27 April 2012

Fanfiction "Piece of Memories" Part 1



Main Cast        :   Shin Hyo Jin
                           Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
                           Lee Dong Hae a.k.a Donghae
                           Song Yi Seul
                           Lee Jinki a.k.a Onew
Support Cast    :   Lee Taemin a.k.a Taemin
Genre               :   Romance, Sad,


--Shin Hyo Jin pov--
Naneun ne Hyo Jin, Shin Hyo Jin imnida. Aku dilahirkan pada 13 Mei 1996. Bagi kebanyakan orang angka 13 itu angka sial tapi kurasa itu tak berlaku padaku. Bukannya aku sombong atau apa, tapi selama ini aku belum menemukan kesialan yang menimpa diriku. Maksudku kesialan yang teramat sangat bagiku. Ngomong-ngomong soal sial, semua orang pasti pernah merasakannya termasuk aku.




Pernah suatu ketika saat aku akan pergi bersama dengan teman-teman SMPku dulu, hari itu kalau tidak salah aku mengenakan long navy jeans, sneakers merah high top, kaos hitam yang sengaja kudobel lagi dengan flanel merah, topi navy yang menutupi rambut dikepalaku dan tak lupa tas hitam kesayanganku. Saat itu aku sedang berjalan menuju halte bis, pagi tadi memang habis hujan jadi sepanjang jalan yang kulewati basah dan terdapat cukup banyak kubangan disisi jalan. Dengan tergesa-gesa aku berjalan menuju halte sambil endengarkan musik lewat ipod orangeku. Saat akan menyebrang kesisi jalan yang satunya hampir saja aku tertabrak motor. Aku akui itu memang salahku juga, menyebrang tanpa melihat ke arah belakangku aku main menyebrang saja. Tapi namja itu juga salah, sudah tahu akan ada yang menyebrang bukannya mengambil sisi jalan yang lain dia malah terus melajukan motornya. Kurang dari 5 cm lagi lututku hampir dicium ban depannya. Sontak saja aku kaget, lalu ia membuka helmnya dan berteriak-teriak karena marah padaku. Karena aku tak mau kalah aku juga ngomel-ngomel padanya.


"Enak saja aku yang salah..!!! Kau juga salah tahu..!!! Tak bisa sepihak saja kau menyalahkanku...!!!", ucapku ketus pada namja itu.
"Ya~ enak saja. Jelas-jelas kau datang menghampiri motorku kenapa kau malah menyalahkanku. Makanya kalau mau menyebrang tengok-tengok dulu. Dasar yeoja pabo..!!!", ucapnya sambil menoyol kepalaku.
"Mwo..?? Apa yang kau lakukan..?? Kasar sekali kau..!!! Ummaku saja tak pernah menoyol kepalaku seperti itu..!!!", ucapku sambil menendang kakinya.
"Aigoo~ sakittt....", rintihnya.
"Rasakan...!!!", ucapku sambil berlari menjauh darinya.

Sial..!!! Kenapa aku harus bertemu dengan namja kasar seperti dia hari ini... Merusak moodku saja... keluhku dalam hati.

Karena lelah berlari, akupun terhenti sejenak lalu melanjutkannya dengan berjalan santai. Kuarahkan pandanganku ke belakang. Sepertinya aku sudah berhasil menjauh darinya dan mungkin juga namja kasar itu tak searah denganku. Baguslah kalau begitu, aku bisa berjalan dengan santai sambil mendengar alunan melodi dari ipodku. Tanpa kuketahui siapa dan apa maksudnya, tiba-tiba saja aku terkena cipratan dari genangan disampingku. Dan parahnya lagi ternyata namja sialan itu yang melakukannya.

Geram dengan sikapnya, aku menghampirinya dan mencaci makinya. Setelah aku puas aku menampar salah satu pipinya.

Plaaakk...

"Kyaa~ apa yang kau lakukan yeoja pabo..?? Kasar sekali, ternyata bukan hanya pabo tapi kau juga kasar...", ucapnya sambil memegangi pipinya yang kutampar tadi.
"Harusnya kau minta maaf padaku. Lihatlah..!!!", ucapku sambil menunjukkan flanelku yang basah dan kotor akibat cipratan tadi.
"Ya~ itu kan salahmu sendiri.", ucap namja itu santai.
"Salah bagaimana maksudmu..?? Apa karena tadi..?? Picik sekali kau...", ucapku geram.
"Bukan hanya karena itu, tapi kau juga salah saat ini. Lihat, kau jalan bukan dipinggir jalan. Mana ada orang berjalan ditengah-tengah jalan. Kau itu benar-benar pabo...", ucapnya sambil tersenyum evil.

Semenjak kejadian itu jika kuhitung-hitung, hampir tiap bulan aku bertemu dengan namja tak tahu diri itu. Ya~ menyebalkan sekali. Tiap bertemu dengannya selalu saja ada kesialan yang menimpaku. Semua kesialan itu bukan datang dariku saja tapi dari namja tak tahu diri itu juga. Mulai dari hampir menabrakku, membasahi flanel serta merusak moodku pada hari itu, menjatuhkan dan menghancurkan catatan fisikaku, menginjak hasil print tugas sastraku yang saat itu sudah harus dikumpulkan sehingga aku harus mengeprint ulang. Belum lagi saat aku makan bersama dengan temanku, ia menyenggol gelas yang masih terisi penuh, alhasil jeansku basah kuyup seperti orang kebanjiran padahal cuaca sangat terang, Saat aku kembali dari mini market yang jaraknya hanya beberapa blok dari blok rumahku, dia menabrak barang belanjaanku. Hanya dalam hitungan detik telur-telur yang tadinya akan kugunakan untuk membuat cake hancur lebur ditabraknya, bukannya mengganti telur-telur itu dia hanya meminta maaf saja. Memang dasar namja tak tahu diri itu menyebalkan.

Tapi kini semenjak aku duduk di bangku SMA, aku sudah tak melihat ataupun berpapasan dengannya. Mungkin karena waktu sekolahku yang baru kembali kerumah disore hari. Syukurlah, setidaknya tak ada lagi yang akan merusak tugas-tugasku. Kalau sampai hal itu terjadi lagi, aku akan mencincangnya hingga bagian terkecil. Tak akan ada rasa ampun untuknya. Pelajaran di SMA jauh cukup sulit bagiku. Bukannya aku malas, tapi memang songsaenimnya saja yang cara mengajarnya seenaknya sendiri. Semua teman-teman sekelasku mengeluh dengan cara belajarnya. Jujur saja, diantara semua teman sekelasku aku yang mendapat nilai paling tinggi dipelajarannya. Makanya setiap ada waktu kosong saat jam pelajaran mereka selalu memintaku untuk mengulangi materi yang sudah disampaikan oleh songsaenim itu. Mau tak mau aku harus mengajari mereka. Kami masuk SMA bersama-sama, luluspun juga harus bersama-sama tapi tentunya dengan cara yang fair.

Sekarang aku sedang menunggu kedatangan temanku. Song Yi Seul, dia sudah janji akan menjemputku. Sepertinya ia akan mengajakku untuk shopping. Ya~ dia memang senang sekali berbelanja. Sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan bagi kedua kakiku.
--Shin Hyo Jin pov end--


--Song Yi Seul pov--
"Kajja Hyo Jin-ah... kenapa jalanmu lamban sekali..??".
"Iya.. iya... Ini sudah cepat Yi Seul-ah. Kau yang terlalu bersemangat hari ini.", ucapnya sambil menggerutu.

Tapi aku tak mempedulikannya, mataku sudah terbius oleh heels berwarna gold di outlet sebelah sana. Aku harus cepat jika tidak heels itu akan raib.

"Kajja... kenapa lama sekali. Nanti heelsku bisa raib Hyo Jin-ah..", kataku sambil menarik paksa lengan sahabatku agar menyamakan langkahnya denganku.

Di Outlet Mintz...

"Akhirnya....", kataku sambil meraih heels goldku.
"Hey Hyo Jin-ah, menurutmu bagaimana heels ini. Bagus tidak..??", tanyaku sambil menunjukkan heels yang kumaksud kehadapan wajahnya.
"Mwo..?? Kau mau heels ini..??", ucapnya kaget sambil memegangi heels gold yang kuinginkan.

Aku hanya mengangguk dengan semangat. Aku tahu pasti dia tidak suka karena belum genap 2 minggu aku sudah membeli heels lagi. Bagiku dia bukan hanya sekedar sahabat, tapi dia itu juga eonni, yeodongsaeng sekaligus penasihat keuanganku. Hahaha, mungkin terdengar begitu gila. Anak SMA memiliki penasihat keuangan dan parahnya lagi penasihat itu adalah sahabatku sendiri. Tak apalah setidaknya ada yang mengingatkanku untuk tak berbelanja lebih tiap bulannya.

"Bagaimana..??".
"Coba kau pakai", jawabnya sambil memberikan heels gold tadi.

Akupun mencobanya. Sangat cantik, desain dan bentuknya sangat cantik. Aku sangat menyukainya, sangat menyukainya.

"Hyo Jin-ah...", dengan setengah berteriak aku memanggilnya.

Ia berjalan menghampiriku. Menatapku dari ujung kaki hingga ujung rambut lalu kembali lagi hingga ke ujung kaki. Ya~ apa-apaan dia, kenapa malah menatapku seperti itu....

"Ya~ kenapa kau menatapku seperti itu Hyo Jin..?? Kau membuatku takut...", ucapku merinding.
"Nice heels...", jawabnya sambil tersenyum.
"Jadi....".
"Jadi apa..??", ucapnya tiba-tiba.
"Kau mengagetkanku saja Hyo Jin-ah. Maksudku, jadi.... aku bolehkan membeli heels ini..??? Jebaaaallll......", ucapku dengan mengeluarkan jurus puppy eyes.
"Tak perlu menunjukkan tatapan seperti itu padaku. Sekalipun kularang kau tak akan mendengarkannya Yi Seul-ah. Jadi, terserah kau saja.", ucapnya sambil duduk.

Aku berkeliling lagi. Aku juga ingin melihat Hyo Jin memakai heels dan dia juga harus memilikinya.

"Hyo Jin-ah cepat kesini....".
"Ada apa lagi..??", tanyanya begitu tiba disampingku.
"Ini, cobalah.", kataku sambil tersenyum dan menyerahkan heels berwarna silver.
"Mwo..??".
"Hey, kau harus mencobanya. Jika aku lihat ternyata cocok maka kau harus membelinya. Ayolah Hyo Jin-ah jangan selalu mengenakan sneakers. Tidak mungkin kau pergi ke pesta dengan sneakers itu. Ayo, cepat coba!!!", kataku sedikit membentak.
"Baiklah...".

Omona... betapa yeppeonya Hyo Jin-ah. Kenapa ia tidak berdandan saja, kalau seperti ini pasti akan banyak namja yang menyukainya... Aah tapi dasar Hyo Jin mana mungkin ia mau repot-repot berdandan kalau bepergian keluar. Aku ingin melihatnya berjalan sambil mengenakan heels itu...

“Hyo Jin-ah bisakah kau berjalan dari ujung sana hingga ketempatku berdiri sekarang..??”.
“Mwo..??”.
“Jeebaaaaaalll...?!!!!”.
“Ah ne. Permintaanmu kali ini ada-ada saja Yi Seul-ah...”.

Ia pun menuruti permintaanku. Ia sungguh-sungguh melakukannya. Omona~ dia memang benar-benar yeppeo. Aku sama sekali tak pernah melihatnya mengenakan heels, aku benar-benar dibuat takjub olehnya. Ia sangat lancar sekali berjalan dengan heels itu. Ia terlihat seperti sering sekali mengenakan heels. Langkahnya sangat rapi dan teratur, seperti sudah biasa mengenakan heels. Omona~.

“Kurasa kau harus memilikinya Hyo Jin.”, kataku sambil berjlana menuju kasir.
“Mwo..?? Untuk apa aku membeli heels ini..??”, ucapnya tak setuju.
“Kau pasti akan membutuhkannya Hyo Jin. Kau harus membelinya. Kau harus menuruti apa kataku hari ini. Arasseo..!!!!”, ucapku sedikit membentak.
“Ara…”, jawabnya dengan terpaksa.

Akhirnya aku berhasil membuatnya menuruti apa kataku….
--Song Yi Seul pov end--


--Eunhyuk pov--
“Ya~ kenapa hari ini sangat membosankan sekali. Mungkin aku harus berjalan-jalan keluar sebentar. Sepertinya sudah lama aku tak pergi ke Doota Mall. Ya, aku ke Dotta Mall saja barangkali aku bisa bertemu dengan teman-temanku.”, ucapku sambil bangkit dari tempat tidurku.

Akupun bersiap-siap, berganti pakaian. Dengan segera aku melajukan motor kesayanganku. Sesampainya di parkiran Dotta Mall, aku melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalamnya. Berkeliling-keliling berharap dapat menemukan sesuatu yang bisa menarik perhatianku. Saat melewati Outlet Mintz, pandanganku tertuju pada seorang yeoja yang berada di dalamnya yang entah sedang melakukan apa. Cukup lama aku terbuai karenanya. Dia begitu yeppeo bagiku. Samar-samar kudengar percakapan kedua yeoja itu.

"Mwo..??".
"Hey, kau harus mencobanya. Jika aku lihat ternyata cocok maka kau harus membelinya. Ayolah Hyo Jin-ah jangan selalu mengenakan sneakers. Tidak mungkin kau pergi ke pesta dengan sneakers itu. Ayo, cepat coba!!!", kata teman yeoja itu dengan sedikit membentak.
"Baiklah...".

“Hyo Jin-ah bisakah kau berjalan dari ujung sana hingga ketempatku berdiri sekarang..??”.
“Mwo..??”.
“Jeebaaaaaalll...?!!!!”.
“Ah ne. Permintaanmu kali ini ada-ada saja Yi Seul-ah...”.

Kyaa~ ternyata nama yeoja itu Hyo Jin. Ya, kurasa aku tak salah dengar. Namanya Hyo Jin. Aku akan mengingat nama itu.

“Kurasa kau harus memilikinya Hyo Jin-ah.”, kata temannya.
“Mwo..?? Untuk apa aku membeli heels ini..??”.

Suaranya terdengar seperti tak setuju dengan perkataan temannya itu. Wae...??? Bukankah yeoja yeppeo seperti dia biasanya memang selalu mengenakan wedges ataupun high heels. Ada apa dengannya...????

“Kau pasti akan membutuhkannya Hyo Jin. Kau harus membelinya. Kau harus menuruti apa kataku hari ini. Arasseo..!!!!”.
“Ara…”.

Kurasa ia tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan temannya itu. Akupun sedikit jaga jarak dengan outlet itu karena kulihat mereka akan keluar dari outlet itu. Dengan perlahan aku mengikuti mereka dan tentu saja tanpa ingin ketahuan oleh mereka kalau ada seorang namja tampan yang sedang mengikuti mereka.

Hyo Jin... aku pasti akan bertemu denganmu lagi lain waktu... Ya, aku yakin aku akan bertemu denganmu lagi Hyo Jin... My Misterious Queen...

--Eunhyuk pov end--

0 comments:

Posting Komentar