01 Mei 2012

Fanfiction "Piece of Memories" Part 3



Main Cast        :   Shin Hyo Jin
                           Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
                           Lee Dong Hae a.k.a Donghae
                           Song Yi Seul
                           Lee Jinki a.k.a Onew
Support Cast    :   Lee Taemin a.k.a Taemin
Genre               :  Romance, Sad,



Cerita sebelumnya ....


“Mianhae....”, ucap Hyo Jin penuh kesalahan.
“Kya~ kemana matamu hah..... Kalau berjalan yang benar..... Apa kau tidak bisa berjalan dengan benar hah.... Karenamu, kemejaku menjadi basah seperti ini....”, bentak namja itu.
“Ya... bukankah aku sudah meminta maaf padamu. Aku tidak sengaja lagipula aku tak melihatmu berdiri disini. Salahmu sendiri kenapa berdiri tepat di tikungan.”, ucap Hyo Jin meninggikan nada suaranya.


-----

Namja itu pun melepas kemejanya. Dan langsung melemparnya ke muka Hyo Jin.

“Laundry kemejaku... Aku akan menemuimu pukul 5 di hall. Jangan terlambat atau akan kuhabisi kau....”, ucapnya cuek.
“Mwo...???”.


Dengan tak sopannya namja itu meraih ponsel Hyo Jin lalu menghubungi ponselnya dengan ponsel Hyo Jin.

“Baiklah, aku sudah mendapatkan nomor ponselmu. Kau tak akan pernah bisa lari dariku. Awas kau...”, ucapnya dingin sambil meninggalkan Hyo Jin yang tengah kesal karena ulahnya.

Di O Laundry....

“Lihatlah betapa menyebalkannya sunbae itu... Andai saja dia bukan sunbae di kampus ini... Sudah kuhabisi dia dengan tanganku sendiri...”, ucapnya kesal.
“Aku tak pernah melihatnya... Siapa dia...???”, ucap Yi Seul sambil mencoba mengingat-ingat sunbae di kampusnya.
“Molla... lihat saja. Aku akan membuat perhitungan dengannya nanti. Seenaknya saja menindasku.”, ucapnya yang kini tengah meremas-remas kedua tangannya.
“Sudahlah Hyo Jin-ah, lupakan saja. Kita tak perlu membuat-buat masalah seperti itu. nanti bisa menjadi masalah besar dan bisa merepotkanmu sendiri.”, ucap Yi Seul mencoba meredam kemarahan sahabatnya.

Hampir pukul 5 di hall...

“Kemana yeoja pabo itu..??”, ucapnya cuek.
“Ya... ini sudah hampir pukul 5. Apa kau masih akan tetap menunggunya...??”.

Muncullah ide jahilnya. Kini jemarinya tengah sibuk mengetik. Ia pun mengirimnya.

“Success... kena kau. Sembarangan saja berkata seperti itu padaku.”, gerutunya.
“Kajja... aku sudah bosan menunggunya. Yeoja itu sudah pabo ternyata lelet juga. Kajja... kita pergi dari sini.”, ucapnya lagi.

Ia pun meninggalkan hall.

Ffffhhhh.....”, Hyo Jin menghela nafas panjang.
“Kemana dia.”, ucapnya sambil mencari sosok sunbae tidak berperasaan itu.

Jemarinya sibuk mengirim pesan ke sunbae yang mengerjainya tadi.

I want to start start start
I want to start start start

From : Pabo Sunbae
Kau lelet sekali. Ini salahmu sendiri. Bawa pulang kemejaku. Besok harus kau bawa dan antarkan keruang kelasku di 08-C. Antarkan sebelum pukul 09.30. Jika telat lagi, kau akan mendapat masalah besar.

“Aaiisshh... namja ini.... Ssshh, kau benar-benar orang yang tak berperikemanusiaan.”, ucap Hyo Jin kesal setelah membaca pesan tersebut.

Keesokan harinya...

“Kya~ aku bisa terlambat......”.

Dengan terburu-buru hyo Jin menuju kampus. Tak lupa ia membawa kemeja sunbae itu. dia tidak ingin terlibat masalah dengan sunbae yang dianggapnya pabo itu.

“08-C.... Ya~ kutemukan kau...”, ucapnya sambil menunjuk papan yang tergantung di atas pintu kelas.

Ia pun melihat ke dalam lewat jendela kecil di pintu.

“Tidak ada subae selain dia. Baguslah, tak ada dosen juga. Aku harus cepat-cepat mngembalikannya sebelum mata kuliah dimulai.”, gumamnya.

Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang kelas sunbae itu. sungguh betapa kagetnya ia, ternyata di dalam ruang cukup lumayan banyak sunbae. Tapi mau tidak mau dia harus masuk dan menemuinya.

“Hey.. hey.. lihat. Bukankah yeoja itu junior kita.”, kata salah satu sunbae namja di kelas itu.
“Kya~ siapa yang akan ditemuinya...”, ucap yang lainnya.
“Yeppeo juga junior itu...”,komentar sunbae yang berkemeja hitam.

Hyo Jin tak memperdulikan ucapan sunbae-sunbae itu. mata dan langkahnya kini tertuju ke sunbae yang telah mengerjainya kemarin.

“Ini kemejamu...”, ucapnya sambil meletakkan kemeja itu di mejanya.
“Kukira kau akan terlambat lagi seperti kemarin.”, komentarnya dingin.
“Aku hanya terlambat beberapa menit saja. Kenapa kau...”
“Aku paling tidak suka menunggu. Sangat membosankan.”, ucapnya memotong pembicaraan Hyo Jin.
“Kau.. Ssshh...”.
“Ini, ambillah. Biaya penggantian laundry kemejaku kemarin.”, ucapnya sambil melempar beberapa lembar uang dimejanya.
“Mwo...??”.
“Ambil, kugantikan uangmu.”, ucapnya cuek.

Tanpa mereka sadari mereka tengah diperhatikan seisi kelas.

“Kau ingin aku mengambilnya...???”, ucapnya sambil memaksakan senyumnya.
“Ne...”.
“Baiklah. Akan kulakukan.”.

Hyo Jin pun mengambil lembaran uang yang dilempar sunbae itu. hanya dalam hitungan detik ia pun melempar kembali lembaran itu dan hampir mengenai wajah sunbae itu.

“Ambil kembali uangmu. Kau tak perlu repot-repot mengembalikannya padaku. Anggap saja laundry itu sebagai ucapan permintaan maafku padamu. Aku tak ingin berususan denganmu. Tak akan ada gunanya bagiku.”, ucap Hyo Jin tegas lalu pergi keluar meninggalkan sunbae itu mematung bersama dengan teman-teman sekelasnya.

“Enak saja memperlakukanku seperti itu di hadapan teman-temannya. Dia kira aku itu yeoja seperti apa sampai memperlakukanku seperti itu. Rasakan pembalasanku.”, gerutunya sambil tersenyum evil.


“Segelas cappucino...”, ucap Hyo Jin.

“Gomawo...”, ucapnya sambil tersenyum.

“Hyo Jin-ah, apa benar kau melakukan itu padanya...??”.
“Ne, wae..??”.
“Kya~ kau hebat sekali..”, komentar Yi Seul sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

“Shin Hyo Jin...”.

Terdengar suara seorang namja memanggilnya dengan ragu. Hyo Jin pun menoleh dan memandangi namja itu. sosok itu, ia mengenalinya. Hyo Jin pun melemparkan senyum terbaiknya ke namja itu.

“Annyeong...”.
“Annyeong...”, ucap Hyo Jin dan Yi Seul bersamaan.
“Cukup lama tak bertemu. Apa kabar..?? Apa aku mengganggu..??”
“Iya, cukup lama tak bertemu. Aku baik saja. Bagaimana dengan dirimu..??”, ucap Hyo Jin.
“Ani ani, kau sama sekali tidak mengganggu. Kau malah secara tak langsung membantuku.”, ucap Yi Seul.
“Aku baik saja. Kau bilang tadi membantumu..?? Maksudnya..??”
“Kebetulan aku harus segera pergi. Kedatanganmu disini sangat membantuku. Tolong kau temani Hyo Jin menghabiskan cappucinonya. Aku pergi duluan. Pai....”

Yi Seul pergi meninggalkan mereka berdua. Dia sengaja melakukannya. Ia tak ingin mengganggu sahabatnya itu.

“Kya~ ada apa dengannya, kenapa jadi terburu-buru seperti itu...??”,celoteh Hyo Jin.
“Mungkin ada keperluan mendadak yang mengharuskannya pergi.”,komentar namja di hadapannya.
“A ne.. Mungkin memang seperti itu.”

Cukup lama mereka berbincang di coffee shop itu.

“Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan.”, ucap Hyo Jin.
“Tadi sepertinya aku tak sengaja mendengar perbincangan antara dirimu dengan Yi Seul. Bukankah kau ingin ke Sungai Han sore ini..??”.
“A... ne. Rupanya kau mendengarnya.”, ucap Hyo Jin.
“Bagaimana kalau aku antarkan kesana. Kebetulan aku juga ingin kesana. Sudah lama aku tidak kesana.”
“Apa tidak merepotkanmu..??”.
“Ani...”, jawab namja itu sambil tersenyum manis pada Hyo Jin.

Aahh... senyum itu... aku tak pernah bisa melupakannya... gumam Hyo Jin sambil mengikuti langkah Onew menuju motor yang diparkirkannya di depan coffee shop.

“Ini helmmu, kenakanlah. Kajja... kurasa kau tidak ingin melewatkan sore indah di Sungai Han.”, ucapnya sambil tersenyum lagi.
“A, ne.”.

Dengan sedikit ragu iapun naik. Mencoba senyaman mungkin selama diboncengi Onew. Onew yang merasa kalau yeoja yang diboncenginya merasa sedikit agak tidak nyaman, ia pun mencoba mengajaknya berbincang agar suasana diantara mereka tidak kaku.

Chiiiiitttt.....

Tiba-tiba saja seekor kucing berwarna putih melintas, memotong jalur Onew. Sontak motor itu berhenti dengan mendadak. Hyo Jin yang tidak tahu apa yang akan terjadi, saat perhentian mendadak itu kedua tangannya dengan tidak sengaja memeluk pinggang namja yang membocenginya.

“Gwaechana...??”, tanya Onew sedikit panik.
“Gwaechan.”.
“Mianhae... tadi kucing putih itu sepertinya ingin menyebrang jalan.”, jelas Onew sambil menunjuk ke arah kucing yang sudah lari terbirit-birit karena kejadian tadi.
“A, gwaechan.”, ucap Hyo Jin sambil tersenyum.
“Syukurlah. Semoga kita tidak akan melewatkannya ya...??”, ucap Onew sambil tersenyum manis.
“Huum...”, sahut Hyo Jin diikuti anggukan kepala serta senyuman yang menghiasi wajah imutnya.

Sesampainya di Sungai Han...

“Sepertinya kita belum melewatkannya.”, ucap Onew sambil melepas helm yang dikenakannya.

Ia baru tersadar kalau rupanya kedua tangan Hyo Jin masih melingkar dengan nyaman di pinggangnya. Hyo Jin yang menyadari senyuman Onew yang agak sedikit tersipu, ia pun mengalihkan pandangannya pada dirinya.

Apa ada yang salah dengan penampilanku..?? Di mana..?? Kenapa ia tersenyum tersipu seperti itu..??

Hyo Jin pun menyadarinya.

Kya~..... Omo~ pantas saja ia tersenyum seperti itu....

“Mianhae...”, ucap Hyo Jin sambil tertunduk setelah melepaskan pelukannya.
“Gwaechan... Pasti karena tadi aku mengerem mendadak. Harusnya aku yang bilang seperti itu.”, ucapnya sambil tertawa kecil.
“Sudahlah, tak perlu membahas masalah itu. Kajja... aku senang sekali jika duduk di pinggir sungai.”

Hyo Jin hanya mengangguk pelan. Perasaannya masih tak menentu, menyadari kedua tangannya tengah melingkar dengan nyamannya di pinggang Onew tanpa permisi.

Setibanya di pinggir sungai, mereka hanya terdiam. Tak satupun kata terucap dari bibir mereka. Sepertinya mereka sangat menikmati pemandangan Sungai Han sore itu. Mereka sibuk dengan khayalan masing-masing.

“Apa kau sering kesini..??”, tanya Onew memecah keheningan di antara mereka.
“Huum... aku suka sekali kesini. Tenang, nyaman dan sangat indah di sore hari. Jika berada disini aku bisa dengan sekejap melupakan semua masalahku. Aku bisa melepaskan semua beban di pundakku. ”, jawab Hyo Jin sambil memandangi aliran Sungai Han.
“Ternyata memang seperti inilah kehidupanmu.”
“Mwo..??”, ucapnya kaget.

Onew hanya tersenyum dengan manisnya. Lalu kembali menatapi air yang mengalir dengan bebasnya. Sedangkan Hyo Jin masih bingung dengan perkataan Onew. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

“Jika dibandingkan denganku....Apa tempat ini masih menjadi pilihan utamamu untuk bersandar..??”, ucap Onew tiba-tiba.

Hyo Jin makin tidak mengerti dengan maksud perkataannya. Kalimat-kalimat itu dengan suksesnya membuat pikirannya berputar lebih keras lagi. Menelaah kata satu per satu dari kalimat yang di ucapkan namja disebelahnya.

Di depan rumah...

“Kajja... masuklah. Udaranya sudah mulai dingin. Kau bisa sakit jika terlalu lama berdiri diluar.”, ucap Onew sambil mengelus lembut rambut Hyo Jin.

Hyo Jin hanya tersipu malu karena perlakuan Onew padanya. Ia sama sekali tidak membayangkan bisa bertemu dan sedekat itu dengan namja seperti Onew.

Dari kejauhan nampak seorang namja sedang memperhatikan mereka berdua setibanya mereka di depan rumah Hyo Jin.

“Apa yang dilakukan saengku di depan rumah itu...??”, gumamnya sambil terus memperhatikan mereka berdua.
“Tunggu sebentar.....”, tiba-tiba ia menangkap jelas sosok yeoja dihadapan saengnya itu.
“Bukankah yeoja itu......”, lanjutnya sambil menunjuk yeoja itu.
“Ya.... Apa yang dilakukan saengku dengan yeoja pabo itu.... Ssshh.... menyebalkan sekali melihatnya. Rupanya kau ingin mendekati saengku hah..!!!! Jangan kau kira aku akan membiarkanmu mendekatinya. Kau itu tidak pantas.”, cerocosnya kesal.
“Jangankan untuk menjadi yeojachingunya. Berdiri dekat-dekat seperti itu dengannya saja kau tidak pantas. Huuh... liat saja besok. Aku akan membuat perhitungan denganmu.”, ucapnya lagi lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Ia sudah muak melihat semuanya.

Keesokan harinya ...

“Omo~ apa yang kulakukan disini....???”, keluhnya sambil memegangi keningnya.

Pagi itu ia tengah menunggu sesosok yeoja yang di lihatnya malam tadi. Ia ingin dengan segera membuat perhitungan dengan yeoja yang bernama Shin Hyo Jin. Ya, dia sudah berjanji pada dirinya untuk menjauhkan yeoja itu dari dongsaengnya.

Di depan hall ...

Hyo Jin tidak ada kegiatan kuliah tapi ia punya kegiatan ekstra di luar kegiatan rutinitasnya. Pagi ini Hyo Jin harus latihan dance dan sepertinya seharian ini dia harus terus menerus berada di hall untuk berlatih.

“Ya~ Hyo Jin-ah...”, teriak seorang yeoja memanggilnya dari kejauhan.

Hyo Jin menghentikan langkahnya dan berputar ke arah suara itu. Nampak dari kejauhan Song Eun Soo melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum. Hyo Jin pun membalas lambaian tangan serta senyuman Eun Soo.

“Annyeong...”, sapa Eun Soo sambil berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah.
“Kya~ kenapa kau berlari-lari seperti itu..?? Bukankah ini masih belum terlambat..?? Apa saat terbangun tadi kau tidak melihat jam di kamarmu sampai-sampai harus berlari-lari seperti itu..??”.
“Ya~ aku masih terengah-engah seperti ini kau malah membrondongiku dengan pertanyaan-pertanyaan itu..??”, sahut Eun Soo setengah kesal.
“A.. mianhae. Aku hanya bingung saja.”.
“Memangnya sekarang pukul berapa..??”, tanya Eun Soo polos.
“Kya~ rupanya kau memang belum mengeceknya. Aaiisshh... lihatlah sendiri.”, ucap Hyo Jin sambil mengarahkan lengannya ke hadapan wajah Eun Soo.
“Mwo..?? Kya~ untuk apa aku berlarian pagi ini. ternyata masih ada waktu 20 menit lagi. Aaiisshh.... pabo....”, ucapnya sambil memegangi keningnya.


“Bukankah yeoja itu yang kutunggu-tunggu sejak tadi..??”, gumamnya.
“Tapi..... Apa yang dia lakukan di depan hall..?? Apa dia itu........”.

Karena kurang dari 7 hari lagi grup kesenian di kampus mereka akan mengikuti lomba kesenian antar universitas se-Seoul maka hari ini mereka tengah gencar-gencarnya berlatih untuk mengikuti perlombaan tersebut.

Siang hari di kantin universitas...

“Kenapa Yi Seul-ah lama sekali..??”, gerutu Eun Soo.
“Paling-paling dia sedang berdandan di toilet. Kau tau sendirikan bagaimana tingkahnya. Sudahlah tak usah repot-repot kau pikirkan. Sebentar lagi dia juga akan terlihat.”, ucap Hyo Jin cuek sambil meletakkan makan siang pesanannya dan pesanan Yi Seul.

Benar saja apa kata Hyo Jin, tak lama Yi Seul muncul dan dengan santainya langsung duduk manis di tengah-tengah mereka yang tengah asik berbincang-bincang tentang latihan mereka barusan.

“Bagaimana dengan latihannya..?? Apa ada yang membosankan..??”, tanya Yi Seul.
“Ani...”, jawab Eun Soo dan Hyo Jin bersamaan sambil menggelengkan kepala mereka.
“Apa setelah ini latihan lagi..??”.
“Huum..”.
“Ne Yi Seul-ah. Sepertinya hingga sore kami akan berlatih.”, ucap Eun Soo memperjelas gumam Hyo Jin.
“Mwo..?? hingga sore hari..!!!! Apa kallian tidak lelah seharian ini berlatih..??”.

Mereka hanya menggeleng. Tanpa mereka sadari daritadi seorang sunbae tengah menguping pembicaraan mereka.

Ya~ Hyo Jin... kena kau hari ini... gerutu sunbae itu sambil tersenyum evil.

Saat sore hari.....

Rupanya yeoja itu lihai juga.... Kukira dia hanya bisa membuat ulah saja.... gumam sunbae itu sambil terus menatapi Hyo Jin yang tengah asik latihan menari di hall.

“Kau sudah selesai berlatihkan...?? Sekarang bantu aku...!!!”, ucapnya saat Hyo Jin baru saja keluar dari ruangan.

Dan tanpa mempedulikan jawaban darinya, sunbae itu langsung menarik lengan Hyo Jin dan membawanya pergi dari situ.

--Hyo Jin pov--
“Kau sudah selesai berlatihkan...?? Sekarang bantu aku...!!!”, ucapnya saat aku baru saja keluar dari ruangan.

Mwo...?!!!! Apa-apaan dia..!!! Seenak-enaknya saja mengucapkan kalimat itu...!!!!!

Diapun meraih lenganku. Tanpa memperdulikan apa jawabanku, sunbae yang satu ini langsung menarikku agar segera pergi dari tempat itu. Aku tak tahu kemana sunbae ini akan membawaku. Aku benci jika diperlakuakn seperti ini. Ingin rasanya menghempaskan tangannya yang sedang memegang lenganku tapi sepertinya aku tak memiliki kekuatan untuk melakukan hal itu. Kini aku hanya bisa pasrah dengan perlakuannya.

“Cuci mobilku sampai bersih. Jika sudah selesai telpon aku..”, ucap sunbae menyebalkan ini padaku dengan nada suara datarnya.
“Mwo..?? Kau kira aku siapa..?? Cuci saja sendiri..??”, bantahku.

0 comments:

Posting Komentar