Main
Cast : Shin Hyo Jin
Lee
Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Lee
Dong Hae a.k.a Donghae
Song
Yi Seul
Lee
Jinki a.k.a Onew
Support
Cast : Lee Taemin a.k.a Taemin
Genre
: Romance, Sad,
--Shin Hyo Jin pov--
Naneun ne Hyo
Jin, Shin Hyo Jin imnida. Aku dilahirkan pada 13 Mei 1996. Bagi kebanyakan
orang angka 13 itu angka sial tapi kurasa itu tak berlaku padaku. Bukannya aku
sombong atau apa, tapi selama ini aku belum menemukan kesialan yang menimpa
diriku. Maksudku kesialan yang teramat sangat bagiku. Ngomong-ngomong soal
sial, semua orang pasti pernah merasakannya termasuk aku.
Pernah suatu
ketika saat aku akan pergi bersama dengan teman-teman SMPku dulu, hari itu
kalau tidak salah aku mengenakan long navy jeans, sneakers merah high top, kaos
hitam yang sengaja kudobel lagi dengan flanel merah, topi navy yang menutupi
rambut dikepalaku dan tak lupa tas hitam kesayanganku. Saat itu aku sedang
berjalan menuju halte bis, pagi tadi memang habis hujan jadi sepanjang jalan
yang kulewati basah dan terdapat cukup banyak kubangan disisi jalan. Dengan
tergesa-gesa aku berjalan menuju halte sambil endengarkan musik lewat ipod
orangeku. Saat akan menyebrang kesisi jalan yang satunya hampir saja aku
tertabrak motor. Aku akui itu memang salahku juga, menyebrang tanpa melihat ke
arah belakangku aku main menyebrang saja. Tapi namja itu juga salah, sudah tahu
akan ada yang menyebrang bukannya mengambil sisi jalan yang lain dia malah
terus melajukan motornya. Kurang dari 5 cm lagi lututku hampir dicium ban
depannya. Sontak saja aku kaget, lalu ia membuka helmnya dan berteriak-teriak
karena marah padaku. Karena aku tak mau kalah aku juga ngomel-ngomel padanya.
"Enak
saja aku yang salah..!!! Kau juga salah tahu..!!! Tak bisa sepihak saja kau
menyalahkanku...!!!", ucapku ketus pada namja itu.
"Ya~ enak
saja. Jelas-jelas kau datang menghampiri motorku kenapa kau malah
menyalahkanku. Makanya kalau mau menyebrang tengok-tengok dulu. Dasar yeoja
pabo..!!!", ucapnya sambil menoyol kepalaku.
"Mwo..??
Apa yang kau lakukan..?? Kasar sekali kau..!!! Ummaku saja tak pernah
menoyol kepalaku seperti itu..!!!", ucapku sambil menendang kakinya.
"Aigoo~
sakittt....", rintihnya.
"Rasakan...!!!",
ucapku sambil berlari menjauh darinya.
Sial..!!!
Kenapa aku harus bertemu dengan namja kasar seperti dia hari ini... Merusak
moodku saja... keluhku dalam hati.
Karena lelah
berlari, akupun terhenti sejenak lalu melanjutkannya dengan berjalan santai.
Kuarahkan pandanganku ke belakang. Sepertinya aku sudah berhasil menjauh
darinya dan mungkin juga namja kasar itu tak searah denganku. Baguslah kalau
begitu, aku bisa berjalan dengan santai sambil mendengar alunan melodi dari
ipodku. Tanpa kuketahui siapa dan apa maksudnya, tiba-tiba saja aku terkena
cipratan dari genangan disampingku. Dan parahnya lagi ternyata namja sialan itu
yang melakukannya.
Geram dengan
sikapnya, aku menghampirinya dan mencaci makinya. Setelah aku puas aku menampar
salah satu pipinya.
Plaaakk...
"Kyaa~
apa yang kau lakukan yeoja pabo..?? Kasar sekali, ternyata bukan hanya pabo
tapi kau juga kasar...", ucapnya sambil memegangi pipinya yang kutampar
tadi.
"Harusnya
kau minta maaf padaku. Lihatlah..!!!", ucapku sambil menunjukkan flanelku
yang basah dan kotor akibat cipratan tadi.
"Ya~ itu
kan salahmu sendiri.", ucap namja itu santai.
"Salah
bagaimana maksudmu..?? Apa karena tadi..?? Picik sekali kau...", ucapku
geram.
"Bukan
hanya karena itu, tapi kau juga salah saat ini. Lihat, kau jalan bukan
dipinggir jalan. Mana ada orang berjalan ditengah-tengah jalan. Kau itu benar-benar
pabo...", ucapnya sambil tersenyum evil.
Semenjak
kejadian itu jika kuhitung-hitung, hampir tiap bulan aku bertemu dengan namja
tak tahu diri itu. Ya~ menyebalkan sekali. Tiap bertemu dengannya selalu saja
ada kesialan yang menimpaku. Semua kesialan itu bukan datang dariku saja tapi
dari namja tak tahu diri itu juga. Mulai dari hampir menabrakku, membasahi
flanel serta merusak moodku pada hari itu, menjatuhkan dan menghancurkan
catatan fisikaku, menginjak hasil print tugas sastraku yang saat itu sudah
harus dikumpulkan sehingga aku harus mengeprint ulang. Belum lagi saat aku
makan bersama dengan temanku, ia menyenggol gelas yang masih terisi penuh,
alhasil jeansku basah kuyup seperti orang kebanjiran padahal cuaca sangat terang,
Saat aku kembali dari mini market yang jaraknya hanya beberapa blok dari blok
rumahku, dia menabrak barang belanjaanku. Hanya dalam hitungan detik
telur-telur yang tadinya akan kugunakan untuk membuat cake hancur lebur
ditabraknya, bukannya mengganti telur-telur itu dia hanya meminta maaf saja.
Memang dasar namja tak tahu diri itu menyebalkan.
Tapi kini
semenjak aku duduk di bangku SMA, aku sudah tak melihat ataupun berpapasan
dengannya. Mungkin karena waktu sekolahku yang baru kembali kerumah disore hari.
Syukurlah, setidaknya tak ada lagi yang akan merusak tugas-tugasku. Kalau
sampai hal itu terjadi lagi, aku akan mencincangnya hingga bagian terkecil. Tak
akan ada rasa ampun untuknya. Pelajaran di SMA jauh cukup sulit bagiku.
Bukannya aku malas, tapi memang songsaenimnya saja yang cara mengajarnya
seenaknya sendiri. Semua teman-teman sekelasku mengeluh dengan cara belajarnya.
Jujur saja, diantara semua teman sekelasku aku yang mendapat nilai paling
tinggi dipelajarannya. Makanya setiap ada waktu kosong saat jam pelajaran
mereka selalu memintaku untuk mengulangi materi yang sudah disampaikan oleh
songsaenim itu. Mau tak mau aku harus mengajari mereka. Kami masuk SMA
bersama-sama, luluspun juga harus bersama-sama tapi tentunya dengan cara yang
fair.
Sekarang aku
sedang menunggu kedatangan temanku. Song Yi Seul, dia sudah janji akan
menjemputku. Sepertinya ia akan mengajakku untuk shopping. Ya~ dia memang
senang sekali berbelanja. Sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat
melelahkan bagi kedua kakiku.
--Shin Hyo Jin pov
end--
--Song Yi Seul
pov--
"Kajja
Hyo Jin-ah... kenapa jalanmu lamban sekali..??".
"Iya..
iya... Ini sudah cepat Yi Seul-ah. Kau yang terlalu bersemangat hari ini.",
ucapnya sambil menggerutu.
Tapi aku tak
mempedulikannya, mataku sudah terbius oleh heels berwarna gold di outlet
sebelah sana. Aku harus cepat jika tidak heels itu akan raib.
"Kajja...
kenapa lama sekali. Nanti heelsku bisa raib Hyo Jin-ah..",
kataku sambil menarik paksa lengan sahabatku agar menyamakan langkahnya denganku.
Di Outlet
Mintz...
"Akhirnya....",
kataku sambil meraih heels goldku.
"Hey Hyo
Jin-ah, menurutmu bagaimana heels ini. Bagus tidak..??", tanyaku sambil
menunjukkan heels yang kumaksud kehadapan wajahnya.
"Mwo..??
Kau mau heels ini..??", ucapnya kaget sambil memegangi heels gold yang
kuinginkan.
Aku hanya
mengangguk dengan semangat. Aku tahu pasti dia tidak suka karena belum genap 2
minggu aku sudah membeli heels lagi. Bagiku dia bukan hanya sekedar sahabat,
tapi dia itu juga eonni, yeodongsaeng sekaligus penasihat keuanganku. Hahaha,
mungkin terdengar begitu gila. Anak SMA memiliki penasihat keuangan dan
parahnya lagi penasihat itu adalah sahabatku sendiri. Tak apalah setidaknya ada
yang mengingatkanku untuk tak berbelanja lebih tiap bulannya.
"Bagaimana..??".
"Coba kau
pakai", jawabnya sambil memberikan heels gold tadi.
Akupun
mencobanya. Sangat cantik, desain dan bentuknya sangat cantik. Aku sangat
menyukainya, sangat menyukainya.
"Hyo Jin-ah...",
dengan setengah berteriak aku memanggilnya.
Ia berjalan
menghampiriku. Menatapku dari ujung kaki hingga ujung rambut lalu kembali lagi
hingga ke ujung kaki. Ya~ apa-apaan dia, kenapa malah menatapku seperti
itu....
"Ya~
kenapa kau menatapku seperti itu Hyo Jin..?? Kau membuatku takut...",
ucapku merinding.
"Nice
heels...", jawabnya sambil tersenyum.
"Jadi....".
"Jadi
apa..??", ucapnya tiba-tiba.
"Kau
mengagetkanku saja Hyo Jin-ah. Maksudku, jadi.... aku bolehkan membeli heels
ini..??? Jebaaaallll......", ucapku dengan mengeluarkan jurus puppy eyes.
"Tak perlu
menunjukkan tatapan seperti itu padaku. Sekalipun kularang kau tak akan
mendengarkannya Yi Seul-ah. Jadi, terserah kau saja.", ucapnya sambil duduk.
Aku
berkeliling lagi. Aku juga ingin melihat Hyo Jin memakai heels dan dia juga
harus memilikinya.
"Hyo Jin-ah cepat
kesini....".
"Ada apa
lagi..??", tanyanya begitu tiba disampingku.
"Ini,
cobalah.", kataku sambil tersenyum dan menyerahkan heels berwarna silver.
"Mwo..??".
"Hey, kau
harus mencobanya. Jika aku lihat ternyata cocok maka kau harus membelinya.
Ayolah Hyo Jin-ah jangan selalu mengenakan sneakers. Tidak mungkin kau pergi ke pesta
dengan sneakers itu. Ayo, cepat coba!!!", kataku sedikit membentak.
"Baiklah...".
Omona... betapa yeppeonya Hyo Jin-ah. Kenapa ia
tidak berdandan saja, kalau seperti ini pasti akan banyak namja yang
menyukainya... Aah tapi dasar Hyo Jin mana mungkin ia mau repot-repot berdandan
kalau bepergian keluar. Aku ingin melihatnya berjalan sambil mengenakan heels
itu...
“Hyo Jin-ah bisakah kau berjalan dari ujung sana hingga ketempatku berdiri
sekarang..??”.
“Mwo..??”.
“Jeebaaaaaalll...?!!!!”.
“Ah ne. Permintaanmu kali ini ada-ada saja Yi Seul-ah...”.
Ia pun menuruti permintaanku. Ia sungguh-sungguh melakukannya. Omona~ dia
memang benar-benar yeppeo. Aku sama sekali tak pernah melihatnya mengenakan
heels, aku benar-benar dibuat takjub olehnya. Ia sangat lancar sekali berjalan
dengan heels itu. Ia terlihat seperti sering sekali mengenakan heels.
Langkahnya sangat rapi dan teratur, seperti sudah biasa mengenakan heels.
Omona~.
“Kurasa kau
harus memilikinya Hyo Jin.”, kataku sambil berjlana menuju kasir.
“Mwo..?? Untuk
apa aku membeli heels ini..??”, ucapnya tak setuju.
“Kau pasti
akan membutuhkannya Hyo Jin. Kau harus membelinya. Kau harus menuruti apa
kataku hari ini. Arasseo..!!!!”, ucapku sedikit membentak.
“Ara…”, jawabnya dengan terpaksa.
Akhirnya aku berhasil membuatnya menuruti apa kataku….
--Song Yi Seul
pov end--
--Eunhyuk pov--
“Ya~ kenapa hari ini sangat membosankan sekali. Mungkin aku harus
berjalan-jalan keluar sebentar. Sepertinya sudah lama aku tak pergi ke Doota
Mall. Ya, aku ke Dotta Mall saja barangkali aku bisa bertemu dengan
teman-temanku.”, ucapku sambil bangkit dari tempat tidurku.
Akupun bersiap-siap, berganti pakaian. Dengan segera aku melajukan motor kesayanganku.
Sesampainya di parkiran Dotta Mall, aku melangkahkan kakiku untuk masuk ke
dalamnya. Berkeliling-keliling berharap dapat menemukan sesuatu yang bisa
menarik perhatianku. Saat melewati Outlet Mintz, pandanganku tertuju pada
seorang yeoja yang berada di dalamnya yang entah sedang melakukan apa. Cukup
lama aku terbuai karenanya. Dia begitu yeppeo bagiku. Samar-samar kudengar
percakapan kedua yeoja itu.
"Mwo..??".
"Hey, kau
harus mencobanya. Jika aku lihat ternyata cocok maka kau harus membelinya. Ayolah
Hyo Jin-ah jangan selalu mengenakan sneakers. Tidak mungkin kau pergi ke pesta
dengan sneakers itu. Ayo, cepat coba!!!", kata teman yeoja itu dengan
sedikit membentak.
"Baiklah...".
“Hyo Jin-ah bisakah kau berjalan dari ujung sana hingga ketempatku berdiri
sekarang..??”.
“Mwo..??”.
“Jeebaaaaaalll...?!!!!”.
“Ah ne. Permintaanmu kali ini ada-ada saja Yi Seul-ah...”.
Kyaa~ ternyata nama yeoja itu Hyo Jin. Ya, kurasa aku tak salah dengar.
Namanya Hyo Jin. Aku akan mengingat nama itu.
“Kurasa kau
harus memilikinya Hyo Jin-ah.”, kata temannya.
“Mwo..?? Untuk
apa aku membeli heels ini..??”.
Suaranya terdengar seperti tak setuju dengan perkataan temannya itu.
Wae...??? Bukankah yeoja yeppeo seperti dia biasanya memang selalu mengenakan
wedges ataupun high heels. Ada apa dengannya...????
“Kau pasti
akan membutuhkannya Hyo Jin. Kau harus membelinya. Kau harus menuruti apa
kataku hari ini. Arasseo..!!!!”.
“Ara…”.
Kurasa ia tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan temannya itu.
Akupun sedikit jaga jarak dengan outlet itu karena kulihat mereka akan keluar
dari outlet itu. Dengan perlahan aku mengikuti mereka dan tentu saja tanpa
ingin ketahuan oleh mereka kalau ada seorang namja tampan yang sedang mengikuti
mereka.
Hyo Jin... aku pasti akan bertemu denganmu lagi
lain waktu... Ya, aku yakin aku akan bertemu denganmu lagi Hyo Jin... My
Misterious Queen...
--Eunhyuk pov end--
0 comments:
Posting Komentar