03 Mei 2012

Fanfiction "Piece of Memories" Part 6 [THE END]



Main Cast        :   Shin Hyo Jin
                           Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
                           Lee Dong Hae a.k.a Donghae
                           Song Yi Seul
                           Lee Jinki a.k.a Onew
Support Cast    :   Lee Taemin a.k.a Taemin
Genre               :  Romance, Sad,

Cerita Sebelumnya ....


“Yeoboseo..”.
“Apa anda yang bernama Hyo Jin..??”, tanya seorang yeoja dari seberang sana.
“Ne.”.
“Teman anda mengalami kecelakaan. Kami sulit menghubungi keluarganya.
Apa anda bisa datang ke rumah sakit sebelum keluarganya berhasil kami hubungi.”.
“Mwo..?? kecelakaan..??”.
-----

“Ne.. teman anda mengalami kecelakaan. Ada seorang saksi mata yang menceritakan kronologis kejadiannya. Orang itu masih berada disini.”.
“Baiklah, aku akan segera kesana. Kamsahamnida.”.


Donghae oppa.. Ada apa denganmu..?? Kenapa bisa begini..??

Hyo Jin mulai khawatir. Ia tak tahu harus berbuat apa. Rumah sakit tempat Donghae dilarikan adalah tempat yang sama dengan tempat dimana Eunhyuk dirawat.

Mungkin setelah keadaan Donghae oppa membaik, aku bisa menjenguk Eunhyuk oppa... Sudah lama aku tak bertemu dengannya... Aku sangat merindukannya...

--Eunhyuk pov--
Aku tak tahu aku berada dimana sekarang. Tubuhku terasa agak kaku, sulit untuk kugerakkan. Tapi aku tak mau menyerah, aku mencoba untuk menggerakkan kedua kakiku.kulihat sekelilingku, ruangan ini sangat kukenal. Aku di rumah sakit. Begitu tersadar dan kakiku mulai bisa kugerakkan lagi, aku berniat untuk berjalan-jalan disekitar ruanganku. Aku bosan terus menerus berada disini.

Bukankah itu Hyo Jin..?? Shin Hyo Jin...., aku berteriak-teriak memanggilnya tapi dia tak mendengarku. Anehnya lagi dia bukannya menuju arah kamarku melainkan berbelok entah kemana. Aku mengikuti arah kemana ia berjalan tadi dengan perlahan. Syukurlah, aku menemukanmu...

Aku berteriak memanggilnya lagi tapi ia tak menoleh sedikitpun.  Apa teriakanku kurang kencang..?? akupun mencobanya lagi tapi tetap saja tak berhasil. Kulihat kini ia menitikkan air mata, entah sedih karena apa. Melihatnya menangis seperti itu, kuputuskan untuk berjalan mendekatinya.

“Chagia~ waeyo..?? Kenapa menangis seperti itu..??”.
“A.. a.. anio..”, jawabnya sambil terisak.
“Apa yang kau lakukan disini..?? “.
“Aku... aku... aku akan menunggu disini. Aku... aku.. aku ingin tahu keadaannya.”, jawabnya terbata.
“Nuguya..??”.
“O.. o.. oppa.. Donghae oppa...”, jawabnya dengan tatapan sedih. Kini air mata di wajahnya mengalir lebih deras lagi.

Aku tak tahu harus berbuat apa. Donghae..?? Siapa namja itu..?? Aku tak tahu.. Aku tak peduli. Siapapun dia, dia sudah membuat Hyi Jinku menangis sesedih ini, sangat terpuruk.

“Chagia~ bersabarlah...”, ucapku sambil memeluknya.

“Mwo..?? Ada apa ini..?? Kenapa seperti ini..?? Chagia~ kenapa aku tak bisa menyentuhmu..?? Chagia~ ada apa denganku..?? Chagia~ apa kau mendengarku..??”.

“Bagaimana keadaannya..??”, ucapnya sambil berjalan melewatiku.

Aneh, kenapa dia bisa melewati tubuhku begitu saja. Ada apa ini, apa yang terjadi padaku..??
--Eunhyuk pov end--

“Chagia~ chagia~”, ucap Eunhyuk sambil menepuk-nepuk bahu Hyo Jin tapi usahanya tetap tak berhasil. Enhyuk tak bisa menyentuhnya. Hyo Jin tak menoleh sedikitpun saat Eunhyuk memanggilnya.
Ada apa ini..?? Ani.. ani.. Ini tidak mungkin, ucapnya sambil meremas-remas rambutnya. Ini tidak mungkin terjadi padaku. Tidak.. tidak.. tiiiddaaaaaaaaakkkk....... teriak Eunhyuk sambil berlari sekencang-kencangnya karena tak bisa menerima kondisinya sekarang.

“Dia masih keritis. Kita harus cepat-cepat mendapatkan pendonor ginjal untuknya. Pecahan kaca itu mengenai bagian ginjalnya. Lukanya sangat dalam. Jika dalam waktu 2 jam tidak mendapatkan donor ginjal, aku tak bisa membantu temanmu lebih banyak lagi.”, jelas uisa yang menangani Donghae.
“Donor ginjal..?? Aku tak tahu harus mendapatkannya dimana. Aku hanya temannya. Aku tak bisa memutuskan operasi ini.”, ucap Hyo Jin lemas.

Apa yang harus kulakukan..?? Aku.. aku.. kenapa hatiku... kenapa terasa sangat sakit... donor ginjal... dimana... dimana kau bisa mendapatkan pendonor ginja untukmul.. Oppa.. a.. apa yang harus kulakukan..??

Air mata Hyo Jin mengalir begitu deras. Setengah jam telah berlalu, tapi Hyo Jin belum menemukan pendonor untuk Donghae.

“Eonni..?? Kau sedang apa..??”, terdengar suara seorang namja.
Hyo Jin menoleh ke arahnya.

“Taemin..?? Benarkah itu kau..??”, tanya Hyo Jin memastikan.
“Ne, ini aku. Eonni, wae..??”.
“A..Aku..”, jawabnya terisak.
“Aku baru saja ingin menelponmu. Hyung sudah sadar. Dia sudah agak lebih baik. Dia ingin bertemu denganmu.”.
“Jeongmal..?? Dia sudah sadar..??”.
“Ne.”.
“Kajja...”, ucap Hyo Jin sambil menarik lengan taemin. Dia sudah tidak sabar untuk menemui namjachingunya. Namjachingu yang sangat dirindukannya.

“Oppa...”.

Eunhyuk menoleh dan mendapati yeojanya berdiri di hadapannya. terkembang seulas senyum di wajah pucat Eunhyuk saat melihat Hyo Jin. Dengan perlahan Hyo Jin menghampirinya lalu langsung memeluknya. Tak kuasa lagi menahannya, air mata itu berhasil luluh lagi. Membasahi wajah Hyo Jin.

“Kenapa menangis eum..?? Apa sangat merindukanku eum..??”, ucap Eunhyuk sambil mengelus lembut rambut Hyo Jin.
“Oppa... a.. aku.. aku sangat merindukanmu. Neomu bogoshipoyo oppa...”.
“Aku juga merindukanmu Hyo Jin. Neomu bogoshipo, chagia~”, ucap Eunhyuk sambil mebguatkan pelukannya.

“Mianhae.. apa ada yang bernama nona Shin Hyo Jin disini..??”, tanya seorang ganhosa.
“Ne.. waeyo..??”.
“Ternyata kau disini. Apa bisa keluar sebentar..??”.
“Aa.. ne.”.

“Shin Hyo Jin...??”, tanya uisa.
“Ne..”.
“Rupanya kau juga mengenal Lee Hyuk Jae.”, ucap uisa tersenyum.
“Ne. Mianhae uisa, apa kau juga menangani Hyuk Jae oppa..??”.
“Ne, aku menanganinya. Waeyo..?? Apa ada yang ingin kau ketahui..??”.
“Oppa... Hyuk Jae oppa sakit apa uisa..?? Bisakah kau memberitahukanku..??”.
“Aa.. Lee Hyuk Jae.. Dia namja yang sangat kuat. Dia tak pernah menyerah dengan penyakitnya. Pemuda yang penuh dengan semangat. Dia.. dia menderita kebocoran jantung. Selaput di jantungnya rusak. Darah kotor dan darah bersih bercampur. Kini dia harus hidup dibantu dengan selang-selang bantu untuk menopang hidupnya. Seperti yang kau lihat tadi. Kami belum menemukan pendonor jantung untuknya. Maka daripada itu, hidupnya sngat tergantung dengan kinerja selang-selang itu.”, jelas uisa.

Kebocoran jantung..?? Selang menjadi harapan satu-satunya..?? Belum menemukan pendonor..?? Ada apa ini sebenarnya..?? Oppa, Donghae oppa memerlukan pendonor ginjal... Eunhyuk oppa.. Eunhyuk oppa butuh pendonor jantung...

“Tapi kau tak perlu khawatir, karena tadi aku baru saja mendapatkan  donor jantung untuknya. Dan mengenainya pasien yang bernama Lee Donghae...”, ucap uisa terhenti.
“Wae.. Donghae oppa... Ada apa dengannya..?? Apa yang terjadi padanya uisa..??”, tanyanya penasaran.
“Kenapa kau diam saja uisa... Katakan padaku, ada apa dengan Donghae oppa..??”, tanya Hyo Jin khawatir.
“Mianhae... kami tak dapat menolongnya. Ternyata Lee Donghae kembali pada-Nya lebih cepat dari dugaanku. Mianhae... Aku turut berduka...”, ucap uisa.

“Oppa...”, ucap Hyo Jin saat memasuki sebuah ruangan dimana Donghae tengah tergeletak tak berdaya.

Hyo Jin menangis sejadi-jadinya saat ia melihat tubuh Donghae. Dia sudah tak bernafas.

“Oppaaaaa... oppaaaaaa...”, ucap Hyo Jin serak karena seharian ini dia menangis.
“Ani.. ani... Ini tidak mungkin.”, ucapnya tak percaya.
“Oppa... ini tidak lucu. Oppa cepat bangun... Ini tidak lucu oppa... Bangun oppa, bangun..!!!”, ucap Hyo Jin sambil menggungcang-guncangkan tubuh Donghae.
“Oppa, kenapa kau tak bereaksi... Oppa... bangun... Bangun oppa....”, teriak Hyo Jin sambil terisak.
“Oppaaaaa....”, isaknya.


1 tahun kemudian...

 “1 tahun sudah berlalu dengan cepatnya. Tapi aku masih saja teringat padamu Donghae oppa. Walau kau sudah berada jauh disana tapi separuh nyawamu masih disini. Masih menemaniku hingga hari ini. Gomawo oppa... Walau tak bisa melihat wajahmu lagi, tapi aku bisa melihat bayanganmu lewat Eunhyuk oppa. Kau masih hidup hingga hari ini, kau sama sekali belum pergi meninggalkanku. Thanks for everything... Neol saranghae oppa...”, ucap Hyo Jin tepat didepan makam Donghae.

“Chagia~ mianhae aku terlambat...”.
“Lihatlah oppa... Dia sama persis sekali denganmu. Jika membuat janji denganku, dia pasti selalu terlambat. Sama sepertimu, apa kau ingat oppa... saat kau janji untuk bertemu denganku di pinggir Sungai Han sore itu..?? Kau sudah membuatku menunggu selama 1 setengah jam. Saat kau tiba bukannya meminta maaf padaku atas keterlambatanmu kau malah marah-marah tidak jelas padaku. Aku masih saja mengingat itu oppa...”, ucap Hyo Jin sambil menatap langit di pemakaman.
“Hey Donghae.. apa kau dengar itu. Untung saja sekarang ada disini jika tidak berada disini maka habislah aku dimarahi olehnya. Dia yeoja yang sangat sensitif sejak kepergianmu. Aku tidak boleh salah sedikit padanya. Jika aku sampai melakukannya dia pasti memukulku dengan keras hingga badanku memar-memar.”. gerutu Eunhyuk.
“Ya~ sejak kapan aku berubah menjadi yeoja sesadis itu..?? Aaiisshh, kau seperti yeoja saja. Aku kan tak sengaja melakukannya. Salahmu sendiri kenapa sering membuatku kesal. Dasar namja menyebalkan.”.
“Dengar Donghae.. Kau mendengarkannya kan..?? Lihatlah betapa sensitifnya dia.. Sepertinya aku harus memiliki hati yang tebal untuk menghadapinya.”, ucap Eunhyuk oppa menggoda.
“Oppa... jangan dengarkan dia. Dia selalu bertindak sesukanya. Selalu seperti itu, tak pernah berubah.”, ucap Hyo Jin lalu menggembungkan pipinya berusaha untuk sabar.
“Tapi seperti apa pun sifat Hyo Jin yang jelas dia sudah mengobrak-abrik hatiku. Aku sudah lelah dibuatnya. Aku hanya bisa pasrah dengannya. Aku sudah berantakan. Aku sudah jatuh. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku tak bisa jauh darinya. Dia yang selalu menyemangatiku saat aku terpuruk. Dan satu hal lagi, terima kasih atas pemberian jantungmu ini. kau sudah memberikanku kehidupan yang baru. Karenamu, aku masih berdiri tegak disamping Hyo Jin. Shin Hyo Jin, yeoja yang sama-sama kita cintai. Dan aku berjanji padamu, aku akan menjaganya. Aku akan selalu mencintainya hingga ajalku. Aku tak akan menyiakannya. Gomawo...”, ucap Eunhyuk.


Dear Shin Hyo Jin...

Aku bahagia bisa bertemu denganmu. Aku sangat bahagia bisa mengenalmu. Ini seperti sebuah sonmul yang tak ternilai bagiku karena bisa dekat denganmu. Hyo Jin, mungkin saat kau membaca surat dariku ini aku sudah tidak ada di dunia yang sama denganmu. Tapi percayalah, bayanganku akan selalu menemanimu dimanapun kau berada.
Lewat surat ini aku ingin menyatakan sesuatu padamu. Aku ingin mnegungkapkannya, mian aku tak bisa mengungkapkannya langsung padamu karena saat itu waktunya kurang tepat untukku. Hyo Jin, aku belum pernah bertemu dengan yeoja keras kepala sepertimu.
Hyo Jin, apa kau ingat saat kau masih berseragam SMA dulu..?? Kau ingat tidak saat ada seorang namja yang tidak sengaja hampir menabrakmu dengan motor..?? Apa kau ingat kejadian itu..?? Ya, namja itu adalah aku. aku yang hampir menabrakmu hanya kerena menghindari anak kucing yang tiba-tiba saja menyebrang jalan. aku sungguh sangat tidak sengaja dan aku malah menjatuhkan buku-buku yang kau bawa hingga salah satunya rusak karena jatuh ke kubangan air. Aku mencaci makiku, memarahiku dan memukuliku dengan buku-buku yang kau bawa itu. apa kau ingat itu..?? Aku suka teringat akan kejadian itu dan tertawa sendiri jika mengingatnya.
Apa kau juga ingat saat di kedai di ujung jalan rumahmu..?? Aku tak sengaja menumpahkan kuah mie ke tubuhmu karena salah satu tali sepatuku terlepas dan aku menginjaknya. Aah, tentu saja kau tak tahu sebabnya. Aku membuatmu marah besar saat itu. Kau ingat juga tidak saat aku tak sengaja mencipratimu dengan air kubangan di pinggir jalan saat kau akan pergi..?? Hari itu aku menyiramimu hingga 2 kali ditempat yang sama pula.. Dan kau harus kembali lagi kerumah untuk mengganti pakaianmu. Kau pasti ingat itu kan..??
Aah, terlalu banyak memori menyebalkan yang kuukir untukmu... Sama sekali tak ada kenangan manis yang kutinggalkan untukmu. Aku sangat menyesal untuk hal itu. Tapi walau kenangan itu menyebalkan, bagiku itu adalah kenangan termanis bahkan yang paling termanis yang kuberikan untukmu.
Bicara soal Hyuk Jae.. ya, namja yang sering kau sebut paling menyebalkan... Eum.. aku bingung apa yang akan kukatakan tentangnya. Kurasa kau harus menghentikan pertengkaran-pertengkaran kecil dengannya. Sebenarnya kalian itu saling mengerti satu sama lain hanya saja cara kalian itu sangat berbeda dengan pasangan kekasih kebanyakan. Aku bingung harus berkomentar apa seputar hubungan kalian. Aku benar-benar bingung.
Untuk HYUK JAE, jagalah dia untukku. Jangan siakan dia, jangan membuatnya menangis. Jika kau sampai menyiakan dan membuatnya menangis maka arwahku akan terus-menerus menerormu. Kau ingat itu..!!!
Mungkin hanya itu yang bisa kutulis, sebenarnya masih banyak yang ingin kusampaikan untuk kalian. Tapi aku sudah letih untuk menulis surat sepanjang ini. Tanganku sudah lelah. Lagipula jika aku menulisnya terlalu panjang kalian pasti akan merasa seperti sedang kubuatkan sebuah dongeng.
Sudah ya... sampai bertemu di kehidupan selanjutnya. Dan untuk HYUK JAE... ini sangat penting untuk kau simak. Di kehidupan selanjutnya, akulah yang akan menemani Shin Hyo Jin. Aku yang akan menjadi namjachingunya.


--THE END--

0 comments:

Posting Komentar