Lee
Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Lee
Dong Hae a.k.a Donghae
Song
Yi Seul
Lee
Jinki a.k.a Onew
Support
Cast : Lee Taemin a.k.a Taemin
Genre
: Romance, Sad,
Cerita Sebelumnya ....
“Yeoboseo..”.
“Apa anda yang bernama Hyo Jin..??”, tanya seorang yeoja dari seberang
sana.
“Ne.”.
“Teman anda mengalami kecelakaan. Kami sulit menghubungi keluarganya.
Apa anda bisa datang ke rumah sakit sebelum keluarganya berhasil kami hubungi.”.
Apa anda bisa datang ke rumah sakit sebelum keluarganya berhasil kami hubungi.”.
“Mwo..?? kecelakaan..??”.
-----
“Ne.. teman anda mengalami kecelakaan. Ada seorang saksi mata yang
menceritakan kronologis kejadiannya. Orang itu masih berada disini.”.
“Baiklah, aku akan segera kesana. Kamsahamnida.”.
Donghae oppa.. Ada apa denganmu..?? Kenapa bisa
begini..??
Hyo Jin mulai khawatir. Ia tak tahu harus berbuat apa. Rumah sakit tempat
Donghae dilarikan adalah tempat yang sama dengan tempat dimana Eunhyuk dirawat.
Mungkin setelah keadaan Donghae oppa membaik, aku
bisa menjenguk Eunhyuk oppa... Sudah lama aku tak bertemu dengannya... Aku
sangat merindukannya...
--Eunhyuk pov--
Aku tak tahu aku berada dimana sekarang. Tubuhku terasa agak kaku, sulit
untuk kugerakkan. Tapi aku tak mau menyerah, aku mencoba untuk menggerakkan
kedua kakiku.kulihat sekelilingku, ruangan ini sangat kukenal. Aku di rumah
sakit. Begitu tersadar dan kakiku mulai bisa kugerakkan lagi, aku berniat untuk
berjalan-jalan disekitar ruanganku. Aku bosan terus menerus berada disini.
Bukankah itu Hyo Jin..?? Shin Hyo Jin...., aku berteriak-teriak memanggilnya tapi dia tak
mendengarku. Anehnya lagi dia bukannya menuju arah kamarku melainkan berbelok
entah kemana. Aku mengikuti arah kemana ia berjalan tadi dengan perlahan. Syukurlah, aku menemukanmu...
Aku berteriak memanggilnya lagi tapi ia tak menoleh sedikitpun. Apa
teriakanku kurang kencang..?? akupun mencobanya lagi tapi tetap saja tak
berhasil. Kulihat kini ia menitikkan air mata, entah sedih karena apa.
Melihatnya menangis seperti itu, kuputuskan untuk berjalan mendekatinya.
“Chagia~ waeyo..?? Kenapa menangis seperti itu..??”.
“A.. a.. anio..”, jawabnya sambil terisak.
“Apa yang kau lakukan disini..?? “.
“Aku... aku... aku akan menunggu disini. Aku... aku.. aku ingin tahu
keadaannya.”, jawabnya terbata.
“Nuguya..??”.
“O.. o.. oppa.. Donghae oppa...”, jawabnya dengan tatapan sedih. Kini air
mata di wajahnya mengalir lebih deras lagi.
Aku tak tahu harus berbuat apa. Donghae..?? Siapa namja itu..?? Aku tak
tahu.. Aku tak peduli. Siapapun dia, dia sudah membuat Hyi Jinku menangis
sesedih ini, sangat terpuruk.
“Chagia~ bersabarlah...”, ucapku sambil memeluknya.
“Mwo..?? Ada apa ini..?? Kenapa seperti ini..?? Chagia~ kenapa aku tak bisa
menyentuhmu..?? Chagia~ ada apa denganku..?? Chagia~ apa kau mendengarku..??”.
“Bagaimana keadaannya..??”, ucapnya sambil berjalan melewatiku.
Aneh, kenapa dia bisa melewati tubuhku begitu saja. Ada apa ini, apa yang
terjadi padaku..??
--Eunhyuk pov end--
“Chagia~ chagia~”, ucap Eunhyuk sambil menepuk-nepuk bahu Hyo Jin tapi
usahanya tetap tak berhasil. Enhyuk tak bisa menyentuhnya. Hyo Jin tak menoleh
sedikitpun saat Eunhyuk memanggilnya.
Ada apa ini..?? Ani..
ani.. Ini tidak mungkin, ucapnya sambil meremas-remas rambutnya. Ini tidak mungkin terjadi padaku. Tidak.. tidak..
tiiiddaaaaaaaaakkkk....... teriak Eunhyuk sambil berlari
sekencang-kencangnya karena tak bisa menerima kondisinya sekarang.
“Dia masih keritis. Kita harus cepat-cepat mendapatkan pendonor ginjal
untuknya. Pecahan kaca itu mengenai bagian ginjalnya. Lukanya sangat dalam.
Jika dalam waktu 2 jam tidak mendapatkan donor ginjal, aku tak bisa membantu
temanmu lebih banyak lagi.”, jelas uisa yang menangani Donghae.
“Donor ginjal..?? Aku tak tahu harus mendapatkannya dimana. Aku hanya
temannya. Aku tak bisa memutuskan operasi ini.”, ucap Hyo Jin lemas.
Apa yang harus kulakukan..?? Aku.. aku.. kenapa
hatiku... kenapa terasa sangat sakit... donor ginjal... dimana... dimana kau
bisa mendapatkan pendonor ginja untukmul.. Oppa.. a.. apa yang harus
kulakukan..??
Air mata Hyo Jin mengalir begitu deras. Setengah jam telah berlalu, tapi
Hyo Jin belum menemukan pendonor untuk Donghae.
“Eonni..?? Kau sedang apa..??”, terdengar suara seorang namja.
Hyo Jin menoleh ke arahnya.
“Taemin..?? Benarkah itu kau..??”, tanya Hyo Jin memastikan.
“Ne, ini aku. Eonni, wae..??”.
“A..Aku..”, jawabnya terisak.
“Aku baru saja ingin menelponmu. Hyung sudah sadar. Dia sudah agak lebih
baik. Dia ingin bertemu denganmu.”.
“Jeongmal..?? Dia sudah sadar..??”.
“Ne.”.
“Kajja...”, ucap Hyo Jin sambil menarik lengan taemin. Dia sudah tidak
sabar untuk menemui namjachingunya. Namjachingu yang sangat dirindukannya.
“Oppa...”.
Eunhyuk menoleh dan mendapati yeojanya berdiri di hadapannya. terkembang
seulas senyum di wajah pucat Eunhyuk saat melihat Hyo Jin. Dengan perlahan Hyo
Jin menghampirinya lalu langsung memeluknya. Tak kuasa lagi menahannya, air
mata itu berhasil luluh lagi. Membasahi wajah Hyo Jin.
“Kenapa menangis eum..?? Apa sangat merindukanku eum..??”, ucap Eunhyuk
sambil mengelus lembut rambut Hyo Jin.
“Oppa... a.. aku.. aku sangat merindukanmu. Neomu bogoshipoyo oppa...”.
“Aku juga merindukanmu Hyo Jin. Neomu bogoshipo, chagia~”, ucap Eunhyuk
sambil mebguatkan pelukannya.
“Mianhae.. apa ada yang bernama nona Shin Hyo Jin disini..??”, tanya
seorang ganhosa.
“Ne.. waeyo..??”.
“Ternyata kau disini. Apa bisa keluar sebentar..??”.
“Aa.. ne.”.
“Shin Hyo Jin...??”, tanya uisa.
“Ne..”.
“Rupanya kau juga mengenal Lee Hyuk Jae.”, ucap uisa tersenyum.
“Ne. Mianhae uisa, apa kau juga menangani Hyuk Jae oppa..??”.
“Ne, aku menanganinya. Waeyo..?? Apa ada yang ingin kau ketahui..??”.
“Oppa... Hyuk Jae oppa sakit apa uisa..?? Bisakah kau
memberitahukanku..??”.
“Aa.. Lee Hyuk Jae.. Dia namja yang sangat kuat. Dia tak pernah menyerah
dengan penyakitnya. Pemuda yang penuh dengan semangat. Dia.. dia menderita
kebocoran jantung. Selaput di jantungnya rusak. Darah kotor dan darah bersih
bercampur. Kini dia harus hidup dibantu dengan selang-selang bantu untuk
menopang hidupnya. Seperti yang kau lihat tadi. Kami belum menemukan pendonor
jantung untuknya. Maka daripada itu, hidupnya sngat tergantung dengan kinerja
selang-selang itu.”, jelas uisa.
Kebocoran jantung..?? Selang menjadi harapan
satu-satunya..?? Belum menemukan pendonor..?? Ada apa ini sebenarnya..?? Oppa,
Donghae oppa memerlukan pendonor ginjal... Eunhyuk oppa.. Eunhyuk oppa butuh
pendonor jantung...
“Tapi kau tak perlu khawatir, karena tadi aku baru saja mendapatkan donor jantung untuknya. Dan mengenainya
pasien yang bernama Lee Donghae...”, ucap uisa terhenti.
“Wae.. Donghae oppa... Ada apa dengannya..?? Apa yang terjadi padanya
uisa..??”, tanyanya penasaran.
“Kenapa kau diam saja uisa... Katakan padaku, ada apa dengan Donghae
oppa..??”, tanya Hyo Jin khawatir.
“Mianhae... kami tak dapat menolongnya. Ternyata Lee Donghae kembali
pada-Nya lebih cepat dari dugaanku. Mianhae... Aku turut berduka...”, ucap
uisa.
“Oppa...”, ucap Hyo Jin saat memasuki sebuah ruangan dimana Donghae tengah
tergeletak tak berdaya.
Hyo Jin menangis sejadi-jadinya saat ia melihat tubuh Donghae. Dia sudah
tak bernafas.
“Oppaaaaa... oppaaaaaa...”, ucap Hyo Jin serak karena seharian ini dia
menangis.
“Ani.. ani... Ini tidak mungkin.”, ucapnya tak percaya.
“Oppa... ini tidak lucu. Oppa cepat bangun... Ini tidak lucu oppa... Bangun
oppa, bangun..!!!”, ucap Hyo Jin sambil menggungcang-guncangkan tubuh Donghae.
“Oppa, kenapa kau tak bereaksi... Oppa... bangun... Bangun oppa....”,
teriak Hyo Jin sambil terisak.
“Oppaaaaa....”, isaknya.
1 tahun kemudian...
“1 tahun sudah berlalu dengan cepatnya.
Tapi aku masih saja teringat padamu Donghae oppa. Walau kau sudah berada jauh
disana tapi separuh nyawamu masih disini. Masih menemaniku hingga hari ini.
Gomawo oppa... Walau tak bisa melihat wajahmu lagi, tapi aku bisa melihat
bayanganmu lewat Eunhyuk oppa. Kau masih hidup hingga hari ini, kau sama sekali
belum pergi meninggalkanku. Thanks for everything... Neol saranghae oppa...”,
ucap Hyo Jin tepat didepan makam Donghae.
“Chagia~ mianhae aku terlambat...”.
“Lihatlah oppa... Dia sama persis sekali denganmu. Jika membuat janji
denganku, dia pasti selalu terlambat. Sama sepertimu, apa kau ingat oppa...
saat kau janji untuk bertemu denganku di pinggir Sungai Han sore itu..?? Kau
sudah membuatku menunggu selama 1 setengah jam. Saat kau tiba bukannya meminta
maaf padaku atas keterlambatanmu kau malah marah-marah tidak jelas padaku. Aku
masih saja mengingat itu oppa...”, ucap Hyo Jin sambil menatap langit di
pemakaman.
“Hey Donghae.. apa kau dengar itu. Untung saja sekarang ada disini jika
tidak berada disini maka habislah aku dimarahi olehnya. Dia yeoja yang sangat
sensitif sejak kepergianmu. Aku tidak boleh salah sedikit padanya. Jika aku
sampai melakukannya dia pasti memukulku dengan keras hingga badanku
memar-memar.”. gerutu Eunhyuk.
“Ya~ sejak kapan aku berubah menjadi yeoja sesadis itu..?? Aaiisshh, kau
seperti yeoja saja. Aku kan tak sengaja melakukannya. Salahmu sendiri kenapa
sering membuatku kesal. Dasar namja menyebalkan.”.
“Dengar Donghae.. Kau mendengarkannya kan..?? Lihatlah betapa sensitifnya
dia.. Sepertinya aku harus memiliki hati yang tebal untuk menghadapinya.”, ucap
Eunhyuk oppa menggoda.
“Oppa... jangan dengarkan dia. Dia selalu bertindak sesukanya. Selalu
seperti itu, tak pernah berubah.”, ucap Hyo Jin lalu menggembungkan pipinya
berusaha untuk sabar.
“Tapi seperti apa pun sifat Hyo Jin yang jelas dia sudah mengobrak-abrik
hatiku. Aku sudah lelah dibuatnya. Aku hanya bisa pasrah dengannya. Aku sudah
berantakan. Aku sudah jatuh. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku tak bisa
jauh darinya. Dia yang selalu menyemangatiku saat aku terpuruk. Dan satu hal
lagi, terima kasih atas pemberian jantungmu ini. kau sudah memberikanku
kehidupan yang baru. Karenamu, aku masih berdiri tegak disamping Hyo Jin. Shin
Hyo Jin, yeoja yang sama-sama kita cintai. Dan aku berjanji padamu, aku akan
menjaganya. Aku akan selalu mencintainya hingga ajalku. Aku tak akan
menyiakannya. Gomawo...”, ucap Eunhyuk.
Dear Shin Hyo Jin...
Aku bahagia bisa bertemu denganmu. Aku sangat
bahagia bisa mengenalmu. Ini seperti sebuah sonmul yang tak ternilai bagiku
karena bisa dekat denganmu. Hyo Jin, mungkin saat kau membaca surat dariku ini
aku sudah tidak ada di dunia yang sama denganmu. Tapi percayalah, bayanganku
akan selalu menemanimu dimanapun kau berada.
Lewat surat ini aku ingin menyatakan sesuatu
padamu. Aku ingin mnegungkapkannya, mian aku tak bisa mengungkapkannya langsung
padamu karena saat itu waktunya kurang tepat untukku. Hyo Jin, aku belum pernah
bertemu dengan yeoja keras kepala sepertimu.
Hyo Jin, apa kau ingat saat kau masih berseragam
SMA dulu..?? Kau ingat tidak saat ada seorang namja yang tidak sengaja hampir
menabrakmu dengan motor..?? Apa kau ingat kejadian itu..?? Ya, namja itu adalah
aku. aku yang hampir menabrakmu hanya kerena menghindari anak kucing yang tiba-tiba
saja menyebrang jalan. aku sungguh sangat tidak sengaja dan aku malah
menjatuhkan buku-buku yang kau bawa hingga salah satunya rusak karena jatuh ke
kubangan air. Aku mencaci makiku, memarahiku dan memukuliku dengan buku-buku
yang kau bawa itu. apa kau ingat itu..?? Aku suka teringat akan kejadian itu
dan tertawa sendiri jika mengingatnya.
Apa kau juga ingat saat di kedai di ujung jalan
rumahmu..?? Aku tak sengaja menumpahkan kuah mie ke tubuhmu karena salah satu
tali sepatuku terlepas dan aku menginjaknya. Aah, tentu saja kau tak tahu
sebabnya. Aku membuatmu marah besar saat itu. Kau ingat juga tidak saat aku tak
sengaja mencipratimu dengan air kubangan di pinggir jalan saat kau akan
pergi..?? Hari itu aku menyiramimu hingga 2 kali ditempat yang sama pula.. Dan
kau harus kembali lagi kerumah untuk mengganti pakaianmu. Kau pasti ingat itu
kan..??
Aah, terlalu banyak memori menyebalkan yang
kuukir untukmu... Sama sekali tak ada kenangan manis yang kutinggalkan untukmu.
Aku sangat menyesal untuk hal itu. Tapi walau kenangan itu menyebalkan, bagiku
itu adalah kenangan termanis bahkan yang paling termanis yang kuberikan
untukmu.
Bicara soal Hyuk Jae.. ya, namja yang sering kau
sebut paling menyebalkan... Eum.. aku bingung apa yang akan kukatakan
tentangnya. Kurasa kau harus menghentikan pertengkaran-pertengkaran kecil
dengannya. Sebenarnya kalian itu saling mengerti satu sama lain hanya saja cara
kalian itu sangat berbeda dengan pasangan kekasih kebanyakan. Aku bingung harus
berkomentar apa seputar hubungan kalian. Aku benar-benar bingung.
Untuk HYUK JAE, jagalah dia untukku. Jangan
siakan dia, jangan membuatnya menangis. Jika kau sampai menyiakan dan
membuatnya menangis maka arwahku akan terus-menerus menerormu. Kau ingat
itu..!!!
Mungkin hanya itu yang bisa kutulis, sebenarnya
masih banyak yang ingin kusampaikan untuk kalian. Tapi aku sudah letih untuk
menulis surat sepanjang ini. Tanganku sudah lelah. Lagipula jika aku menulisnya
terlalu panjang kalian pasti akan merasa seperti sedang kubuatkan sebuah dongeng.
Sudah ya... sampai bertemu di kehidupan
selanjutnya. Dan untuk HYUK JAE... ini sangat penting untuk kau simak. Di
kehidupan selanjutnya, akulah yang akan menemani Shin Hyo Jin. Aku yang akan
menjadi namjachingunya.
--THE END--
0 comments:
Posting Komentar