya, melihat senyumnya yang hangat. Ingin sekali... ingin sekali...
Kubenamkan wajahku disela-sela kaki yang kupeluk dengan erat karena begitu merindukan namjachinguku.

 “Bersabarlah..”

Mungkin hanya itu yang bisa kukatakan pada diriku sendiri. Mencoba menenangkan hatiku yang tengah gundah. Entah gundah karena apa. Akupun juga tak tahu.

“Kembalilah. Aku ingin kau kembali.”

Aku ingin sekali ia lekas sembuh dari sakitnya. Kurasa ia bukan kelelahan. Pasti ada yang sedang ia sembunyikan dariku. Sesuatu yang pastinya tak pernah aku tahu selama ini. Apa yang kau sembunyikan dariku Key..?? Setiap menjengukmu di rumah sakit aku selalu merasa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku... Ataukah ini hanya perasaanku saja yang terlalu khawatir setiap aku melihatmu terbaring disana..??

 “Kembalilah dan semuanya akan baik-baik saja.”, ucapku sambil tersenyum

Aku mencoba kembali menghilangkan rasa khawatirku dengan keadaannya disana. Tapi rasa khawatir ini terlalu besar. Usahaku tersenyum untuk menghilangkannya saja tak mampu memudarkannya. Kini apa yang harus aku lakukan. Aku terlalu merindukanmu saat ini Key...

Langit... sampaikanlah rasa rinduku ini padanya... Aku ingin sekali melihatnya tersenyum... Ingin sekali bercanda tawa lagi dengannya... Makan ice cream kesukaanku lagi bersamanya... Ingin melakukan segala sesuatunya bersama dengannya... Aku begitu merindukannya... sangat merindukannya...
--Hye Kyung pov end--

Di kost-an Yesung...

“Bagaimana acara makan siangmu tadi..??”, tanya Hyun Joong.
“Menyenangkan..”, jawab Yesung singkat.
“Bagaimana masakannya..??”, tanya Hyun Joong penasaran.
“Mashita..”, jawabnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Hyun Joong.
“Jinjja..??”, kini ia benar-benar terlihat penasaran.
“Ne.. ia pandai memasak. Rupanya aku salah satu namja ynag beruntung yang bisa merasakan masakannya. Hahahaha...”, jawab Yesung bangga.
“Aku jadi penasaran..”, ucap Hyun Joong.
“Kalau begitu apa kau ingin kukenalkan padanya..??”, ucap Yesung sedikit menggoda.
“Ya~ bukankah dia itu angelmu... Serela itukah kau menberikannya untukku..??”
“Ya~ siapa yang ingin memberikan siapa..?!!! Aku hanya bertanya apa kau ingin bertemu dan kenal dengannya. Hanya itu saja. Itu bukan berarti aku serahkan dia padamu. Sampai kapanpun aku tak akan pernah merelakan dia bersamamu. Kau tahu itu..?!!!”
“Kukira kau itu sudah melupakannya. Bukannya sudah beberapa hari ini kau terlihat dekat sekali dengan Kim Hyu Ra. Kukira kau telah berpaling hati padanya.”
“Mwo..??! Dia itukan temanku. Kau itu ada-ada saja.”
“Bukankah seorang teman bisa menjadi kekasihmu. Teman itu hanya awal dari suatu hubungan bukan..??”
“Ne, tapi aku tak bisa berpaling dari angelku ini. Dia begitu spesial Hyun Joong. Aku tak mungkin mnelepaskannya begitu saja.”
“Kau akan sulit mendapatkannya. Bukankah katamu ia sudah memiliki namjachingu..??”
“Ne dia sudah memilikinya. Ya~ Hyun Joong... kenapa kau malah membuatku down, harusnya kau menyemangatiku. Bukan membuatku drop seperti ini..”
“Aku bingung dengam jalan pikirmu. Kim Hyu Ra tak kalah yeoppo jika dibanding angelmu itu. Kenapa kau tidak mencoba membuka hati untuk Hyu Ra..??”
“Aku sudah terlanjur menganggapnya teman. Kau tahu bagaimana aku kan Hyun Joong. Sulit merubahnya..”
“Iya.. kau itu terlalu keras kepala Yesung...”

Di lain tempat...
Seorang namja tengah berjalan sendirian memecah keheningan malam. Mencoba memahami masalah yang kini dihadapinya. Harus kemana ia bertanya, pada siapa ia harus mengadu, ia sendiripun tak tahu. Entah langkah kaki membawa tubuhnya kemana. Ia sudah tak peduli lagi. Ia hanya pasrah pada langkahnya. Ia tak memiliki tujuan saat ini. Melamun dan melamun sepanjang jalan sampai kaki itu membawanya kembali ke rumah sakit.

Seminggu sudah setelah kejadian aneh itu, kini Key mulai mengerti ada apa dengan dirinya. Ia dalam keadaan koma. Jiwa dan raganya terpisah. Ia melihat tubuhnya terbaring dengan lemahnya disana. Melihat sang eonni yang bersedih melihat keadaan raganya yang lemah dan memucat. Kini kehidupannya tergantung dengan selang-selang yang terhubung dengan alat pernafasan dan lainnya.

Sudah seminggu pula Hye Kyung tak menjenguknya dirumah sakit. Kini bagaimana cara memberitahukan Hye Kyung tentang keadaannya sekarang. Menyentuh eonninya saja tak bisa, mana mungkin Hye Kyung bisa melihatnya.


--Hye Kyung pov--
Akupun sibuk mengutak-atik ponselku.

Kalau aku menelpon Key pasti dia akan melarangku untuk datang kesana. Bagaimana ini.. aku ingin sekali kesana..

Kuputuskan untuk tak memberitahukannya sama sekali. Kuhentikan taksi dan menuju rumah sakit. Dipertengahan jalan menuju rumah sakit tak lupa kubelikan sebucket bunga lily putih dan beberapa jenis buah-buahan.

“Bagaimana keadaanmu Key..??”, tanyaku sambil menutup pintu kamarnya.
“Kyu.. Kyunnie..”, terdengar suara Yora eonni terbata.

Aku menoleh ke arah suara itu. Betapa terkejutnya diriku.

Apa aku tak salah lihat..?!! Benarkah itu kau Key.. Benarkah itu kau..??

Seraya bunga dan buah yang kubawa terlepas begitu saja dari genggamanku. Aku berjalan perlahan menghampiri Key yang terbaring sambil menittikkan air mata.

Tidak mungkin.. Ini tak mungkin terjadi padamu.. Kemarin kau terlihat begitu sehat Key.. Ada apa denganmu..??

Jujur.. aku tak bisa lagi menahan bendungan air mataku ini. Key yang seminggu lalu aku temui nampak begitu ceria, sama sekali tak terlihat sakit parah. Tapi kini, Key yang kulihat begitu lemah dan pucat.

“A..ada a..apa ini eonni..??”, tanyaku berusaha mengatasi kesedihan yang terlalu saat melihatnya.
“Mianhae.. neomu mianhae Kyunnie. Dia yang melarangku untuk memberitahukanmu seminggu yang lalu..”, jawab Yora eonni sambil menahan tangisnya.
“Apa yang sebenarnya terjadi..??”, tanyaku sambil duduk dibangku sebelah ranjang Key.
“Key menderita kanker otak stadium 4. Kini otaknya tengah dipenuhi cairan yang sudah membeku akibat kecelakaan itu..”
“Ke.. kecelakaan..??!!”
“Ne, pasti dia tak memberitahukannya. Dia mengalami kecelakaan setelah dia membeli kado untukmu di sekitar Myeongdong”
 “Lihatlah.. betapa jahatnya kau padaku. Kenapa selama ini kau menyembunyikannya dariku Key..?? Waeyo..??”

Aku tak sanggup lagi berkata apa pun. Namjachingu yang selalu menghiburku saat aku sedang bersedih dan dalam masalah kini terbaring lemah tak berdaya dihadapanku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menangis dan berdoa agar ia bisa kembali padaku. Kembali menemaniku dan menghiburku.

Aku sangat membutuhkanmu Key... Sangat membutuhkanmu...

“Relakan dia pergi.. Itulah yang terbaik untuknya. Walau berat tapi kau harus melakukannya Kyunnie..”, kata Yora eonni dengan lemahnya.

Perkataan itu sontak saja membuat air mataku kembali mengalir dengan deras.

Waeyo..?? Kenapa eonni mengatakan hal itu..?? Apa sudah tak ada harapan lagi baginya..?? Tidak..!!! Pasti masih ada harapan..!!! Pasti ada..!!! Dia akan sembuh..!!! Dia akan lekas sembuh..!!! Key tak akan kemana-mana..!!!
--Hye Kyung pov end--


--Key pov--
Kulihat Kyunnie menangis. Aku paling tidak suka jika melihatnya menangis. Tapi apa yang bisa kulakukan sekarang. Jangankan memeluknya, melihatku saja ia tak akan pernah bisa. Aku hanya terdiam mematung melihatnya menangis sesedih itu karena keadaanku.

Aku sangat membutuhkanmu Key... Sangat membutuhkanmu...

Aku bisa mendengar kata hati Hye Kyung.

Aku bisa mendengarnya chagi... Ingin sekali rasanya kembali dan bisa memelukmu lagi. Tapi aku tak bisa kembali ke ragaku. Relakanlah aku chagi...

“Relakan dia pergi.. Itulah yang terbaik untuknya. Walau berat tapi kau harus melakukannya Kyunnie..”, kata Yora eonni dengan lemahnya.

Kulihat Hye Kyung tak bisa menerima perkataan eonniku. Walau ia hanya diam tapi aku bisa melihatnya dari pancaran matanya. Kini air matanya kembali mengalir membasahi pipinya. Aku benar-benar tak sanggup lagi melihatnya seperti itu. Aku ingin sekali memeluknya dan membiarkannya menangis dalam pelukanku.

Waeyo..?? Kenapa eonni mengatakan hal itu..?? Apa sudah tak ada harapan lagi baginya..?? Tidak..!!! Pasti masih ada harapan..!!! Pasti ada..!!! Dia akan sembuh..!!! Dia akan lekas sembuh..!!! Key tak akan kemana-mana..!!!

Ternyata ia memang benar-benar tak bisa menerima kalimat eonniku itu.

Kau harus bisa Hye Kyung... Relakanlah aku... kau harus menerimanya walau tak adil bagimu tapi kau harus melakukannya... Biarkan aku pergi ke dunia baruku dengan damai... Kau akan menemukan namja yang akan menyayangimu seutuhnya selain aku...
--Key pov end--


Cukup lama Hye Kyung berada disana, menatapi namjachingunya yang terbaring koma. Karena hari mulai gelap, ia pun berpamitan pada Yora eonni. Sepanjang jalan ia hanya melamun. Memikirkan serta mengkhawatirkan keadaan Key. Ia sama sekali tak memperhatikan kemana arah langkah kakinya sampai tiba-tiba...

Ttiiiiiiiiiiinnn...!!!!!!!



Read the next posting ...
moga2 readers belum bosen sama cerita yang satu ini ^^

0 comments:

Posting Komentar